-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1502372/kehidupan-normal-baru-publik-butuh-aplikasi-pengawasan-dan-pendidikan




Kehidupan normal baru, publik butuh aplikasi pengawasan dan pendidikan

Selasa, 19 Mei 2020 22:28 WIB

Warga mengakses aplikasi PeduliLindungi di Alun-Alun Rangkasbitung, Lebak, 
Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj.
Pandemi COVID-19 ini bisa dianggap berkah tersembunyi bagi Indonesia bahwa 
memang kemajuan teknologi harus dikejar secepat mungkin
Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Indonesia akan membutuhkan aplikasi bersifat 
pengawasan atau surveillance dan pendidikan selain aplikasi kesehatan dalam 
rangka menjalani kehidupan normal baru yang muncul pascapandemi COVID-19, kata 
CEO aplikasi kota pintar Qlue Rama Raditya .

"Aplikasi berikutnya yang dibutuhkan masyarakat saat kondisi 'new normal' 
(kehidupan normal baru) adalah aplikasi bersifat pengawasan atau surveillance, 
kalau aplikasi surveillance lebih ke arah memantau pergerakan dan perilaku," 
katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan alasan aplikasi bersifat surveillance dibutuhkan karena 
masyarakat yang masih takut terhadap pandemi COVID-19, dengan demikian aplikasi 
surveillance yang dapat memeriksa atau mengecek suhu tubuh seseorang diperlukan.

"Saat ini banyak orang yang malas bekerja dari rumah dan memilih untuk bekerja 
di kantor, tapi ternyata dia sakit. Saya rasa aplikasi surveillance penting 
untuk memantau hal-hal semacam itu," ujarnya.

Rama juga menilai bahwa aplikasi teknologi informasi lainnya yang akan 
dibutuhkan masyarakat dalam menghadapi kondisi kehidupan normal baru adalah 
aplikasi bersifat pendidikan.

Baca juga: Yurianto: Normal baru adalah produktif tapi jalani protokol kesehatan

CEO sekaligus pendiri Qlue tersebut juga menambahkan saat ini semua elemen 
bangsa Indonesia dipaksa oleh pandemi COVID-19 ibaratnya bukan lagi belajar 
menanjak, namun dipaksa meloncat dari sisi mengejar kemajuan teknologi.

Hal yang tadinya mungkin dilakukan secara manual, katanya, sekarang harus 
benar-benar dilakukan sepenuhnya digital dan hal tersebut bukan hanya oleh 
pemerintah, melainkan juga pelaku usaha dan masyarakat.

"Pandemi COVID-19 ini bisa dianggap berkah tersembunyi bagi Indonesia bahwa 
memang kemajuan teknologi harus dikejar secepat mungkin," ujarnya.

Sebelumnya, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menilai kondisi 
kehidupan normal baru setelah pandemi COVID-19 membuat ketergantungan terhadap 
teknologi semakin besar.

Ia mengatakan kurun waktu beberapa bulan terakhir ini mengubah banyak hal dan 
teknologi ternyata mengubah pola-pola aktivitas.

Ia melihat semua pihak, termasuk BUMN, memiliki ketergantungan semakin cepat 
kepada teknologi dengan adanya pandemi COVID-19, malah disrupsi dipercepat oleh 
pandemi.

Baca juga: Kementerian BUMN: New Normal buat ketergantungan pada teknologi 
tinggi

Pewarta: Aji Cakti
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2020







Kirim email ke