Hebat! Staf khusus presiden yang muda-muda itu mengaku berhasil merumuskan 
Pancasila yang berkonsep "kekinian".
Ditanya seperti apa Pancasila yang "kekinian" itu, jawabnya nanti Jokowi 
sendiri yang akan umumkan. Ya sudah, kita tunggu saja. Lalu masyarakat pun 
bertanya, apa stafsus presiden mengambilalih tugas BPIP? 
Nah, mestinya sih tinggal jawab saja 'Ya' atau 'Tidak', berikut masing-masing 
penjelasannya. Tidak perlu berprasangka buruk dan membeberkan isi kepalanya 
yang kental kubu-kubuan. 


Kasihan, masih muda-muda sudah pinter berkelit dengan bicara kubu-kubuan. 
Padahal ngakunya mengurus Pancasila.
-

Minggu 01 Desember 2019, 10:34 WIB

'Kubu Sebelah Megap2' Jadi Kontroversi, Stafsus Presiden Billy Minta Maaf

Idham Kholid - detikNews
Jakarta - Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar jadi sorotan karena frase 'kubu 
sebelah' dalam kicauannya. Billy meminta maaf atas kicauan yang telah dihapus 
itu.

"Assalamu'alaikum dan salam sejahtera untuk kita semua. Saya pertama memohon 
maaf atas kesalahpahaman yang muncul karena salah 1 cuitan saya yang 
menggunakan kata yang menimbulkan multitafsir, yaitu kata: 'Kubu'," kata Billy 
kepada detikcom, Minggu (1/12/2019).

Billy mengatakan tak bermaksud tendensius ke kelompok masyarakat mana pun. Dia 
juga telah menghapus tweet tersebut.

"Saya dengan ini memohon untuk dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya karena 
kesalahpahaman tersebut," ujarnya.

Billy kemudian menjelaskan dia terlahir dari keluarga dengan perpaduan dua suku 
dan agama. Ayahnya adalah orang asli Papua dan beragama Nasrani dari wilayah 
adat Saireri, sementara ibunya berasal dari Surabaya, dengan latar belakang 
keluarga muslim.

"Kakak saya (almarhum) yang sulung bernama Yoppi Mambrasar muslim, menjalankan 
ibadah dengan taat dan sungguh-sungguh. Beliau telah meninggal dan dikuburkan 
secara muslim. Sepupu-sepupu dari keluarga besar Ibu dari Jawa Timur beragama 
muslim dan sepupu-sepupu dari keluarga besar Ayah beragama Nasrani," urainya.

Dia menuturkan, ketika Idul Fitri, dia mendapat banyak hadiah dari keluarga 
ibunya karena terlahir dari keluarga miskin. Perhatian yang sama juga 
didapatnya dari keluarga besar dari Papua saat Natal dan Tahun Baru.

"Dari kecil saya diajari indahnya perdamaian dan saling sayang yang diajarkan 
Islam dan rasa kasih dari Kristen. Saya menyaksikan keindahan dari hidup di 
Indonesia di tengah-tengah keluarga kami. Itulah sebabnya, tidak pernah sekali 
pun saya menyatakan hal-hal berbau kebencian dan kecurigaan," tutur Billy.

"Adapun saya mengakui bahwa sebagai pejabat publik saya bertanggung jawab untuk 
bekerja bagi seluruh masyarakat Indonesia. Mohon dukungannya agar saya bekerja 
secara amanah, objektif, dan jujur untuk seluruh bangsa Indonesia, apa pun 
agamanya dan sukunya. Mohon doanya dan maafkan kekhilafan saya," pungkas Billy 
yang menambahkan hashtag #StafsusRasaBuzzeRp di tweet-nya.

(tor/tor)

Kirim email ke