RR seneng dan saran rakyat dikasih duit kas masa2 susah gara2 coronavirus
ini.

Tetapi dia ngutang gak boleh, ngeluarin bond gak boleh, catut duit dari sana
sini gak boleh.

 

Sekarang cetak duit gak boleh.

Dari mana duitnya baru boleh?

 

Ngomong aja memang paling gampang.

Mau bantu ini itu tetapi duitnya gak ada, gak boleh pinjam, gak boleh ini,
gak boleh itu. Emangnya duit bisa jatuh dari atas?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Thursday, May 7, 2020 7:46 AM
To: nasional-l...@yahoogroups.com; GELORA45@yahoogroups.com; Chalik Hamid
chalik.ha...@yahoo.co.id [nasional-list] <nasional-l...@yahoogroups.com>
Subject: [GELORA45] Cetak uang, Krisis Nyaris Terbukti dan Hartarto Begal.

 

  


1.:

Soal Cetak Uang, Rizal Ramli Semprot DPR dan Puji Gubernur BI

Oleh: Annisa Fadhilah - 07/05/2020 - 14:20 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Perekonomian,
Rizal Ramli, menyetujui sikap Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry
Warjiyo, yang menolak keras kebijakan mencetak uang walau untuk
memenuhi penanggulangan dampak covid-19.

"Sikap Gubernur BI (Bank Indonesia) bagus dan sudah tepat. Cetak uang
akan memicu inflasi dan rontok-kan nilai Rupiah," tulis Rizal Ramli,
lewat aku Twitter-nya, dikutip Kamis (7/5).

"DPR apa ndak malu? Ketum Partai yang ngotot, masak mau mengorbankan
partainya hanya untuk ambisi pribadi yang ngawur dan merusak ekonomi
Indonesia? Cetak uang akan picu inflasi dan rontok-kan nilai
Rupiah !!," imbuh Rizal.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menegaskan
bahwa BI tak akan mencetak uang walau untuk mengatasi dampak pandemi
corona. Sebab, menurut dia, itu bukan praktik kebijakan moneter yang
lazim.

Oleh karena itu, Perry menjelaskan, pencetakan uang oleh disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini dengan menghitung
pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

"Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia 5% dan inflasinya 3%, kurang lebih
kenaikan pencetakan uang 8-10%. Jika ingin menambah cadangan," kata
Perry

"Keseluruhan proses ini tetap sesuai tata kelola dan audit Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK)," Imbuh dia.

Serta mekanisme pengedaran uang kartal atau uang cetak oleh BI pun
tetap harus memperhatikan inflasi dan sesuai UU Mata Uang, dalam
perencanaan, pencetakan, dan pemusnahan.

"Ini perlu berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan," tambah dia.

"Apabila bank membutuhkan likuditas bisa membawa surat utangnya BI
untuk lakukan term repo, bisa dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan,"
ucap Perry.

Sebelumnya, Anggota Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) meminta Gubernur BI untuk mencetak uang lebih di tengah pandemi
corona. Hal ini disampaikan pada Rapat Kerja Banggar DPR secara
virtual. (MSH)

2.:

Ramalan Rizal Ramli, Krisis Hantam Indonesia Nyaris Terbukti
Rabu, 06 Mei 2020 - 18:46

TIMESBANYUWANGI, JAKARTA - Prediksi Ekonom Senior DR Rizal Ramli (RR)
beberapa waktu lalu kemungkinan besar akan terbukti. Rizal menyebut
kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak ubahnya dengan gelembung
(buble) yang terus menggelembung dan rentan. RR ramalkan kemungkinan
krisis hantam Indonesia, penguasa harus hati-hati dan waspada.

"Penguasa harus hati-hati krisis bisa hantam Indonesia. Namun,
gelembung ekonomi yang muncul saat ini dan bisa meletus tidak mendapat
dukungan fundamental yang kuat," kata RR sekitar pertengahan Februari
lalu. 

RR menyatakan, sejak 1,5 tahun lalu dirinya sudah mengkhawatirkan lima
bubbles (gelembung) yang semakin membesar dan siap meletus. Pertama,
makro ekonomi, gagal bayar, daya beli, digital bizz, dan nasib petani. 

"Gelembung-gelembung ini terjadi pada periode bersamaan. Bisa ber
implikasi sosial, ekonomi dan politik besar. Ironi yang kuasa tak
sadar," paparnya.

Kenyataannya, lanjut RR, dalam dua tahun terakhir, pejabat-pejabat
Indonesia malah mengulang kebiasaan buruk, 'self-denial' (menolak
kenyataan) bahwa kondisi ekonomi semakin memburuk, tanpa kemampuan
melakukan inovasi dan terobosan kebijakan untuk 'turn-around'. 

"Kita dapat menghindari krisis, tapi tidak dengan cara-cara lama.
Bahkan pemerintah terus berupaya menutup gelembung tersebut dengan
persepsi seolah semua tidak ada masalah. Padahal gelembung seperti itu
akan meletus sebagai bagian dari koreksi alamiah," kata RR.

Mantan Komisaris Utama Bank BNI ini, menyarankan sebuah cara agar
gelembung meletus tidak memerlukan kehadiran kekuatan yang besar, cukup
sentuhan kebenaran. 

"Untuk meledak, tidak perlu linggis atau kampak, hanya butuh
peniti-peniti kebenaran dan fakta ril," paparnya.

RR juga menyoroti utang Indonesia yang kian ugal-ugalan di bawah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Rasio utang sudah mencapai
mencapai 29,8 persen dari GDP. 

Tak heran, kata RR, ancaman utang Indonesia, dan akan terus menggunung
jika tak ada solusi nyata dari pemerintah. Pasalnya, pertumbuhan utang
Indonesia jauh lebih cepat dari pertumbuhan PDB. Padahal rasio aman
utang 60 persen PDB adalah berdasarkan dua kali rasio pajak
negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) atau Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.

"Rasio pajak negara-negara OECD adalah 30 persen, maka ditetapkan rasio
pajak 2 x 30 persen, sama dengan 60 persen. Indonesia bukan negara maju
yang rasio pajaknya tinggi. Rasio pajak Indonesia hanya 10 hingga 11
persen," paparnya.

Artinya, lanjut RR, rasio aman utang Indonesia seharusnya adalah 2 kali
11 persen, alias 22 persen. "Sedangkan kini rasio utang Indonesia sudah
29,8 persen GDP. Jadi, rasio utang Indonesia, jelas sudah di atas batas
aman. Karena berdasarkan ratio Debt-Service/Export Revenue, batas
amannya hanya 20 persen," paparnya.

Menurutnya. ancaman utang Indonesia, akan terus menggunung jika tak ada
solusi nyata dari pemerintah. Pasalnya, pertumbuhan utang Indonesia
jauh lebih cepat dari pertumbuhan PDB.

"Utang pemerintah Indonesia setiap tahun bertumbuh rata-rata 20 persen.
Sementara pertumbuhan PDB Indonesia hanya rata-rata 5 persen setiap
tahun. Sedangkan utang pemerintah bertumbuh 4 kali lebih cepat dari
pertumbuhan PDB," ungkap RR.

Sementara kondisi saat ini, anggaran pembayaran bunga utang tahun 2020
mencapai Rp 295 triliun. Sementara pembayaran pokok utang Rp 351
trilliun. Artinya, total pokok dan bunga utang Indonesia mencapai Rp
646 triliun. 

Lebih lanjut Rizal Ramli mengemukakan dirinya sejak sejak 1,5 tahun
lalu sudah mengkhawatirkan lima bubbles/gelembung yang akan semakin
membesar. Pertama, makro ekonomi, gagal bayar, daya beli, digital bizz,
petani. gelembung-gelembung itu terjadi pada periode bersamaan.
Implikasi sosial, ekonomi dan politik besar. (*)

3.:

KedaiPena.Com

Kalau Sampai Laporkan Rizal Ramli, Airlangga Hartato Lakukan 'Begal'
Hukum dan Aspirasi 

By Irfan Murpratomo | 6 Mei 2020 

KedaiPena.Com - Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator
Perekonomian Airlangga Hartato akan melakukan begal hukum dan aspirasi
jika sampai melaporkan Tokoh Nasional Rizal Ramli.

Hal tersebut disampaikan oleh Mantan Eksponen Gerakan Mahasiswa 1998
dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Haris Rusly Moti.

"Wajar saja jika sebagai warga negara Rizal Ramli mempersoalkan
tanggungjawab Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian terkait
dugaan korupsi pada pelatihan Kartu Pra Kerja. Sebab hingga hari ini
sebagai warga negara kita tidak pernah mendapat penjelasan resmi dari
pemerintah," ujar Moti sapaanya kepada wartawan, (6/5/2020).

Semestinya, kata dia, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga
Hartato dapat menjelaskan kepada publik rerkait program pelatihan kartu
Pra kerja. Baik, program seperti apa dan apa yang mau dicapai.

"Lalu anggaran yang sangat besar Rp5,6 triliun mau dialokasikan untuk
apa? Dalam hal ini yang sangat bertanggung jawab adalah Menko
Perekonomian Airlangga Hartarto," tegas Moti.

Terlebih lagi, lanjut Moti, setelah meledaknya dugaan korupsi anggaran
pelantikan Kartu Pra Kerja, Airlangga Hartarto juga tak tampil
menjelaskan ke publik terkait masalah tersebut.

"Jadi bisa saja benar dugaan publik dan tuduhan DR. Rizal Ramli bahwa
Airlangga telah melakukan 'begal digital' dan akan berdampak pada
merosotnya popularitas Golkar, karena kebutulan Airlangga adalah Ketua
Umum Golkar," kata Moti.

Moti pun meyakini, Rizal Ramli tidak menyerang institusi Golkar
lantaran hanya mengingatkan kepada para kader akan ancaman runtuhnya
kecintaan rakyat kepada partai berlambang beringin lantaran sikap ketua
umumnya.

"Saya pun memastikan, jika Airlangga Hartarto menumpangi institusi
Partai Golkar untuk melaporkan Rizal Ramli, saya tidak akan segan
membongkar dugaan sejumlah kajahatan korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan yang dilakukan oleh Airlangga," beber dia.

Moti menegaskan, dokumen dugaan sejumlah dugaan korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan akan tumpah ke hadapan publik seperti gunung
Merapi menumpahkan lahar atau lava.

"Jadi saya sarankan, lebih baik Airlangga tampil jelaskan ke publik
terkait dugaan korupsi anggaran pelatihan Kartu Pra Kerja. Jadi pejabat
publik itu jangan songong, jangan sok kuasa, dikit-dikit lapor ke
hukum," tandas Moti.

Sebelumnya, Wasekjen Bidang Keamanan Nasional DPP Partai Golkar Samsul
Hidayat dalam tanggapannya mengatakan bahwa kasus BLBI dan e-KTP sudah
ada putusan hukum.

Dia menegaskan Partai Golkar tidak ada keterlibatan atau ada aliran
dana dari kedua kasus tersebut sudah dibuktikan secara hukum.

Pernyataan Samsul sendiri merespon pandangan Rizal Ramli saat
mengomentari tautan dari portal berita online nasional.

Rizal Ramli mengomentari cuitan berita di Twitter berjudul 'Bang Uchok
Nilai Menko Airlangga Sumber Masalah Kartu Prakerja'.

"Ini yang sering pidato 4.0, 5.0. Realitanya jadi 'begal digital'.
@PartaiGolkar yang namanya sudah mulai membaik, tapi sekarang dirusak
dengan menjadi sponsor utama UU yang rugikan rakyat seperti Omnibus
Law, Begal Digital, dan Perppu Corona 2020 yang bakal jadi pintu masuk
skandal-skandal keuangan," cuitnya di akun Twitter @RamliRizal.

Laporan: Sulistyawan



Kirim email ke