-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://www.antaranews.com/berita/1492684/iran-hiraukan-ancaman-as-soal-sanksi-pbb


Iran hiraukan ancaman AS soal sanksi PBB

Kamis, 14 Mei 2020 22:11 WIB

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif (Antaranews)
Klaim bodoh oleh pejabat AS bukan sesuatu yang baru,
Dubai (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Zarif, pada Kamis 
menghiraukan "klaim bodoh" Amerika Serikat berisi ancaman akan mendorong 
kembali diberlakukannya seluruh sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa apabila Dewan 
Keamanan PBB tidak memperpanjang embargo senjata ke Teheran, demikian laporan 
berita setempat.

Utusan khusus AS untuk Iran, Brian Hook, pada Rabu membenarkan secara terbuka 
strategi itu dua minggu setelah seorang pejabat, yang tidak ingin diketahui 
identitasnya, mengatakan Washington telah menyampaikan rencana itu ke Inggris, 
Prancis, dan Jerman.

Embargo senjata PBB akan berakhir pada Oktober tahun ini setelah Iran 
menandatangani kesepakatan nuklir dengan AS pada 2015. Akan tetapi, perjanjian 
itu dibatalkan secara sepihak oleh Presiden AS Donald Trump pada 2018.

Washington berpendapat pihaknya dapat mendorong PBB kembali menjatuhkan sanksi 
ke Teheran karena resolusi Dewan Keamanan 2015 yang menjadi dasar kesepakatan 
masih menyebut AS sebagai anggota.

Baca juga: Pemerintah Iran tegaskan tidak ingin berperang

"Klaim bodoh oleh pejabat AS bukan sesuatu yang baru," kata Menteri Luar Negeri 
Iran, Mohammad Zarif, ke wartawan.

"Tidak mengejutkan klaim semacam itu didengar dari orang yang menyarankan 
warganya meminum disinfektan sampai meremehkan virus corona (SARS-CoV-2) -- dan 
pernyataan itu disampaikan untuk menunjukkan mereka merupakan bagian dari 
perjanjian yang telah mereka tinggalkan secara resmi," kata Zarif.

Pernyataan Zarif tampaknya merujuk pada saran Trump ke para peneliti. Trump 
sempat menyampaikan ke publik COVID-19 kemungkinan dapat disembuhkan dengan 
menyuntikkan cairan disinfektan ke tubuh pasien.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyindir laporan 
Departemen Luar Negeri AS pada 2019 yang disiarkan Rabu (13/5). Isi laporan itu 
menyebutkan Iran dan empat negara lainnya tidak bekerja sama penuh dengan AS 
melawan terorisme.

"Dengan sejarah membentuk, mendanai, dan mempersenjatai beberapa kelompok 
teroris yang berbeda, ditambah catatan terorisme negara, dan dukungan penuhnya 
terhadap rezim teroris, AS bukan contoh yang baik untuk mengukur upaya melawan 
terorisme," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, lewat 
unggahannya di Twitter.

Sumber: Reuters

Baca juga: Iran tidak akan pernah minta bantuan AS untuk atasi corona
Baca juga: Iran khawatirkan warganya di penjara AS di tengah wabah corona

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2020




Kirim email ke