Jadi ahok mendingan jadi dirut tokh drpd jadi komut?

Kenapa dan apa bedanya dirut dan komut itu dalam menanggulangi korupsi dan 
memberantas mafia?

 

Nyinyir ahok nih yeah hehehehe

 

Heran ada apa gerangan sama ente ini ya koq nyinyir ahok dan Jokowi melulu!!!!

 

Pertama sudah pasti ente gak ngerti perbedaan antara dirut vs komut apalagi 
dihubung2kan dgn pemberantasan mafia migas, lalu kedua dgn sombongnya nyinyir 
ahok seakan2 ahok bagian dari mafia migas.

 

Ayo keluarkan bulu aslinya ente, jangan malu2. Gak ada satgas disini. Wong 
orang2 milis ini hanya orang tua2 yg gak lama lagi pikun hehehehe.

Ente yg masih muda dan seger koq energinya dibuang2 disini. Mendingan kasih 
tahu kami2 ini gimana ente bisa memberantas mafia migas di RI itu.

 

Ayo sana jangan malu2!!!!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Thursday, November 14, 2019 4:37 AM
To: GELORA45 <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: Re: [GELORA45] Ahok, Insinyur Geologi yang Jadi Calon Komisaris Utama 
Pertamina

 

  

Kalau betul Ahok cuma dijadikan komut berarti ini kemenangan lobi mafia migas. 
Dalam perang mafia mah jabatan setinggi itu cuma setingkat pembisik bagi sang 
godfather.





Kalau serius mau memerangi mafia migas mestinya Jokowi tidak pasang Ahok di 
posisi komut, melainkan dirut. Dengan begitu Ahok bisa bertindak bak caporegime 
memberesi rekanan-rekanan mafia migas di sekujur Pertamina. 

 

--- SADAR@... wrote:

  


Ahok, Insinyur Geologi yang Jadi Calon Komisaris Utama Pertamina


Reporter:  


Eko Wahyudi


Editor:  


Kodrat Setiawan


Kamis, 14 November 2019 07:00 WIB

  <https://statik.tempo.co/data/2019/08/26/id_867157/867157_720.jpg> Mantan 
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok tiba di Gedung DPRD DKI 
Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Ahok menghadiri acara pelantikan Anggota DPRD 
DKI Jakarta. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir 
dikabarkan bakal mengangkat Basuki Tjahaja Purnama alias  
<http://www.tempo.co/tag/ahok> Ahok sebagai calon Komisaris Utama PT Pertamina 
(Persero).  

Dua sumber di lingkup internal Kementerian BUMN membenarkan soal rencana 
pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Rencananya, Ahok resmi 
menjabat Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng pada akhir November 
ini.

Kabar bergabungnya Ahok ke salah satu BUMN merebak setelah bekas Gubernur DKI 
Jakarta itu datang memenuhi undangan Erick, Rabu pagi. Dalam pertemuan selama 
satu setengah jam itu, Ahok mengaku banyak berdiskusi dengan Erick seputar 
perusahaan BUMN.

Sebelum meninggalkan Kementerian, Ahok menuturkan diminta terlibat di salah 
satu perusahaan pelat merah. Ia pun menerima tawaran tersebut.  Namun, soal 
posisi yang akan ditempati, Ahok mengaku tidak tahu. "Jabatannya apa dan BUMN 
mana, saya tidak tahu, silakan tanya ke Pak Menteri," ucap Ahok.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan mantan Gubernur DKI Jakarta 
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bertemu Menteri BUMN Erick Tohir untuk 
membicarakan terkait mengisi kekosongan posisi di salah satu perusahaan BUMN.

ADVERTISEMENT

"Pak Ahok datang ke kementerian BUMN bertemu Pak Erick. Memang pak Erick dan 
Ahok bicara banyak mengenai BUMN," kata dia.

Mengutip laman ahok.org, Ahok lahir pada  29 Juni 1966 di Manggar, Belitung 
Timur pernah menikah dengan Veronica Tan dan telah dikaruniai  tiga orang anak. 
Namun kini Ahok telah berpisah dan menikah lagi pada 2019 dengan Puput Nastiti 
Devi mantan anggota Polisi Wanita (Polwan). 

Ahok mengenyam bangku Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di 
Jakarta. Dia tercatat sebagai  mahasiswa Fakultas Teknologi Mineral jurusan 
Teknik Geologi Universitas Trisakti. Ia menamatkan pendidikannya dan mendapat 
gelar Sarjana Teknik Geologi (Insinyur geologi) pada 1989.

Setelah itu, Ahok pulang kampung dan menetap di Belitung. Di kampungnya, dia 
mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan 
PT Timah.

Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, dia menyadari betul hal ini tidak 
akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki. Sebab, untuk menjadi 
pengelolaan mineral selain diperlukan modal, tapi juga dibutuhkan manajemen 
yang profesional.

Untuk itu dia memutuskan kuliah S-2 dengan bidang manajemen keuangan di Sekolah 
Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Dia pun akhirnya mendapat gelar 
Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM).

Dia pun diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, perusahaan di 
bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik sebagai staf direksi bidang 
analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin konsentrasi pekerjaan di 
Belitung, pada 1995 Basuki memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke 
kampung halamannya.

ADVERTISEMENT

Pada 1992 dia mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun 
pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada 1995. Dia berharap pabrik yang berlokasi di 
Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini 
dapat menjadi proyek percontohan mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, 
karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi 
Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur.

Selain karier bisnis, Ahok mempunyai riwayat politik yang panjang. Dia memulai 
kiprahnya dengan bergabung Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat 
itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004, dia mencalonkan diri sebagai 
anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota Dewan Anggota Perwakilan Daerah 
(DPRD) Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.

Setelah tujuh bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang 
mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur pada 
2005, dia terpilih  dengan mengantongi suara 37,13 persen.

Kemudian, pada 2009 Ahok mengikuti pemilu legislatif maju sebagai calon dari 
Partai Golkar. Meski awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar 
caleg (padahal di Babel hanya tersedia tiga kursi), ia berhasil mendapatkan 
suara terbanyak dan memperoleh kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berkat 
perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut menjadi suara terbanyak.

Pada 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari sepuluh 
tokoh yang mengubah Indonesia. Pada 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti 
Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang 
terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat 
Transparansi Indonesia. 

Selanjutnya, pada 2012 nama Ahok mencuat karena dipilih Joko Widodo (Jokowi) 
sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Demokrasi 
Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Gerindra. Setelah melalui dua tahap Pemilihan 
Umum Kepala Daerah (Pemilukada), akhirnya pasangan Jokowi-Ahok ditetapkan 
sebagai pemenang dan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 
periode 2012-2017  pada 15 Oktober 2012.

Setelah Jokowi terpilih menjadi RI I, secara otomatis Ahok pun memggantikan 
mantan Bupati Solo itu menjadi Gubernur DKI Jakarta pada November 2014 hingga 
sampai masa jabatannya sebagai orang nomor satu ibu kota di tahun 2017.

Kemudian ia maju ikut Pemilukada DKI Jakarta bersanding dengan calon wakil 
gubernur Djarot Saiful Hidayat  dari kader Partai PDI-P. Namun usahanya kandas 
melawan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang berhasil menduduki kursi 
DKI 1 dan 2 pada 2017.

ADVERTISEMENT

Pada Mei 2017, Ahok terganjal kasus penistaan agama terkait pidatonya di 
Kepulauan Seribu pada September 2016. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta 
Utara  memvonisnya  dengan hukuman 2 tahun penjara, dan ia bisa menghirup udara 
kebebasan pada 24 Januari 2019.  Setelah dua hari  
<https://bisnis.tempo.co/read/1271915/bakal-jadi-bos-bumn-ahok-disebut-salah-satu-putra-terbaik-bangsa>
 Ahok bebas dari penjara. Ahok pun resmi bergabung dengan PDIP.

EKO WAHYUDI l CAESAR AKBAR I BUDIARTI UTAMI PUTRI | VINDRY FLORENTIN | EGI 
ADYATAMA | LANI DIANA | ANTARA

 



Kirim email ke