-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1823-merdeka-belajar-belajar-merdeka



Sabtu 09 Mei 2020, 05:30 WIB

Merdeka Belajar Belajar Merdeka

Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group | Editorial
 
Merdeka Belajar Belajar Merdeka

MI/Ebet
Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group.

MERDEKA Belajar maksudnya merdeka dalam belajar atau belajar secara merdeka. 
Belajar merdeka ialah orang yang sedikit banyak alam pikirannya masih terjajah, 
belum merdeka sepenuhnya, baru belajar untuk merdeka.

Konsep Merdeka Belajar sebagaimana dicanangkan Mas Menteri Nadiem Makarim 
sesungguhnya punya pijakan teoretis lumayan kuat. Itu artinya konsep Merdeka 
Belajar bukan barang baru, sekurang-kurangnya dalam tataran teoretis. 
Penerapannya di negara ini yang mungkin baru. Ia baru diterapkan ketika Mas 
Nadiem menjabat Mendikbud.

Ivan Illich pada 1970-an menelurkan konsep deschooling society. Konsep ini 
hendak mengatakan bersekolah tidak otomatis belajar, belajar tidak harus di 
sekolah. Belajar bebas di mana saja. Pandemi covid-19 membuktikan itu. Kita 
semua belajar di rumah, bukan di sekolah.

Paolo Freire pada 1960-an menggagas ide pendidikan sebagai praktik pembebasan. 
Pendidikan semestinya membebaskan. Pendidikan bisa membebaskan bila kita 
belajar secara bebas, belajar secara merdeka, merdeka belajar.

John Dewey pada 1916 menyebut pendidikan merupakan wahana menuju masyarakat 
demokratis. Pendidikan bisa melahirkan manusia demokratis jika ia ditempuh 
secara demokratis pula. Pendidikan demokratis melahirkan manusia demokratis.

Pandemi covid-19 ini makin mengukuhkan konsep Merdeka Belajar. Pandemi covid-19 
membawa kita pada kondisi ketidakpastian. Idealnya, kata psikolog Sonia Bishop, 
kita mengambil pendekatan model free learning, bukan model-based learning, 
untuk menilai risiko dalam menghadapi ketidakpastian.

Model-free learning ialah merdeka berpikir. Model berpikir seperti ini 
memerdekakan kita untuk coba-coba (trial and error). Kita terus memperbarui apa 
yang kita coba itu. Negara-negara pada dasarnya menggunakan model ini ketika 
mencoba menghadapi pandemi covid-19. Negara mengambil kebijakan yang sifatnya 
trial and error dan terus memperbaruinya sampai ditemukan kebijakan yang 
betul-betul pas. Itulah sebabnya negara-negara menerapkan kebijakan 
berbeda-beda bahkan berubah-ubah dalam mengatasi pandemi covid-19.

Dalam konteks belajar, berpikir merdeka membuat kita kreatif mencoba berbagai 
hal tanpa takut salah atau dipersalahkan. Thomas Alfa Edison konon mencoba dan 
gagal 9.000 kali sebelum sukses menemukan bola lampu yang kelak mengubah hidup 
kita.

Model-based learning ialah menyimulasikan pengalaman masa lalu ke masa depan. 
Model berpikir seperti ini membuat kita panik. Kita menyimulasikan lockdown di 
negara lain kepada negara kita. Kita panik ketika negara lain menerapkan 
lockdown, sementara negara kita tidak.

Dalam konteks belajar, pengalaman orang lain yang tak lulus ujian nasional 
membuat kita panik; kita lalu berbuat curang karena panik takut tak lulus ujian 
nasional itu.

Konsep dan kebijakan Merdeka Belajar ini mendapat tantangan dari mereka yang 
belajar merdeka. Sekali lagi, mereka disebut belajar merdeka karena pikiran 
mereka belum merdeka, terjajah kemapanan selama ini, baru belajar untuk merdeka.

Merdeka Belajar mentransformasikan pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran. 
Beban pengajaran berpusat pada guru. Pembelajaran mendistribusikan beban 
belajar pada guru, siswa, bahkan orangtua. Belajar secara tatap muka di kelas 
biasanya berbentuk pengajaran. Belajar secara daring ialah pembelajaran.

Mereka yang terjajah proses pengajaran protes atau mengeluh dengan belajar 
daring. Kata mereka, belajar daring tidak humanis, tidak efektif. Mereka yang 
terjajah alam pikirannya oleh metode pengajaran mengatakan pelatihan daring 
dalam program kartu prakerja tidak efektif, tidak bermanfaat. Padahal, 
pembelajaran secara daring bila dilakukan dengan sungguh-sungguh akan 
mendatangkan hasil hebat karena peserta aktif belajar, bukan pasif diajar.

Meski begitu, kata Mas Menteri Nadiem, tidak akan ada regulasi soal belajar 
daring. “Kalau pakai regulasi, bukan Merdeka Belajar. Saya diberi tugas oleh 
Presiden untuk melakukan deregulasi dan debirokratisasi,” kata Mas Menteri. Mas 
Menteri Nadiem mamaparkan konsep dan praktik Merdeka Belajar dalam kuliah umum 
Reformasi Pendidikan Nasional yang diselenggarakan Media Indonesia secara 
daring pada 5 Mei 2020.

Dalam konsep Merdeka Belajar, kurikulum serupa restoran yang menyediakan 
beragam menu untuk dipilih. Kurikulum bukan menyediakan mata pelajaran seragam 
sehingga siswa tak punya pilihan. Siswa merdeka memilih menu mata pelajaran 
yang disukai, yang menjadi passion-nya. Itu artinya Merdeka Belajar 
mentransformasikan pendidikan keseragaman menuju pendidikan keberagaman.

Karena siswa bebas memilih mata pelajaran, tidak ada yang namanya ujian, 
apalagi ujian nasional. Yang ada asesmen. Ujian nasional mengkhayalkan siswa di 
mana pun berada di seluruh Indonesia punya minat, bakat, isi kepala seragam. 
Namun, mereka yang belajar merdeka, yang cara berpikirnya terjajah kemapanan 
ujian nasional, menentang dihapuskannya ujian nasional tersebut.

Semoga mereka yang baru belajar merdeka kembali ke jalan yang benar, ke jalan 
Merdeka Belajar.

 

 

 

 

 

 
 






Reply via email to