-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://news.detik.com/kolom/d-4961616/menyelamatkan-manusia-merawat-ekonomi?tag_from=wp_cb_kolom_list



Kolom

Menyelamatkan Manusia, Merawat Ekonomi

Bambang Soesatyo - detikNews
Rabu, 01 Apr 2020 19:06 WIB
0 komentar
SHARE URL telah disalin
Infografis profil Bamsoet
Foto: Infografis: Luthfy Syahban/detikcom
Jakarta -

Semua daya dan upaya saat ini memang harus berfokus pada penyelamatan bagi 
siapa saja yang positif terinfeksi Covid-19. Namun, perekonomian tidak boleh 
lumpuh. Maka, sepanjang periode pandemi global Virus Corona sekarang, merawat 
ekonomi juga menjadi pekerjaan sangat strategis untuk memastikan kehidupan hari 
esok semua orang.

Untuk menyelamatkan dan menyembuhkan semua pasien Covid-19, beban pekerjaan 
teramat berat harus dipikul para dokter, perawat, petugas medis lainnya hingga 
komunitas relawan. Penghargaan setinggi-tingginya layak diberikan atas 
kesediaan mereka melaksanakan misi kemanusiaan itu. Apalagi, tak jarang nyawa 
jadi taruhannya. Sedikitnya sudah lima dokter yang meninggal dunia. Di kalangan 
perawat pun ada yang meninggal dunia. Ada laporan di Jakarta yang menyebutkan 
50 petugas medis sudah terpapar Virus Corona.

Pada sisi lain, semua pemerintah daerah pun berjibaku mengupayakan 
cegah-tangkal penyebaran Virus Corona. Sayangnya, di beberapa wilayah atau 
kota, upaya cegah-tangkal menjadi tidak mudah karena dihadapkan pada minimnya 
kesadaran warga setempat akan urgensi menjaga jarak dengan orang lain atau 
social distancing. Karena itu, tindakan tegas aparatur negara atau daerah 
membubarkan kumpulan orang sudah benar.

Seperti kecenderungan di dalam negeri, penyebaran Virus Corona (nCoV-19) pada 
tingkat global pun makin membuat semua orang cemas karena jumlah yang 
terinfeksi terus bertambah. Hingga Sabtu (28/3) tengah malam, penyebaran 
nCoV-19 di dalam negeri sudah mencakup 19 provinsi, dengan pasien positif 
terinfeksi Covid-19 berjumlah 1.155 pasien, meninggal 102 pasien dan 59 pasien 
sembuh. Di belahan dunia lainnya, gambarannya terkesan lebih mencekam. Sejak 
pekan lalu, Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah pasien positif 
terinfeksi Covid-19 tertinggi per 28 Maret 2020, mencapai 102.396 pasien, 1.607 
meninggal dan 2.471 sembuh. Gubernur Negara Bagian New York, Andrew Cuomo, 
menggambarkan penyebaran wabah virus corona di wilayahnya lebih cepat dari 
'kereta peluru'.

Di Eropa pun demikian. Irlandia menjadi negara berikutnya yang di-lockdown. 
Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mengumumkan lockdown mulai diberlakukan 
Sabtu (28/3) tengah malam waktu setempat dan berlangsung hingga 12 April 2020. 
Italia masih dihadapkan pada besarnya jumlah kematian pasien Covid-19. Italia 
mencatat rekor angka kematian akibat Covid-19 pada Jumat (27/3), ketika ada 969 
orang meninggal. Dengan catatan hari itu, seluruhnya sudah 9.134 orang yang 
meninggal di Italia dari jumlah 86.498 kasus, dan 10.950 pasien sembuh. Di 
Inggris, setelah Pangeran Charles dinyatakan positif terinfeksi, menyusul 
kemudian Perdana Menteri Boris Johnson.

Publik sudah menyimak berita tentang progres dari upaya para ahli di sejumlah 
negara menemukan racikan obat atau vaksin yang diharapkan bisa efektif 
menyembuhkan pasien Covid-19. Namun, upaya atau hasil uji coba belum lagi 
menunjukkan titik terang. Ditambah lagi dengan fakta sulitnya upaya cegah 
tangkal penyebaran virus ini, dunia pun seperti terperangkap oleh ketidaktahuan 
tentang cara memerangi Virus Corona. Hampir empat bulan setelah virus ini 
terdeteksi di Wuhan, Tiongkok, komunitas global bahkan belum menemukan cara 
atau strategi yang efektif untuk menangkal penyebarluasan virus ini.

Karena itu, seluruh elemen masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, diharapkan 
peduli pada potensi ancaman akibat meluasnya wabah ini. Sudah terbukti bahwa 
proses penularan wabah ini begitu mudah. Karena proses penularannya yang mudah, 
setiap orang hanya diminta meningkatkan kehati-hatian, menjaga jarak dengan 
orang lain, tidak bertindak ceroboh ketika berada di ruang publik, dan berani 
mendatangi petugas kesehatan atau rumah sakit ketika merasakan gejala gangguan 
kesehatan. Tidak kalah pentingnya adalah menaati anjuran atau saran pemerintah. 
Misalnya, untuk sementara ini, cukup bekerja dan belajar di rumah. Dengan cara 
sederhana ini, percepatan penyebaran wabah Corona bisa ditangkal.

Ketersediaan Pangan

Selain fokus pada upaya bersama menyelamatkan dan menyembuhkan pasien Covid-19, 
serta upaya cegah tangkal penyebaran wabah Corona, ada pekerjaan lain yang juga 
sangat penting untuk terus dilakoni, yakni merawat perekonomian bersama. 
Prinsipnya, demi keselamatan semua orang, perekonomian tidak boleh lumpuh. 
Maka, sepanjang periode pandemi global virus corona sekarang ini, merawat 
ekonomi bersama juga menjadi pekerjaan sangat strategis untuk memastikan 
kehidupan hari esok semua orang.

Dunia sedang menghadapi potensi krisis mutidimensi. Akhir pekan lalu, Dana 
Moneter Internasional (IMF) mengingatkan bahwa pandemi corona telah berubah 
menjadi krisis ekonomi dan keuangan global. Direktur Pelaksana IMF Kristalina 
Georgieva mengatakan, banyak negara mendadak menghentikan kegiatan ekonomi, 
sehingga perekonomian dunia tahun ini akan terkontraksi. Jika terjadi krisis, 
negara berkembang paling merasakan dampaknya, akibat dari kombinasi krisis 
kesehatan, banyaknya aliran modal asing yang keluar, dan melemahnya harga 
komoditas. "Kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, 
pandemi kesehatan global telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan," 
kata Georgieva dalam keterangan resmi. Pandemi Corona mendorong banyak negara 
anggota IMF mengambil beragam tindakan luar biasa untuk menyelamatkan nyawa 
penduduknya.

AS dan Tiongkok, dua raksasa ekonomi dunia itu, pun kini sedang coba 
memperbaiki kerusakan. Jumat (27/3 pekan lalu), Presiden AS Donald Trump telah 
menandatangani RUU paket stimulus untuk pemulihan ekonomi. Nilai paket stimulus 
itu mencapai Rp 32 ribu triliun, terbesar sepanjang sejarah AS. Salah satu 
sasaran atau target stimulus itu adalah menyediakan bantuan langsung tunai 
(BLT) sebesar 1.200 dolar AS per orang dan tambahan 500 dolar AS untuk setiap 
anak. Hanya warga dengan pendapatan kurang dari 75.000 dolar AS per tahun yang 
berhak menerima BLT ini . Seperti diketahui, jumlah pengangguran di AS 
tiba-tiba melonjak. Baru-baru ini, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan ada 
3,3 juta orang yang mengajukan tunjangan pengangguran.

Di Tiongkok, ratusan pabrik di kota Wuhan dan beberapa kota lainnya sempat 
ditutup. Menurut Bloomberg, di Wuhan saja terdapat sedikitnya 515 industri, 
sebagian besar di sektor manufaktur. Ada 146 industri komponen otomotif, 68 
perusahaan komputer, 47 industri perangkat listrik, 32 industri produk 
konsumen, dan 222 perusahaan dari berbagai jenis industri lain. Muncul 
perkiraan bahwa produktivitas sektor manufaktur Tiongkok akan turun hingga 15 
persen pada kuartal pertama tahun ini. Untuk merespons kemungkinan itu, 
otoritas moneter Tiongkok pada Februari lalu mengguyur sistem keuangan negara 
itu dengan dana segar 1,2 triliun yuan. Dengan suntikan itu, likuiditas 
perbankan Tiongkok diharapkan cukup dan mampu menjaga stabilitas nilai tukar 
yuan. Selain itu, Tiongkok juga menyediakan dana 300 miliar yuan dengan bunga 
rendah untuk menopang keberlangsungan pelaku industri skala kecil dan menengah.

Itulah gambaran sekilas tentang kerusakan dan langkah-langkah stimulus yang 
ditempuh AS serta Tiongkok memperbaiki kerusakan di sektor ekonominya 
masing-masing itu. Tentu saja semuanya berharap langkah dua raksasa ekonomi ini 
bisa mereduksi krisis ekonomi yang sedang membayangi dunia saat ini. Pemerintah 
Indonesia pun sudah menerapkan beberapa paket kebijakan stimulus ekonomi untuk 
meminimalisir kerusakan.

Belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi global virus corona akan berakhir. 
Satu hal yang pasti, kerusakan di sektor ekonomi begitu nyata dan terus 
berlangsung. Dan, IMF pun sudah menegaskan bahwa krisis ekonomi global pun 
tampak nyata. Di tengah proses kerusakan pada sektor ekonomi global itu, maka 
tantangan utama bagi setiap negara, termasuk Indonesia, adalah kepastian 
ketersediaan bahan pangan pokok. Siapa pun tidak mengharapkan sektor tanaman 
pangan mengalami kerusakan seperti halnya kerusakan di sektor bisnis lainnya.

Karena itu, agar masyarakat tidak cemas dan tidak panik, negara harus 
mewujudkan kepastian bahwa bahan pangan pokok selalu tersedia dalam jumlah 
cukup. Rantai pasokannya pun harus lancar, tidak boleh bermasalah. Selain itu, 
aktivitas produksi bahan pangan pokok, seperti kegiatan tanam padi, 
sayur-sayuran hingga produktivitas nelayan, harus tetap terjaga. Sangat 
beralasan jika pemerintah memberi perhatian khusus pada sektor tanaman pangan. 
Kalau perlu, pemerintah memberi insentif pada semua sub-sektor ekonomi yang 
berkait langsung dengan pengadaan bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya.

Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI
(prf/ega)
covid-19
pandemi virus corona
mpr
ekonomi






Kirim email ke