https://www.jawapos.com/nasional/politik/11/03/2020/ketua-mpr-apresiasi-permintaan-maaf-raja-belanda/


*Ketua MPR Apresiasi Permintaan Maaf Raja Belanda*

POLITIK <https://www.jawapos.com/nasional/politik/>

11 Maret 2020, 17:24:51 WIB

[image: Ketua MPR Apresiasi Permintaan Maaf Raja Belanda]*Ketua MPR RI
Bambang Soesatyo menyambut baik permintaan maaf yang disampaikan Raja
Belanda Willem Alexander atas berbagai kekerasan yang dilakukan Belanda
pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. (dok MPR)*


*JawaPos.com* – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyambut baik permintaan
maaf yang disampaikan Raja Belanda Willem Alexander atas berbagai kekerasan
yang dilakukan Belanda pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17
Agustus 1945.

Sejarah mencatat berbagai kekerasan Kerajaan Belanda yang terjadi, seperti
agresi militer di Jawa dan Sumatera pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus
1947, agresi militer II pada 19 Desember 1948 di Yogyakarta, pembunuhan
rakyat sipil di Sulawesi Selatan pada Desember 1945 hingga Februari 1947
yang dikenal dengan Pembantaian Westerling.

“Namun sejarah juga mencatat pada 10 Maret 2020, Raja Belanda Willem
Alexander telah menyampaikan permohonan maaf,” ujar politikus Golkar yang
bisa disapa Bamsoet itu di Jakarta, Rabu (11/3).

Sikap tersebut, Kata Bamsoet, sekaligus langkah maju dalam penguatan
hubungan Belanda dan Indonesia. Setelah pada tahun 2015 pemerintah Belanda
melalui Menteri Luar Negerinya, Bernard Bot, secara politis dan moral
mengakui Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

“Sebelumnya, pemerintah Belanda hanya mengakui kemerdekaan RI pada 27
Desember 1949,” ujar Bamsoet di Jakarta, Rabu (11/3/20).

Lebih lanjut, Ketua DPR RI 2014-2019 ini menilai, tidak semua pemimpin
negara mau mengakui dan meminta maaf atas berbagai kejadian yang dilakukan
oleh negaranya terhadap negara lain. Sebagai Kepala Negara, Raja Belanda
Willem Alexander menunjukan kepada dunia kebesaran hati untuk meminta maaf.

“Rakyat Indonesia akan menyambut baik permintaan maaf tersebut. Apa yang
terjadi di masa lampau tak perlu berlarut hingga merusak masa depan. Masa
lalu kita jadikan pelajaran, agar kedepannya tidak ada lagi tindakan
sewenang-wenang yang menafikan kemerdekaan sebuah bangsa dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia,” tutur Bamsoet.

Bamsoet juga mengapresiasi, langkah pemerintah Belanda yang mengembalikan
berbagai benda budaya Indonesia yang sebelumnya disimpan di berbagai museum
Belanda. Setelah pada November 2019 mulai mengembalikan sekitar 1.500
artefak Indonesia, yang terbaru Pemerintah Belanda juga mengembalikan Keris
Kiai Naga Siluman yang digunakan Pangeran Diponegoro.

“Ini menunjukan permintaan maaf yang disampaikan Raja Belanda Willem
Alexander bukan sekadar ucapan lisan saja. Melainkan juga dibuktikan dengan
perbuatan,” katanya.

Bamsoet berharap, langkah baik dari Belanda tersebut harus sambut dengan
tangan terbuka. Ini menjadi modal besar bagi Belanda dan Indonesia untuk
semakin meningkatkan hubungan baik di berbagai bidang.

“Tak hanya sosial, ekonomi, politik, dan budaya, melainkan juga hubungan
humanisme dan promosi dunia yang lebih aman dan damai,” tandas Bamsoet.








   -

Kirim email ke