https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200507132414-20-501021/dprd-sebut-utang-pusat-ke-pemprov-bikin-bansos-dki-terkendala?utm_source=notifikasi&utm_campaign=browser&utm_medium=desktop



DPRD Sebut Utang Pusat ke Pemprov Bikin Bansos DKI Terkendala
CNN Indonesia | Kamis, 07/05/2020 14:36 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
DPRD DKI <https://www.cnnindonesia.com/tag/dprd-dki> Jakarta mengingatkan
bahwa pemerintah pusat masih memiliki utang kepada Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta <https://www.cnnindonesia.com/tag/dki-jakarta> dari dana bagi hasil
(dana perimbangan) yang belum sepenuhnya diterima provinsi.

Ketua Komisi A DPRD DKI, Mujiyono mengatakan dana inilah yang akan
digunakan untuk penyaluran bantuan sosial (bansos) dalam penanganan pandemi
Covid-19 (virus corona).

"Awalnya Rp6 triliun lebih lalu rasionalisasi akhirnya jadi Rp5,2 triliun.
Ini ditagih Pak Gubernur (Anies Baswedan) ke Menteri Keuangan, dari situ
disanggupi separuhnya saja, Rp2,6 triliun (diberikan pada 23 April lalu
<https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200424140742-532-496947/sri-mulyani-bayar-utang-dbh-rp256-t-ke-anies>).
Nah karena kondisi seperti ini, ya enggak cukup," kata Ketua Komisi A
Bidang Pemerintahan DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, saat dihubungi
*CNNIndonesia.com*, Kamis (7/5).

"Itu diharapkan masuk semua. Kalau pemerintah pusat memenuhi membayar dana
perimbangan untuk DKI Jakarta sesuai target dan *ontime*, DKI Jakarta saya
rasa enggak akan kesulitan (dalam penyaluran dana bansos)."
Lihat juga: PDIP soal Tiga Menteri Sentil Bansos DKI: Anies Kelabakan
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200507122111-20-501013/pdip-soal-tiga-menteri-sentil-bansos-dki-anies-kelabakan/>
Sebelumnya Menkeu Sri Mulyani menyebut Pemprov DKI Jakarta meminta
pemerintah pusat untuk menanggung dana bansos dengan alasan keterbatasan
dana.

Bansos gelombang pertama sudah terlaksana dan ditanggung pemprov, tetapi
untuk gelombang selanjutnya pemprov ingin pemerintah pusat yang menanggung.

"Jadi tadinya 1,1 juta adalah DKI dan sisanya 3,6 juta itu pemerintah
pusat. Sekarang semuanya diminta cover oleh pemerintah pusat," ujar Sri
dalam rapat virtual dengan DPR RI, Rabu (6/5).
Pemprov DKI sendiri hingga berita ini diturunkan belum merespons
* CNNIndonesia.com* mengenai ucapan Sri Mulyani, bahwa Pemprov DKI ingin
pemerintah pusat menanggung seluruh dana bansos.

Mujiyono melihat kondisi keuangan Pemprov DKI saat ini hanya cukup untuk
menggaji ASN (Aparatur Sipil Negara) serta bansos, sementara ada kebutuhan
terkait penanganan Covid-19, seperti ventilator dan alat rapid test.
Lihat juga: Langgar Larangan Mudik, ASN di Jabar Bisa Dipecat
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200507110924-20-500995/langgar-larangan-mudik-asn-di-jabar-bisa-dipecat/>
Sementara itu, Pemprov DKI, sebut Mujiyono hanya bisa mendapatkan pemasukan
dana dari pemerintah pusat, karena Pemprov tidak bisa menerbitkan pinjaman
daerah, berbeda dari pemerintah pusat yang bisa mengajukan pinjaman luar
negeri. Di sisi lain, Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI juga menurun karena
pandemi.

"Dana bansos enggak *gede-gede amat lho*. Sementara dari BTT (belanja tidak
tetap) saja perubahan kedua sebesar Rp844 miliar. DKI Jakarta seharusnya
punya. Cuma itu kita tidak tahu, ini kemungkinan makin tidak bagus, PAD
enggak bagus," jelasnya.

Dia mengatakan PAD dipungut dari berbagai sektor termasuk sektor hiburan
lewat pajak hiburan. Namun selama PSBB, pajak hiburan yang masuk hanya
sebesar 3 persen dan setop semua di Mei 2020.

Mujiyono memproyeksikan jika Juni atau Juli 2020 Pembatasan Sosial Skala
Besar dikendurkan dan ekonomi membaik, DKI Jakarta akan memiliki pemasukan
lagi.

Menurut Mujiyono, langkah Pemprov mengatasi keterbatasan itu dengan menagih
utang dana perimbangan pada pemerintah pusat layak dilakukan.

"Kalau saya jadi gubernurnya, saya akan ngomong gitu, 'Tagihan ini enggak
dibayar, kalau gitu elu yang *handle* rakyat Jakarta'," ujarnya terkekeh.


*(els/vws)*

Kirim email ke