-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://www.antaranews.com/berita/1464801/pemerintah-jika-gotong-royong-lawan-covid-19-maka-juni-membaik


Pemerintah: Jika gotong royong lawan COVID-19, maka Juni membaik

Senin, 4 Mei 2020 16:53 WIB

Personel TNI memeriksa sejumlah pengendara motor yang akan melewati titik 
pemeriksaan di perbatasan Kabupaten Gowa dan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 
(4/5/2020). Petugas gabungan memperketat akses keluar masuk di Kabupaten Gowa 
dengan melakukan pemeriksaan kepada warga di hari pertama pelaksanaan 
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Gowa. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/hp.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad 
Yurianto mengatakan jika seluruh elemen masyarakat bergotong royong, memiliki 
disiplin yang kuat dan berkomitmen yang tinggi dalam penanganan COVID-19 maka 
diperkirakan kondisi di Indonesia akan makin membaik di Juni 2020.

"Komitmen kita kalau menjalankan ini dengan baik, Insyaa Allah pada Juni dan 
Juli 2020 semuanya sudah lebih baik lagi dibanding sekarang. Kita bisa 
mengendalikan secara maksimal sehingga bisa menuntaskan permasalahan ini dan 
hidup lebih lebih baik lagi dengan kondisi yang mengarah ke lebih normal," kata 
Yurianto dalam konferensi video  di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan 
Bencana (BNPB), Jakarta, Senin.

Yurianto menuturkan transmisi penularan lokal COVID-19 harus betul-betul 
diwaspadai. Penyakit tersebut tidak mengenal batas usia, golongan dan 
pekerjaan, sehingga semua orang berisiko untuk tertular dan juga berisiko untuk 
menular ke siapapun.

Untuk itu, seluruh masyarakat harus bersatu untuk bersama-sama mengendalikan 
dan menangani COVID-19.

Baca juga: Pemerintah distribusikan catridge TCM percepat penanganan COVID-19

Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 terbanyak di DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan

"Kami mengingatkan bahwa COVID-19 hanya dapat dicegah dengan disiplin yang kuat 
dan dengan semangat gotong royong yang tidak terputus," tuturnya.

Yurianto mengajak masyarakat untuk bisa berperan tetap tinggal di rumah, tidak 
bepergian dan tidak mudik karena potensi penularan virus SARS-CoV-2 penyebab 
COVID-19 dapat terjadi selama perjalanan bepergian atau mudik. Ketika tertular, 
maka berpotensi menularkan kepada keluarga dan warga di kampung halaman.

"Kita tidak bisa memberikan jaminan keamanan sepanjang perjalanan mudik. Sangat 
mungkin kita akan kontak dekat dengan orang tanpa gejala saat di kendaraan umum 
misalnya saat di terminal, di stasiun, di area istirahat, jika menggunakan 
jalan tol atau di tempat-tempat umum lainnya di sepanjang perjalanan," ujarnya.

Yurianto mengatakan pandemi COVID-19 adalah masalah dunia bukan hanya masalah 
12 negara, 12 provinsi atau 12 kabupaten di dalam negara. Tapi, COVID-19 adalah 
masalah bersama. Dan semua orang berisiko tertular.

"Ini masalah bersama. Oleh karena itu mutlak untuk kita pahami sehingga tidak 
ada lagi yang mengatakan bahwa saya aman karena saya berada di tempat yang 
tidak ada kasus, saya merasa tidak aman karena saya berada di tempat yang 
banyak kasus, semua memiliki kemungkinan yang sama," tuturnya.

Oleh karena itu, kehati-hatian harus dilaksanakan secara bersama-sama. Seluruh 
masyarakat berpartisipasi aktif dalam penanganan COVID-19 dan mengikuti seluruh 
arahan pemerintah.

"Kita yakin dengan bergotong-royong melawan COVID-19 dan terintegrasi secara 
baik mulai dari pusat sampai ke desa, RT, RW sampai dengan keluarga maka kita 
bisa menghadapi ini dengan baik," ujarnya.

Yurianto juga meminta masyarakat untuk menghilangkan stigma atau tidak 
mendiskriminasi orang yang sembuh dari COVID-19 dan tenaga kesehatan yang 
terjun dalam penanganan penyakit itu. Semua harus saling menghormati, 
menghargai, mendukung dan membantu.*

Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 jadi 1.954 orang, kasus positif capai 11.587

Baca juga: Jubir Pemerintah: COVID-19 jadi bencana nasional karena berdampak 
luas

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2020





Reply via email to