-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>




https://news.detik.com/kolom/d-4885418/raja-raja-di-era-demokrasi?tag_from=wp_cb_kolom_list

Kolom

Raja-Raja di Era Demokrasi

Achmad Saeful - detikNews
Selasa, 04 Feb 2020 16:00 WIB
0 komentar
SHARE URL telah disalin
Raja di era demokasi
Raja di era demokasi
Jakarta -

Baru-baru ini Indonesia dihebohkan dengan kemunculan beberapa kerajaan, mulai 
dari Keraton Agung Sejagat, Sunda Empire sampai pada King of The King. Uniknya 
kerajaan-kerajaan ini memiliki klaim yang dapat dianggap "luar biasa". Keraton 
Agung Sejagat mengklaim sebagai kerajaan yang menguasai seluruh negara di 
dunia. Bahkan, keraton ini menegaskan Pentagon di Amerika Serikat merupakan 
bagian dari Dewan Keamanan Keraton Agung Sejagat. Begitu pun dengan PBB yang 
dianggap sebagai parlemen keraton.

Sunda Empire memiliki klaim yang tidak kalah. Kekaisaran Sunda ini mengklaim 
bahwa wilayah Nusantara tidak sekadar Indonesia saja, melainkan mencakup 54 
negara yang terbentang dari Australia hingga Korea. Bagi kekaisaran ini 
Pentagon dan PBB lahir di kota Bandung, dan mengklaim bahwa Jack Ma dan Bill 
Gates adalah bagian dari kekaisaran Sunda Empire. Di sisi lain, kekaisaran ini 
pun mengklaim dapat menyelamatkan bumi dan menghentikan perang nuklir 
antarnegara.

King of The King yang belakangan muncul di Tangerang mengklaim mampu melunasi 
utang-utang negara, karena memiliki dana sebesar Rp 60 ribu triliun. Semua 
klaim yang disampaikan oleh kerajaan-kerajaan tersebut sangat menghadirkan 
harapan yang memesona. Harapan yang sepertinya dapat membawa para pengikutnya 
hidup dalam kejayaan dan kebahagiaan, meskipun sejatinya hanya sekadar utopia.

Demokrasi dan Harapan

Demokrasi sejatinya memberikan harapan bagi banyak orang (rakyat) untuk hidup 
bahagia. Kebahagiaan dapat lahir manakala rakyat berada dalam kondisi 
sejahtera. Negara yang menganut sistem demokrasi tidak boleh abai kepada 
kesejahteraan rakyat. Dalam demokrasi kesejahteraan rakyat menjadi sesuatu yang 
utama. Jika kesejahteraan ini tidak mampu diwujudkan oleh negara pasti akan 
melahirkan perlawanan dari rakyat.

Bentuk perlawanan itu bisa bermacam-macam, mulai dari demonstrasi sampai pada 
berbagai tindakan lainnya. Boleh jadi lahirnya raja-raja dalam sistem demokrasi 
disebabkan dari anggapan ketidakmampuan negara dalam mensejahterakan seluruh 
rakyatnya. Meskipun kelahiran raja-raja saat ini menuai polemik dan banyak 
mendapatkan cibiran.

Tetapi, setidaknya hal ini dapat dijadikan pelajaran berharga bagi para 
pemimpin bangsa untuk melakukan introspeksi atas bentuk perhatian yang 
diberikan kepada rakyat. Apakah bentuk perhatian itu sudah mampu membuat rakyat 
sejahtera atau justru sebaliknya? Yang jelas, ketika ada sebuah gerakan dalam 
bentuk apapun, termasuk kehadiran berbagai kerajaan saat ini, menunjukkan jika 
terdapat masalah dalam kehidupan bangsa ini.

Demokrasi yang menjadi sistem pemerintahan bangsa sejatinya adalah kunci dalam 
mengatasi permasalahan tersebut, terutama terkait dengan kondisi kesejahteraan 
rakyat. Kesejahteraan dapat terjadi manakala rakyat bisa hidup dalam kondisi 
ekonomi yang baik. Sebuah kondisi yang hanya dapat diciptakan oleh para 
pemegang amanah rakyat.

Para pemegang amanah patut sadar bahwa mereka dipilih karena terdapat harapan 
dari rakyat akan perbaikan kondisi hidupnya dan yang paling utama dibutuhkan 
adalah membebaskan mereka dari cengkeraman ekonomi yang menyusahkan menuju pada 
kesejahteraan.

Yang dibutuhkan saat ini oleh rakyat adalah aktualisasi dari janji yang pernah 
disampaikan. Ketika janji itu belum sepenuhnya dirasakan oleh rakyat, maka 
menjadi wajar jika rakyat pada akhirnya memilih untuk mengikuti 
kelompok-kelompok yang dapat memberikan harapan akan kehidupan mereka pada yang 
lebih baik. Kondisi ini yang sejatinya memberi peluang bagi munculnya para 
raja-raja di era demokrasi saat ini.

Terlebih janji dan klaim yang dihadirkan oleh raja-raja saat ini membuat banyak 
orang terpukau. Pukauan-pukauan itu menjadikan sebagian orang tertarik untuk 
turut andil menjadi bagian dan pengikut dari kerajaan-kerajaan tersebut, 
meskipun sekedar bersifat halusinasi.

Memperbaiki Citra Demokrasi

Kehadiran para raja dalam kehidupan berbangsa saat ini dengan berbagai klaim 
yang dimilikinya tentu menjadi sesuatu yang sulit dibenarkan. Karena kehadiran 
para raja tersebut dapat mengikis kesatuan masyarakat bangsa.

Kerajaan yang hadir saat ini tentu tidak mungkin tanpa pengikut. Para pengikut 
itu tentu akan melakukan berbagai gerakan untuk mencari pengikut lainnya dengan 
jumlah sebanyak-banyaknya. Ketika pengikutnya bertambah banyak, maka akan 
semakin kuat kondisi para kerajaan tersebut. Jika dibiarkan hal ini tentu dapat 
mencederai demokrasi sebagai sistem yang dianut oleh bangsa.

Meskipun saat ini negara telah melakukan proses secara hukum kepada para 
pemimpin kerajaan ini, bukan tidak mungkin hal serupa dapat muncul kembali. 
Agar kondisi ini tidak terulang, pemerintah perlu memperbaiki citra demokrasi.

Selama ini demokrasi sering dicitrakan sebagai sistem yang berpihak kepada 
rakyat. Para pejabat negara yang ada dalam sistem ini sangat mengedepankan 
kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya. Namun, kenyataannya kondisi 
ini belum berbanding lurus dengan keadaan rakyat. Sampai saat ini masih banyak 
ditemukan kondisi rakyat yang hidup secara memprihatinkan, mulai dari kondisi 
minimnya kesejahteraan sampai pada kemiskinan.

Citra demokrasi dapat menjadi baik kembali jika para pemegang amanah yang telah 
dipercaya oleh rakyat benar-benar memprioritaskan kebaikan bersama bagi seluruh 
rakyat Indonesia, tanpa ada perlakuan yang berbeda. Setiap warga negara yang 
hidup dalam sistem ini patut dijamin kehidupan dan kesejahteraannya. Sehingga 
sistem ini benar-benar memberikan sesuatu yang bersifat pasti, bukan sekadar 
harapan semu.

Apabila para pemangku jabatan di negeri ini tidak dapat melakukannya, tentu 
akan membuka jalan bagi munculnya raja-raja baru dengan berbagai harapan dan 
janji yang diberikan kepada rakyat. Untuk menghilangkan hal tersebut, para 
pemegang amanah rakyat patut berusaha semaksimal mungkin mewujudkan 
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Demokrasi sangat erat dengan kesejahteraan rakyat. Jika negara yang menganut 
sistem ini tidak mampu melakukannya, itu menunjukkan terdapat kekeliruan yang 
dilakukan dalam pengelolaan terhadap negara. Semoga para pemegang amanah bangsa 
saat ini dapat memperbaiki kondisi kehidupan rakyat dan citra demokrasi.

Achmad Beby Saeful dosen pada STAI Binamadani, Tangerang

(mmu/mmu)







Kirim email ke