-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1322606/lupa-izin-kemendag-rencana-bulog-ekspor-beras-ke-arab-saudi-tertunda



Lupa izin Kemendag, rencana Bulog ekspor beras ke Arab Saudi tertunda

Kamis, 27 Februari 2020 15:47 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat ditemui di Gudang Bulog Kelapa 
Gading Jakarta, Kamis (27/2/2020). ANTARA/Mentari Dwi Gayati/pri.
Pikiran saya ekspor ya tinggal ekspor saja. Rupanya, lupa saya kalau ada 
Menteri Perdagangan...
Jakarta (ANTARA) - Rencana ekspor beras renceng sebanyak 100 ton ke Arab Saudi 
oleh Perum Bulog yang seharusnya dilakukan pada Kamis ini harus tertunda karena 
proses administrasi yang belum selesai.

"Rencananya hari ini, tetapi saya harus undur karena ada beberapa administrasi 
yang kurang. Ternyata ekspor itu tidak mudah karena harus ada prosedur," kata 
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat ditemui di Gudang Bulog Kelapa 
Gading, Jakarta, Kamis.

Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menjelaskan permintaan ekspor beras untuk 
memenuhi kebutuhan di Arab Saudi ini tentu saja disambut baik oleh BUMN pangan 
tersebut. Namun Buwas mengaku lupa untuk mengurus prosedur eksportasi ke 
Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Oleh karena itu, ia pun meminta agar Kemendag dapat membantu memberikan izin 
ekspor beras renceng itu mengingat pengusaha importir dari Arab Saudi meminta 
pengiriman beras dilakukan secepatnya.

"Pikiran saya ekspor ya tinggal ekspor saja. Rupanya, lupa saya kalau ada 
Menteri Perdagangan, karena itu kan kewenangannya Kementerian Perdagangan, ya 
wajar. Jadi sekarang saya minta bantuan, karena Arab Saudi minta segera," kata 
Budi Waseso yang juga Mantan Kepala BNN tersebut, sambil tertawa.

Baca juga: Bulog ekspor beras renceng ke Arab Saudi pekan depan

Ada pun pengiriman tahap awal dilakukan sebesar 100 ton. Namun, ada penambahan 
permintaan jumlah beras dari Arab Saudi hingga 10.000 ton. Impor beras yang 
dilakukan pihak Arab Saudi ini bertujuan memenuhi kebutuhan para Warga Negara 
Indonesia (WNI) yang tinggal di negara tersebut, baik bekerja, maupun 
melaksanakan ibadah umrah.

Beras renceng kemasan 250 gram tersebut dijual dengan harga Rp15.000 per 
kilogram. Umumnya, WNI tidak terlalu menyukai jenis beras yang biasa dikonsumsi 
di Arab Saudi.

"TKI di sana banyak juga. Banyak keluhan dari masyarakat kita yang ada di sana, 
mereka tidak suka karena beras yang di sana bentuknya panjang-panjang. 
Masyarakat kita di sana kangen dengan beras aslinya. Di sana enggak ada. Nah, 
sekarang direspon sama Pemerintah Arab Saudi," kata Budi Waseso.

Budi Waseso menambahkan ekspor beras ke Arab Saudi itu tidak hanya berhenti 
pada jenis beras renceng saja, melainkan juga pada beras kemasan 5 kilogram dan 
10 kilogram pada tahap selanjutnya.

Baca juga: Kementan pererat kerja sama dengan Arab Saudi untuk ekspor beras

Baca juga: Peneliti: ekspor 500.000 ton beras positif bagi usaha penggilingan

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2020






  • [GELORA45] Lupa izin Kemenda... 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]

Kirim email ke