-- j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1961-solid-tapi-berjarak Senin 23 Maret 2020, 05:10 WIB Solid, tapi Berjarak Administrator | Editorial VIRUS baru korona, covid-19, bukan cuma pandemi, melainkan juga sudah menjadi bencana kemanusiaan. Covid-19 tidak hanya membatasi ruang gerak orang, tapi juga sudah mencabut banyak nyawa. Setiap bencana kemanusiaan selalu melahirkan solidaritas sosial karena sejatinya keberadaan seseorang selalu membutuhkan partisipasi orang lain. Mestinya bela rasa atas korban covid-19 merupakan panggilan bagi setiap orang atas nama kemanusiaan. Dalam konteks bela rasa itulah, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Korona Doni Monardo mengajak masyarakat menjadi pahlawan kemanusiaan. Caranya ikut mengurangi potensi penyebaran covid-19 di tengah masyarakat. Setiap orang bisa ambil bagian dalam mengurangi penyebaran covid-19 jika ia konsisten mengikuti anjuran untuk jaga jarak sosial, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah. Menjalankan anjuran pencegahan covid-19 dengan kesadaran penuh tanpa panik. Ikhtiar menjadi pahlawan kemanusiaan patut diacungi dua jempol. Angkat jempol juga untuk berbagai ungkapan dan cicitan yang menunjukkan solidaritas di lini masa media-media sosial. Harus tegas dikatakan bahwa elok nian bila solidaritas medsos ditransformasikan menjadi solidaritas nyata. Janganlah merasa puas dengan memilih emoji like, terkejut, menangis, dan lain-lain yang mengekspresikan kesedihan. Saatnya turun dari menara gading untuk menjumpai secara nyata wajah penderitaan covid-19. Jujur diakui bahwa tidak sedikit pengguna media sosial yang sudah turun langsung menjumpai wajah penderitaan. Di platform digital Kitabisa.com, muncul setidaknya 219 kampanye penggalangan dana dengan akumulasi sumbangan hingga kemarin lebih dari Rp6 miliar. Sumbangan dimulai dari Rp10 ribu. Inisiatif solidaritas kewargaan juga makin nyata. Muncul gerakan anak-anak muda baik secara individu atau bersama-sama, termasuk organisasi dan pihak swasta, melakukan urun dana dan urun daya. Mahasiswa yang tergabung dalam gerakan Nutrisi Garda Terdepan memberikan bantuan makanan peningkat imunitas bagi ratusan tenaga medis yang menangani covid-19. Bantuan itu terdiri atas susu kemasan, susu segar, makanan bergizi, dan vitamin C. Gusdurian juga menginisiasi gerakan #SalingJaga. Gerakan itu mengajak masyarakat Indonesia mendonasikan uang untuk pembelian pembersih tangan bagi orang kurang mampu. Palang Merah Indonesia melakukan gerakan penggalangan dana pengadaan 1 juta masker untuk tenaga kesehatan dan masyarakat yang membutuhkan. Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi, dan beberapa pengusaha juga menggalang dana dengan target Rp500 miliar untuk membeli peralatan kesehatan dan APD bagi petugas kesehatan. Perusahaan penerbitan, termasuk Dompet Kemanusiaan Media Group, juga menggalang dana masyarakat untuk disalurkan dalam rangka penanggulangan covid-19. Bahkan, Tim Kemanusiaan Surya Paloh kemarin menyerahkan The Media Hotel untuk tempat penanggulangan dan perbantuan kepada pemerintah mengatasi covid-19. Sadar atau tidak sadar, penyebaran covid-19 seketika memantik semangat persatuan dan gotong royong. Setiap warga diharapkan bergerak dan tergerak untuk mengambil bagian dalam memperlihatkan solidaritas sosial sesuai dengan kemampuan masing-masing. Minimal aktif mengedukasi dan mengadvokasi mengatasi covid-19 di lingkungan tinggal masing-masing. Silakan menyumbang harta karena amatlah mulia menyumbang dari kekurangan, bukan karena kelebihan. Bisa pula menyumbangkan pengetahuan, keterampilan, atau menjadi relawan. Kemarin, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Korona telah membuka pendaftaran relawan penanganan covid-19. Jaga jarak sosial tidak harus meniadakan solidaritas sosial. Wajah sesama yang menderita ialah cermin keluhuran kemanusiaan dan siapa saja, tanpa mengenal asal usul dan agama, mesti mengambil bagian meringankan penderitaan orang lain.