Politik
NAAH...! Cara China Memerangi Wabah Penyakit, Yang Tak Mampu
Dilakukan Amerika
* Cetak
<http://bergelora.com/nasional/politik-indonesia/13009-naah-cara-china-memerangi-wabah-penyakit-yang-tak-mampu-dilakukan-amerika.html?tmpl=component&print=1&page=>
* Email
<http://bergelora.com/component/mailto/?tmpl=component&template=sj_financial&link=5179a154358ffeb89641d61f888fb20766bc6f5f>
Jumat, 21 Februari 2020
Dilihat: 177
http://bergelora.com/nasional/politik-indonesia/13009-naah-cara-china-memerangi-wabah-penyakit-yang-tak-mampu-dilakukan-amerika.html
Dua orang pasien yang sembuh Corona di Wuhan, HUbai, China beberapa
waktu lalu. (Ist)
JAKARTA - Emergency global karena virus Corona telah melumpuhkan
perekonomian dunia. China masih terus berusaha untuk bisa memerangi dan
menahan penyebaran wabah Corona,-- bukan hanya untuk menyelamatkan
rakyatnya, tapi seluruh dunia.
China menunjukkan kepada dunia apa yang diperlukan untuk memerangi wabah
virus baru yang sangat menular. Hal ini diungkap sebuah artikel yang
diterbitkan pada 11 Februari di situs Workers World Party yang berbasis
di Amerika Serikat
Sebuah situs mengatakan langkah-langkah yang diambil menegaskan kembali
karakter sosialis yang menjadi dasar negara itu. Sara Flounders,
seorang penulis politik AS, dalam artikelnya itu menerangkan, dalam
krisis atau keadaan darurat, kesejahteraan rakyat datang sebelum
keuntungan kapitalis, katanya dalam situs yang dikutip China Daily.
"Langkah-langkah semacam itu tidak pernah terjadi di negara-negara
kapitalis."
Artikel tersebut mengutip bagaimana para pekerja China membangun Rumah
Sakit Huoshenshan dengan 1.000 tempat tidur di kota Wuhan, provinsi
Hubei, dalam 10 hari. Harian China Daily memuatnya
dalamhttps://www.chinadaily.com.cn/a/202002/21/WS5e4f30e6a31012821727930c.html
Dikatakan China memberlakukan karantina pada 35 juta orang di kota
Wuhan dan provinsi Hubei, dan sekarang jauh lebih luas lagi.
"Hal Ini bertujuan membatasi semua interaksi sosial yang tidak perlu
sampai lebih banyak diketahui tentang virus Corona tersebut," katanya.
Menurut artikel itu, perayaan Tahun Baru Imlek dibatalkan secara
nasional, dan sekolah, pabrik dan tempat kerja sengaja diberi tambahan
libur selama seminggu untuk menahan penularan. Masyarakat diminta untuk
mengkarantina diri dengan tidak keluar rumah untuk membatasi interaksi
sosial. Hanya pengiriman makanan dan layanan penting lainnya yang
dilanjutkan secara nasional dan terpimpin, katanya.
Flounder mengatakan, China telah melakukan segala upaya untuk
mempelajari dan berbagi genom virus dengan dunia, seberapa menularnya,
gejalanya, organ apa yang diserang, tingkat kematian, dan perawatan atau
kombinasi perawatan apa yang paling berhasil.
Di seluruh dunia, influenza menyebabkan hingga 5 juta kasus penyakit
parah setiap tahun, menewaskan hingga 650.000 orang, menurut Organisasi
Kesehatan Dunia, WHO. Memang, beberapa virus baru dan lebih berbahaya
daripada yang lain belum bisa dikendalikan karena belum ada vaksinnya.
Artikel itu mengatakan virus flu babi H1N1, yang dimulai di AS pada 2009
dan menyebar ke seluruh dunia, menginfeksi lebih dari 1,63 juta orang
dan menyebabkan 284.500 kematian, dengan tingkat kematian 17,4 persen.
Saat itu, tidak ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah AS untuk
memperlambat penyebaran flu yang sangat berbahaya ini, yang secara
khusus menargetkan kaum muda, katanya.
Flounder mengatakan upaya besar-besaran China dalam wabah koronavirus
saat ini, bagaimanapun, telah membatasi tingkat kematian sejauh ini
menjadi sekitar 2,1 persen - lebih rendah dari biasanya untuk penyakit
baru. Pada 1 Februari, jumlah orang yang sembuh di China melebihi
kematian, menunjukkan bahwa epidemi dapat dikendalikan. "Tapi saat itu
belum dikontrol, dan kerja keras terus berlanjut, termasuk membangun
solidaritas dengan Wuhan."
"Setiap hari tim medis baru dari berbagai provinsi berangkat ke Wuhan
dan seluruh provinsi Hubei," katanya.
"Sistem pendukung satu persatu telah didirikan di 19 provinsi dan kota
untuk membantu kota-kota di Hubei memerangi epidemi," kata artikel itu,
menambahkan bahwa diagnosis yang lebih cepat dan rencana perawatan
sedang diuji secara agresif dan segera disebarluaskan ke seluruh dunia.
"Beda dengan AS yang tidak akan menghabiskan dana pemerintah dalam
persiapan untuk krisis kesehatan yang akan datang atau bencana alam,"
katanya.
Sejauh musim dingin ini, virus flu telah membuat 22 juta orang sakit di
AS, dengan 210.000 dirawat di rumah sakit dan 12.000 kematian, menurut
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
CDC mengatakan bahwa 20 persen orang di AS menderita flu setiap musim
dingin. Di musim yang buruk, seperti di 2017-18, flu menewaskan lebih
dari 60.000.
China membangun dua rumah sakit besar dalam 10 hari, kata artikel itu.
"Ini telah memobilisasi ribuan petugas kesehatan. Bagaimana caranya?
Melalui perencanaan sosialis dan kepemimpinan yang kohesif dari Partai
Komunis China," katanya.
Flounder mengatakan ribuan sukarelawan medis telah memenuhi panggilan
pemerintah untuk membantu di Wuhan. Transit massal ditutup untuk
mengurangi penularan. Tapi regu taksi gratis beroperasi untuk mereka
yang membutuhkan perawatan kesehatan atau berbelanja, katanya.
"Makanan mudah didapat dan dikirim dengan cepat. Buah-buahan dan sayuran
segar dikirim. Tidak ada orang yang putus asa membobol toko untuk
mencari makanan."
"Alih-alih menghabiskan miliaran untuk meningkatkan perawatan kesehatan
atau infrastruktur dasar, Washington mencurahkan uang pada pangkalan
militer untuk mengelilingi China dan senjata baru untuk mengancam
dunia," katanya. (Web Warouw)