https://tirto.id/ke-mana-pun-btp-pergi-bayang-bayang-lawannya-selalu-mengejar-eDsF


Ke Mana pun BTP Pergi, Bayang-bayang

Lawannya Selalu Mengejar


Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (tengah) didampingi Dirut
Nicke Widyawati (kanan) dan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman, berjalan
meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan usai menemui Presiden Joko Widodo
di Jakarta, Senin (9/12/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama.


Oleh: Andrian Pratama Taher - 8 Maret 2020 Dibaca Normal 1 menit


"Hidup gue ditolak mulu, kata Ahok. Dan dia lagi-lagi ditolak saat
disebut-sebut jadi kandidat CEO ibu kota baru.


tirto.id - Pembahasan ibu kota baru kembali menghangat setelah Presiden
Joko Widodo mengumumkan nama-nama orang yang akan menjadi kepala
daerahnya--Jokowi menyebutnya "CEO ibu kota baru." "Kandidatnya ada banyak,
kata Jokowi Senin 2 Maret lalu. Salah satunya adalah "Pak Ahok."


Ahok, atau Basuki Tjahaja Purnama atau BTP, adalah sejawat Jokowi di Balai
Kota DKI pada 2012 sampai 2014 lalu. Saat Jokowi maju di Pilpres 2014,
Ahoklah yang akhirnya menggantikannya sebagai Gubernur DKI. Ahok lantas
dipenjara karena dianggap menistakan agama. Kini dia sudah keluar dan
menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).


Efek dari kasus penistaan agama itu ternyata masih terasa sampai sekarang.
Ahok ternyata masih dimusuhi dan dianggap tak layak untuk menjabat posisi
apa pun oleh orang-orang yang dulu menolaknya menjabat Gubernur DKI untuk
periode kedua dan mendesak pengadilan memenjarakannya, termasuk untuk
menjadi kepala ibu kota baru yang terletak di pulau Kalimantan itu.


Salah satu musuh lama Ahok yang kembali menolaknya, kini untuk jadi CEO ibu
kota baru, adalah Persaudaraan Alumni 212 (PA 212). PA 212 adalah kelompok
yang paling getol ingin Ahok dipenjara dulu. Mereka juga pernah menolak
ketika Ahok disebut-sebut akan jadi salah satu bos BUMN.


Koordinator Media PA 212 Novel Bamukmin mengatakan, "baru bakal calon saja
sudah buat gaduh, apalagi sampai ditunjuk." "Sepertinya sudah tidak ada
lagi putra putri terbaik bangsa ini," tambahnya.


Baca juga: *BTP Diadang Musuh-Musuh Lamanya Sebelum Duduki Kursi Bos BUMN*


Kritik juga disampaikan oleh PKS, partai yang pada Pilkada DKI lalu
mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno, lawan Ahok-Djarot Saiful Hidayat.


Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, "enggak baik kalau pak Jokowi
terkesan menganakemaskan Pak Ahok." Menurutnya yang jauh lebih baik adalah
mekanisme 'beauty contest'--sejumlah kandidat dites, dan yang ditunjuk
adalah yang paling kompeten.


Ia juga mengkritik langkah Jokowi yang mengumumkan kandidat kepala ibu kota
baru, sementara dasar hukumnya saja belum disetujui DPR.


Damai Hari Lubus dari Mujahid 212 juga menyatakan "menolak keras Ahok."
Dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Damai mengatakan
"Ahok jelas pribadi yang rawan karena faktor trust yang banyak melilit
dirinya." Ahok juga dianggap tak pantas karena dia merupakan eks
narapidana.


Akan Terus Ditolak dan Selalu Punya Lawan


Peneliti dari Populi Center Usep S. Ahyar menjelaskan mengapa Ahok akan
selalu punya musuh politik. Menurutnya ini juga terkait dengan kepentingan
orang-orang yang menolaknya itu. "Pak Ahok itu juga pesona yang masih bisa
dipakai untuk dijadikan isu," kata Usep kepada reporter Tirto, Sabtu
(7/3/2020) kemarin.


Situasi politik sudah berubah setelah Pemilu 2019. Partai-partai--termasuk
oposisi--relatif sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tapi sebagian
kelompok lain seperti para penolak Ahok ini tidak karena mereka bukan
partai. Mereka tetap ada di luar kekuasaan dan lama kelamaan dilupakan
publik. Oleh karena itu, kata Usep, kelompok ini perlu menciptakan
momentum.


"Yang bisa digunakan secara instan," katanya, jelas menyerang Ahok. "Karena
memori masyarakat yang ingat masih soal penistaan agama, soal politik 212.
Itu jadi panggung yang renyah," kata Usep.


*Baca jug*a: *Adakah Kaitan antara Penolakan Ahok dan Radikalisme di BUMN? *


Alasan inilah yang juga dapat menjelaskan kenapa kelompok seperti PA 212
terus menggelar demonstrasi pemberantasan korupsi Februari lalu.


Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah
mengatakan hal serupa, bahwa "musuh politik BTP adalah simpatisan gerakan
212." Meski 212 tidak sekuat sebelum Prabowo Subianto merapat ke Jokowi,
Dedi mengatakan, "BTP perlu berkaca, termasuk Presiden, untuk tidak
memancing sentimen 212 karena faktor agama yang pernah disinggung BTP jelas
sulit dihapus dari ingatan publik."


Penolakan-penolakan ini nampaknya hanya akan dianggap angin lalu oleh Ahok.
Itulah yang dia lakukan saat menanggapi orang-orang yang menolaknya jadi
Komut Pertamina. "Hidup gue ditolak mulu," katanya November lalu. "Hidup
ini ya enggak ada bisa yang setuju 100 persen. Tuhan saja ada yang
menentang kok." Baca juga artikel terkait AHOK CEO IBU KOTA BARU atau
tulisan menarik lainnya Andrian Pratama Taher (tirto.id - Politik)
Reporter: Andrian Pratama Taher Penulis: Andrian Pratama Taher Editor: Rio
Apinino

Baca selengkapnya di artikel "Ke Mana pun BTP Pergi, Bayang-bayang Lawannya
Selalu Mengejar", https://tirto.id/eDsF

Kirim email ke