-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://www.antaranews.com/berita/1401486/putra-indonesia-ciptakan-alat-tes-corona-tembus-eropa-as-india


Putra Indonesia ciptakan alat tes corona, tembus Eropa, AS, India

Jumat, 3 April 2020 18:31 WIB

Alat tea cepat COVID-19 Sensing Self yang diproduksi orang Indonesia melalui 
perusahaannya yang berbasis di Singapura. (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - Seorang entrepreneur dari Indonesia, Santo Purnama, berhasil 
mengembangkan alat tes mandiri untuk virus corona jenis baru COVID-19 hanya 
dalam waktu 4 bulan, dan alatnya itu telah lulus lisensi edar di Eropa, Amerika 
Serikat, dan India.

Alat ini memungkinkan setiap orang untuk melakukan pengetesan di rumah 
masing-masing, hanya dalam waktu 10 menit, dan harganya pun sangat terjangkau, 
hanya sekitar Rp160.000 per unit.

Baca juga: Alat tes corona ini bisa deteksi virus dalam lima menit

Baca juga: Fujifilm sebut alat tes baru corona keluarkan hasil dalam dua jam

Santo mengembangkan teknologi pengetesan COVID-19 melalui perusahaannya, 
Sensing Self, yang berbasis di Singapura.

Resmi diproduksi sejak bulan Februari, alat rapid test Sensing Self telah 
mendapatkan lisensi edar dari tiga pasar penting di dunia, yaitu Eropa 
(mendapatkan sertifikasi CE), India (disetujui oleh National Institute of 
Virology dan Indian Council of Medical Research), serta Amerika Serikat.

Untuk pasar Amerika Serikat, FDA telah memberikan persetujuan bagi alat tes 
Sensing Self, dengan syarat bahwa penggunaannya harus dilakukan di lembaga 
medis formal. India, yang memiliki ribuan kasus positif COVID-19, telah memesan 
alat tes cepat Sensing Self sebanyak 3 juta unit.

Sebagai warga negara Indonesia, Santo siap membawa alat tes mandiri ini untuk 
membantu Pemerintah Indonesia menanggulangi pandemik COVID-19. Namun, ia belum 
mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang.

"Perang melawan COVID-19 adalah perang melawan waktu. Kita harus menekan laju 
pertumbuhan pandemik ini dengan melakukan tes seluas mungkin. Oleh karena itu, 
kami berharap pemerintah Indonesia bisa memberikan respons positif bagi 
inisiatif kami untuk membawa alat tes mandiri ini ke Indonesia," kata Santo 
dalam pernyataan tertulis yang diterima ANTARA, Jumat.

Baca juga: Tes cepat COVID-19 dengan serum prioritaskan yang berisiko tinggi

"Jika setiap orang bisa melakukan tes mandiri, kita bisa meminimalisir risiko 
infeksi ketika pasien datang ke rumah sakit untuk melakukan tes, serta 
mengurangi beban tenaga medis yang sudah amat kewalahan,” katanya.

Sensing Self masih menunggu persetujuan pemerintah untuk mengedarkan alat ini 
di Indonesia, dari pengajuan yang disampaikan sejak empat minggu lalu. Sebagai 
perbandingan, badan farmasi Eropa hanya membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk 
memberikan persetujuan.

India menghabiskan waktu satu minggu untuk melakukan uji coba, validasi, dan 
persetujuan akhir. Pemerintah India langsung memesan jutaan unit alat tes dua 
hari setelah lisensi diterbitkan.

Santo mengatakan bahwa alat tes COVID-19 dijual dengan harga produksi, sebab 
ini merupakan misi sosial untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa.

“Kami telah mengirimkan alat tes mandiri Sensing Self untuk membantu 
lembaga-lembaga riset ternama, seperti Mayo Clinic, University of California 
San Francisco, dan Chan Zuckerberg Biohub. Kami selalu menjaga kualitas produk 
dan akurasi hasil, karena kami paham bahwa alat ini berhubungan dengan 
kesehatan seseorang. Pendeteksian dini virus COVID-19 bisa menentukan antara 
hidup dan mati,” tambah Santo.

Alat tes mandiri Sensing Self bisa memberikan hasil deteksi yang cepat dan 
akurat karena menggunakan analisis enzim.

Dengan harga yang lebih murah, yaitu Rp160.000 (USD 10), hasil tes bisa keluar 
dengan lebih cepat dibandingkan alat tes lain. Salah satu alternatif pengetesan 
COVID-19 adalah dengan nostril swab, dimana metode ini memakan biaya Rp1,2 juta 
sekali tes, dan prosesnya memakan waktu hingga 1 jam, sehingga kurang efisien.

“Kehadiran alat tes mandiri seperti Sensing Self dapat membantu pemerintah 
untuk menyediakan akses tes yang lebih aman, praktis, dan terjangkau bagi 
masyarakat luas. Ketika terdapat pasien positif, mereka dapat langsung 
melakukan isolasi mandiri ataupun mendapatkan perawatan di rumah sakit."

"Dengan begitu, para tenaga medis bisa benar-benar memfokuskan diri untuk 
merawat pasien COVID-19 dengan gejala menengah-parah, alih-alih menghabiskan 
waktu untuk melakukan tes pada ribuan orang,” ungkap Santo.

Saat ini, Santo dan tim juga sedang mengembangkan solusi lainnya untuk melawan 
pandemik, yakni tes asam nukleat (nucleic acid test) untuk mendeteksi infeksi 
COVID-19 sedini mungkin dan dengan harga yang sangat terjangkau.

Hasil tesnya diklaim mampu mendeteksi dengan akurasi hingga 99 persen pada hari 
pertama mereka terpapar virus. Mereka akan segera meluncurkan produk ini saat 
sudah siap dalam waktu dekat.

Santo Purnama dan Shripal Gandhi merupakan partner pendiri Sensing Self. 
Perusahaan ini bergerak dalam pengembangan alat tes kesehatan mandiri, untuk 
memberdayakan setiap orang agar dapat mendeteksi kesehatannya masing-masing dan 
mendapatkan pengobatan di tahap sedini mungkin.

Santo memiliki latar belakang ilmu komputer dan teknologi dari Purdue 
University dan Stanford University, sementara Shripal Gandhi merupakan lulusan 
terbaik jurusan teknik kimia dan biosains dari University of Mumbai dan 
University of California.


Baca juga: Indonesia terima ribuan alat tes COVID-19 dari Singapura

Baca juga: AS izinkan alat deteksi 45 menit virus corona

Baca juga: Jack Ma akan donasi alat tes corona ke AS
 

Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2020






Reply via email to