Yang PATUT diperhatikan, diteliti dan disimpulkan kenapa pekerja medis
yang merawat pasien Covid-19 bisa tertular bahkan tidak tertolong
nyawanya, ...!!! Sebagai pembelajaran dan harus lebih diperhatikan
jangan sampai terjadi lagi untuk kawan lain, ....!!!
Ada tulisan kisah pekerja medis di Wuhan yang terbaca oleh saya,
sekalipun bukan satu kesimpulan menyeluruh pasti begitu, setidaknya satu
kisah pengalaman lapangan yang terjadi, seorang anak perempuan, dokter
muda baru lulus menjadi sukarelawan di front-depan Wuhan ikut menangani
pasien Covid-19, tertular dan akhirnya meninggal! Menurut analisa dia
sendiri, penularan terjadi BUKAN saat merawat pasien-pasien, tapi
terjadi keteledoran meembuka baju-pelindung mereka! Kurang hati-hati dan
prosedur yang tidak sepenuhnya menuruti ketentuan yang diberikan dan
mutlak harus dituruti. Masalah itu tentu terjadi karena baju-pelindung,
termasuk topi, masker, kacamata pelindung yang harus mereka pakai itu
digunakan berulang kali, stock tidak mencukupi! Padahal, mereka bekerja
penuh 6 jam sehari tanpa boleh mencopot, membuka ditengah jalan, ...
bisa dibayangkan betapa sengsaranya selama 6 jam bekerja tanpa bisa
minum, dan kencing, ... saya perhatikan ada video menayangkan mereka
begitu sulit dan ribetnya membuka baju-pelindung dan, ... baju-dalam
nampak sampai basah berkeringat!
Sampai awal Maret, ada laporan lebih 1700 orang tim-medis yang
terjangkit Covid-19 dan diantaranya 13 orang meninggal! Termasuk seorang
Direktur RS Wuhan, karena sudah mengidap penyakit-tua, masih juga maju
ikut maju difront-depan menangani pasien jadi tertular dan tidak
tertolong nyawanya!
On 24/3/2020 上午3:46, Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] wrote:
/Kalau dokter dan profesor yang tahu mencegah diri bisa menjadi
korban, lantas bagaimana dengan rakyat biasa yang tidak tahu menahu
syarat-syarat mencegah diri dari serangan COVID-19? Jadi bisa
diperkirakan angka kematian di Indonesia, karena serangan Coronavirus
akan jauh lebih besar dari apa yang diberitakan oleh rezim
neo-Mojopahit dan BPSnya./
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/23/18505291/4-pasien-terkait-covid-19-di-rsup-persahabatan-yang-meninggal-adalah?utm_source=insider&utm_medium=web_push&utm_campaign=dokterprofesormeninggal_20.12&webPushId=NDU4NjA=
4 Pasien Terkait Covid-19 di RSUP Persahabatan yang Meninggal adalah
Dokter dan Profesor
Kompas.com - 23/03/2020, 18:50 WIB
Penulis Dean Pahrevi | Editor Sandro Gatra JAKARTA, KOMPAS.com - Empat
pasien terkait covid-19 yang terdiri tenaga profesional kesehatan dan
akademisi meninggal dunia di RSUP Persahabatan, Jakarta.
Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah mengatakan, keempat
pasien itu, yakni tiga pasien merupakan dokter dan satu pasien lainnya
seorang profesor.
"Pasien yang meninggal dari tanggal 21 hingga 23 Maret berjumlah empat
pasien, tiga pasien dokter, satu pasien profesor," kata Rita di RSUP
Persahabatan,
Senin (23/3/2020). Kendati demikian, Rita tidak menjelaskan secara
detail status keempat pasien tersebut apakah positif covid-19 atau
Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"(Keempat pasien) Usia 34 tahun, 67 tahun, 79 tahun, dan 70 tahun,"
ujar Rita.
*Baca juga*: _42 Orang Tenaga Kesehatan di Jakarta Terinfeksi Covid-19_
Dia menambahkan, tiga orang dari empat pasien itu juga menderita
penyakit komorbid. Adapun hingga Senin ini, terdapat 579 pasien
positif covid-19 di Indonesia.
Sebanyak 30 orang dinyatakan sembuh dan 49 orang meninggal dunia.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sebelumnya
mengumumkan, enam dokter yang bertugas menangani wabah virus corona (
Covid-19) di Indonesia meninggal dunia.
Lima orang dokter di antaranya diduga meninggal dunia akibat
terjangkit virus corona. Baca juga: IDIUmumkan 6 Dokter yang Menangani
Wabah Corona Meninggal Dunia
Adapun seorang dokter lainnya meninggal dunia akibat serangan jantung
setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan demi menghadapi virus corona.
"Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia berduka cita amat dalam atas
wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban pandemi Covid-19,"
demikian dilansir Kompas.com dari akun resmi Instagram PB IDI
@ikatandokterindonesia, Senin.
Lima dokter yang diduga meninggal akibat terjangkit Covid-19, yakni
dokter Hadio Ali SpS, dokter Djoko Judodjoko SpB, dokter Laurentius P
SpKj, dokter Adi Mirsa Putra Sp THT, dan dokter Ucok Martin SpP.
Adapun dokter Toni D Silitonga bukan meninggal akibat terpapar
Covid-19. Dokter yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penanggulangan
Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat itu meninggal akibat
kelelahan serta serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas
kesehatan agar sigap dari ancaman virus corona dan edukasi masyarakat
agar terhindar dari Covid-19.
"Semoga apa-apa yang menjadi perjuangan para sejawat kita diterima
oleh Allah SWT dengan limpahan pahala yang mulia. Amin," imbuh
keterangan itu. Baca juga: Risiko Tertular Tinggi, Tenaga Medis
Tangani PDP Covid-19 dengan Jas Hujan hingga Baju Operasi Sementara
itu, Ketua II Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DKI Jakarta Catur
Laswanto mengatakan, hingga saat ini ada 42 tenaga kesehatan yang
terinfeksi covid-19 di Jakarta.
Mereka terinfeksi karena menangani pasien covid-19. "Tenaga kesehatan
yang terinfeksi mencapai 42 orang," ujar Catur dalam konferensi pers
di Balai Kota DKI Jakarta yang disiarkan akun Facebook Pemprov DKI, Senin.
Catur berujar, kasus covid-19 di Jakarta terus meningkat. Hingga kini,
ada 356 pasien positif covid-19 di Ibu Kota. Karena itu, Catur
lagi-lagi mengingatkan seluruh warga untuk selalu berdiam diri di
rumah dan menerapkan social distancing demi mencegah meluasnya
penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab covid-19.
"Kita semua bisa memerangi virus ini mana kala masyarakat betul-betul
mengikuti seruan pemerintah untuk tetap di rumah, jaga jarak, dan
jangan keluar kalau tidak untuk urusan yang penting," kata Catur.