-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://news.detik.com/kolom/d-4945832/dunia-islam-menghadapi-wabah-corona?tag_from=wp_cb_kolom_list


Analisis Zuhairi Misrawi

Dunia Islam Menghadapi Wabah Corona

Zuhairi Misrawi - detikNews
Kamis, 19 Mar 2020 16:15 WIB
16 komentar
SHARE URL telah disalin
zuhairi misrawi
Zuhairi Misrawi (Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Virus corona menjadi wabah yang tidak bisa disepelekan, tersebar di berbagai 
belahan dunia Islam. Virus ini menyebabkan kematian yang tidak sedikit 
jumlahnya. Iran, Arab Saudi, Qatar, Turki, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, 
Pakistan, Kuwait, Malaysia, dan Indonesia menjadi negara-negara yang sedang 
berjuang untuk mengatasi ketersebaran virus mematikan itu. Semua negara 
memberikan prioritas terhadap upaya mencegah warga yang belum terdampak dan 
mengobati warga yang positif corona.

Konsekuensinya, seluruh konflik politik yang menjadi pemandangan harian di 
Timur-Tengah berhenti total. Semua pihak sedang berjuang untuk memastikan virus 
corona tidak menyebabkan korban kematian dalam jumlah yang besar. Maka dari 
itu, setiap negara mengambil langkah yang sangat tegas dan terukur untuk 
memberikan perlindungan terhadap warganya.

Arab Saudi merupakan negara yang sejak awal mengambil langkah yang memberikan 
dampak besar bagi dunia Islam, yaitu larangan bagi jemaah umrah untuk 
melaksanakan ibadah dari berbagai dunia, termasuk Indonesia. Mereka yang sudah 
berada di dalam perjalanan, yang tersebar di berbagai negara, seperti Malaysia, 
Singapura, Turki, Qatar, dan Uni Emirat Arab harus kembali ke negeri 
masing-masing. Mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi karena 
larangan keras bagi jemaah untuk masuk ke Tanah Suci dalam rangka melaksanakan 
ibadah umrah.

Sontak, sikap pemerintah Arab Saudi tersebut menimbulkan kepanikan bagi para 
jemaah dan biro travel umrah yang sudah merencanakan perjalanan ibadah 
jauh-jauh hari. Maklum, jumlah jemaah umrah terus bertambah dari tahun ke 
tahun. Hal tersebut bisa dilihat di bandara, betapa banyaknya warga yang hendak 
melaksanakan ibadah umrah.

Namun, Arab Saudi tidak main-main dalam menghadapi dampak penyebaran virus 
corona. Pencegahan dan deteksi dini merupakan langkah yang harus diambil 
mengingat Mekkah dan Madinah merupakan dua kota suci yang setiap saat dibanjiri 
oleh jemaah yang hendak melaksanakan ibadah umrah. Maka dari itu, Arab Saudi 
mengambil langkah ekstrem dengan menutup pintu bagi jemaah umrah, bahkan 
mengosongkan Kabah dari para jemaah. Sebuah pemandangan yang tidak pernah 
terjadi sebelumnya. Padahal dengan larangan tersebut, Arab Saudi mengalami 
kehilangan devisa yang lumayan besar dari ibadah umrah.

Hal tersebut menunjukkan adanya kegentingan yang luar biasa untuk mencegah 
ketersebaran virus corona dalam jumlah yang lebih besar. Sebab jika tidak 
diadakan pencegahan, maka akan menimbulkan kemudaratan yang lebih besar karena 
Arab Saudi harus menyediakan rumah sakit dalam jumlah yang besar untuk 
menangani pasien corona.

Langkah Arab Saudi tersebut sekarang mendapatkan pemakluman karena dianggap 
tepat. Padahal kita mendengar sejumlah pejabat di negeri ini yang awalnya ingin 
melobi Arab Saudi untuk memperkenankan jemaah umrah asal Indonesia untuk 
berangkat ke Arab Saudi, karena saat itu belum ada pasien positif corona dari 
negeri ini.

Sekarang semua dapat memahami bahwa menghadapi virus corona harus dengan sikap 
yang tegas. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Ibadah umrah adalah ibadah 
yang dianjurkan bagi setiap muslim, apalagi di tengah antrean panjang ibadah 
haji. Warga berbondong-bondong untuk melaksanakan ibadah umrah sebagai 
alternatif dari ibadah haji itu, terlebih dalam rangka berziarah ke makam Nabi 
Muhammad SAW di Madinah.

Namun yang lebih penting dari ibadah adalah keselamatan nyawa setiap umat 
(hifdz al-nafs). Di dalam khazanah Islam, menunaikan ibadah harus senapas 
dengan upaya untuk menyelamatkan jiwa. Di sini, untuk memastikan keselamatan 
warga dalam jumlah yang lebih besar diperlukan sikap tegas, ibadah harus 
mengedepankan kemaslahatan bersama.

Langkah serupa diambil oleh Iran sejak kasus warga positif corona merebak, 
yaitu meniadakan Salat Jumat di seantero Iran. Maklum, Salat Jumat di Iran 
diikuti oleh puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan jutaan orang di setiap masjid. 
Di Iran, tidak setiap masjid dapat menyelenggarakan Salat Jumat.

Hampir tidak ada pro-kontra perihal larangan Salat Jumat tersebut karena semua 
paham bahwa menyelamatkan jiwa warga dari virus corona harus diutamakan. Jika 
Salat Jumat terus digelar, maka dampaknya akan lebih besar karena mempermudah 
penyebaran virus corona mengingat virus ini sangat cepat bertransmisi dari 
manusia ke manusia yang lainnya.

Iran juga menutup dua tempat suci yang diziarahi oleh jutaan umat dari berbagai 
dunia, yaitu makam Imam Ridha di Mashhad dan makam Sayyidah Ma'shumah di Qom. 
Padahal dua tempat suci ini tidak pernah sepi dari peziarah. Kebetulan saya 
sudah sering berziarah ke dua tempat suci itu. Tapi sekali lagi, demi 
keselamatan warga, maka langkah tidak biasa pun diambil oleh Iran untuk menekan 
jumlah ketersebaran virus corona.

Di Kuwait, kita melihat masjid-masjid setiap adzan secara khusus mengingatkan 
agar melaksanakan shalat di rumah. Warga dilarang untuk shalat di masjid, 
karena pada zaman wabah ini, salat di masjid bukan langkah yang tepat. 
Menyelamatkan jiwa harus diutamakan dengan cara melaksanakan ibadah di rumah.

Setelah melihat dampak luas dari virus corona, para ulama di berbagai belahan 
dunia mengeluarkan fatwa yang memerintahkan kita untuk tidak menggelar salat 
jemaah di masjid, termasuk Salat Jumat dalam rangka menekan penyebaran virus 
corona. Keselamatan warga harus diutamakan daripada ibadah kolektif yang 
menyebabkan malapetaka di kemudian hari.

Maka dari itu, sangat aneh jika ada sebagian kelompok dan pihak yang belakangan 
menyepelekan dampak virus corona dengan dalih mengutamakan ibadah. Bahkan masih 
ada kelompok yang menyelenggarakan acara keagamaan dengan mengundang warga 
dalam jumlah yang lebih besar.

Kita bisa belajar dari negara-negara lain yang mengambil langkah tegas untuk 
mengutamakan keselamatan jiwa warga yang lain. Beribadah di rumah saat ini 
merupakan solusi yang tepat untuk mencegah ketersebaran virus. Saatnya 
rasionalitas dikedepankan daripada egoisme dan fanatisme yang akan membawa 
kemudaratan dan bahaya yang lebih besar.

Zuhairi Misrawi cendekiawan Nahdlatul Ulama, analis pemikiran dan politik 
Timur-Tengah di The Middle East Institute, Jakarta

(mmu/mmu)
wabah corona
covid-19
coronavirus






  • [GELORA45] Dunia Islam Mengh... 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]

Reply via email to