-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4942962/jadi-kewenangan-pusat-ini-dampak-ngeri-jika-jakarta-lockdown?tag_from=wp_beritautama


Selasa, 17 Mar 2020 17:00 WIB

Jadi Kewenangan Pusat, Ini Dampak Ngeri Jika Jakarta Lockdown

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Share 0
Tweet 0
Share 0
46 komentar
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. 
Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak.       
 Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan karantina wilayah atau lockdown 
merupakan kewenangan pemerintah pusat. Dia tidak ingin ada daerah yang secara 
sendiri-sendiri menetapkan status lockdown.

Tito menegaskan pemerintah daerah harus melakukan konsultasi dengan gugus tugas 
percepatan penangana virus corona yang dikepalai oleh Kepal BNPB Doni Monardo, 
apabila mau melakukan ataupun mempertimbangkan lockdown.

"Pak Presiden telah menyampaikan bahwa untuk karantina kewilayahan, kepala 
daerah harus konsultasikan dengan pemerintah pusat," kata Tito dalam konferensi 
pers di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/3/2020).

Pasalnya, menurut Tito lockdown harus tetap mempertimbangkan aspek ekonomi. Hal 
tersebut menurutnya berkaitan langsung dengan masalah moneter dan fiskal yang 
merupakan urusan pemerintah pusat.

"Kami sampaikan karantina kewilayahan ini, karena menyangkut aspek ekonomi maka 
selain uu itu, untuk pembatasan wilayah dan pembatasan sosial, dalam jumlah 
besar itu adalah menjadi kewenangan pusat. Ekonomi juga berkaitan langsung 
dengan masalah moneter dan fiskal menjadi yang merupakan kewenangan pemerintah 
pusat," tutur Tito.
Baca juga: Temui Anies, Mendagri Tegaskan Pesan Jokowi: Lockdown Jakarta 
Kewenangan Pusat


Memang untuk melakukan lockdown di Jakarta saja misalnya, dampak ngerinya akan 
cukup terasa untuk masyarakat. Peneliti ekonomi Institute for Development of 
Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi Indonesia bisa 
terkena krisis ekonomi apabila Jakarta diisolasi.

"Indonesia bisa krisis karena lockdown di Jakarta," tegas Bhima kala dihubungi 
detikcom, Minggu (15/3/2020).

Pasalnya, sejauh ini 70% pergerakan uang dalam perkonomian nasional berada di 
Jakarta. Akan sangat beresiko bila aktivitas perekonomian di Jakarta lumpuh 
karena melakukan lockdown di Jakarta.

"70% uang juga berputar di Jakarta, ada bursa efek, ada bank sentral. Terlalu 
beresiko kalau kita mengambil langkah lockdown," kata Bhima.

Belum lagi pasokan bahan baku pokok bagi masyarakat Jakarta akan terhambat, 
utamanya pangan. Sejauh ini, menurut Bhima, Jakarta mengandalkan pasokan pangan 
dari luar daerah.

"Arus barang yang masuk juga terganggu. Jakarta mengandalkan sebagian besar 
bahan pangan dari luar daerah," papar Bhima.

Sementara itu Jakarta juga menyumbang 20% angka inflasi nasional. Kalau barang 
langka di Jakarta dan berujung pada kenaikan harga secara lokal, maka angka 
inflasi nasional bisa saja terkerek hingga 6%.

"Sementara Jakarta menyumbang 20% total inflasi nasional, kalau barang susah 
masuk, terjadi kelangkaan pastinya inflasi nasional akan tembus di atas 4-6%. 
Yang rugi adalah masyarakat sendiri," kata Bhima.
Baca juga: Tito Akan Sampaikan Masukan Anies ke Gugus Penanganan Corona


Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah 
menambahkan, jika terjadi lockdown di Jakarta akan memberikan hantaman keras 
bagi pekerja sektor informal. Dia menyebut banyak masyarakat kecil penjual 
makanan ringan akan menjadi yang pertama kehilangan pendapatan.

"Lockdown itu untuk Indonesia dampak negatifnya jauh lebih besar dari negara 
lain karena banyak yang di sektor informal. Pedagang bakso nggak bisa jualan 
bakso. Berapa ribu masyarakat kita yang jualan bakso, yang jualan ketoprak, 
yang jualan pecel, yang jualan siomay, yang buka warung. Mereka akan kehilangan 
income. Berapa lama mereka bisa bertahan," ujar Piter kepada detikcom.


Simak Video " Berikut Negara-negara yang Lockdown Gegara Wabah Corona"

(hns/hns)






Kirim email ke