Chan sudah senang. Diartikannya Duterte bela China.Padahal Duterte sama Trump cuma dorong2an sapa yg berdiri di depan buat tameng. Sent from my Verizon, Samsung Galaxy smartphone -------- Original message --------From: "ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> Date: 3/8/20 4:17 AM (GMT-08:00) To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: Re: [GELORA45] Presiden Duterte Tak Mau Filipina Jadi Umpan Amer
Judul yang menyenangkan. Tapi tidak salah juga untuk membaca isinya. Kutipan:Duterte mengatakan Amerika Serikat harusnya membawa sendiri pesawat-pesawat tempurnya ke Laut Cina Selatan, menjadi pihak pertama yang melepaskan tembakan dan Filipina akan berada di belakang negara itu."Silakan perang, Anda ingin masalah kan? Ok, mari kita lakukan itu. Cina tidak seharusnya membangun pulau-pulau buatan di laut. Ini jelas melanggar hukum internasional dan faktanya Cina membangunnya di zona ekonomi eksklusif Filipina." --- Saya kira sampai tahun 2020 sekarang dst. sikap Duterte tetap sama. Sebab, memang seperti itulah umumnya sikap masyarakat ASEAN yang sejak terbentuknya dijadikan proksi nekolim. Sekalipun begitu hingga datangnya krisis moneter tahun 1996 ASEAN boleh berbangga sebagai kawasan damai..--- SADAR@... wrote:Presiden Duterte Tak Mau Filipina Jadi Umpan Amerika Serikat Reporter: Non Koresponden Editor: Suci Sekarwati Rabu, 10 Juli 2019 09:23 WIB https://dunia.tempo.co/read/1222974/presiden-duterte-tak-mau-filipina-jadi-umpan-amerika-serikat Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/asiaone.com TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menuding Amerika Serikat telah menjadikan sekutu-sekutunya sebagai umpan untuk Beijing. Sindiran itu dilontarkan terkait sengketa Laut Cina Selatan antara Cina - Filipina. "Kalau Washington ingin Filipina memerangi Cina, maka militer Amerika Serikat harus datang duluan dan lebih dulu melepaskan tembakan. Selalu ada momen Amerika Serika menekan kami, menyemangati kami, membuat kami menjadi umpan mereka. Menurut Anda masyarakat Filipina ini cacing tanah?, " kata Presiden Duterte, dalam sebuah pidatonya di Provinsi Leyte, Filipina, Jumat, 5 Juli 2019, namun baru diketahui media dua hari kemudian. Baca juga:Duterte Menolak Investigasi Internasional Soal Perang Narkoba ICYMI@ICYMIvideo If America shoots at #China first, President of the #Philippines #RodrigoDuterte says he will shoot next... so watch this space! .. .. ..#SouthChinaSea #Duterte #Trump #POTUS #WW3 #Philippines #China #war 84 1:00 AM - Jul 9, 2019 Twitter Ads info and privacy 86 people are talking about this Baca juga:Rodrigo Duterte Mengaku Takut Karma dan Percaya Tuhan Dikutip dari rt.com, Rabu, 10 Juli, Duterte mengatakan Amerika Serikat harusnya membawa sendiri pesawat-pesawat tempurnya ke Laut Cina Selatan, menjadi pihak pertama yang melepaskan tembakan dan Filipina akan berada di belakang negara itu. Manila saat ini merasa seperti sandwich setelah Amerika Serikat menuntut negara itu agar bersikap lebih tegas pada Beijing yang memperluas wilayah lautnya di Laut Cina Selatan, khususnya di pulau-pulau yang diklaim milik Filipina. "Silakan perang, Anda ingin masalah kan? Ok, mari kita lakukan itu. Cina tidak seharusnya membangun pulau-pulau buatan di laut. Ini jelas melanggar hukum internasional dan faktanya Cina membangunnya di zona ekonomi eksklusif Filipina. Mereka (Amerika Serikat) membiarkan Cina melakukan pembangunan di sana. Semua persenjataan sudah ada disana, rudal pun sudah diisi," kata Duterte. ADVERTISEMENT Sebelumnya pada Juni lalu, sebuah perahu nelayan Filipina ditabrak oleh sebuah kapal asal Cina hingga tenggelam. Sebanyak 22 awak kapal dibiarkan berjuang sendiri menyelamatkan diri. Kejadian ini disebut militer Filipina sebagai tabrak lari di wilayah laut. Para awak kapal itu semuanya diselamatkan oleh sebuah kapal dari Vietnam. Presiden Duterte menganggap insiden itu sebagai kecelakaan kecil di laut dan menyerukan agar militer Filipina menahan diri dari Beijing. Duterte menolak untuk memperburuk situasi karena dia menyadari pihakya tak akan pernah menang dalam pertempuran melawan Cina.