-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1835-lebaran-orang-orang-kalah



Sabtu 23 Mei 2020, 08:47 WIB

Lebaran Orang-Orang Kalah

Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group | Editorial
 
Lebaran Orang-Orang Kalah

MI/Ebet
Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group.

PUASA sesungguhnya mengajarkan disiplin diri. Kita disiplin menahan lapar dan 
haus serta segala yang membatalkannya. Kita bisa saja secara sembunyi-sembunyi, 
tanpa diketahui orang lain,  makan atau minum. Namun, kita tak melakukannya 
karena kita berkeyakinan Tuhan memantau dan mengetahui perbuatan kita.

Kita semestinya bisa memetik pelajaran disiplin berpuasa selama bulan Ramadan 
untuk juga berdisiplin menerapkan protokol kesehatan selama masa pandemi 
covid-19 ini. Kita bisa saja mengabaikan protokol kesehatan. Namun, kita tak 
melakukannya karena kita sadar virus korona senantiasa mengintai kita.

Dengan bekerja dari rumah, kita semestinya lebih disiplin lagi dalam berpuasa. 
Boleh jadi, banyak orang yang ketika di rumah berpuasa, tetapi ketika di luar 
rumah membatalkannya. Dengan bekerja dari rumah, ada keluarga yang memantau 
kita sehingga menghindarkan diri kita dari niat membatalkan puasa.

Pun kita bisa mengambil pelajaran disiplin berpuasa atau beribadah di rumah 
untuk kita terapkan dalam mencegah berjangkitnya virus korona. Kita makin 
disiplin menerapkan protokol kesehatan karena di dalam rumah, di dalam 
keluarga, kita saling menjaga, saling mengingatkan, untuk senantiasa disiplin 
melaksanakan protokol kesehatan.

Apakah kita berhasil memetik pelajaran dari disiplin berpuasa itu? Tampaknya 
kita gagal. Disiplin berpuasa tidak berdampak pada disiplin menerapkan protokol 
kesehatan. Sebagian kita tidak disiplin tinggal di rumah. Sebagian kita 
berkeliaran dan berkerumun di pasar-pasar untuk jual-beli kebutuhan Lebaran.  
Sebagian kita juga nekat mudik dengan berbagai cara, meski pemerintah sudah 
melarangnya.

Bila tidak disiplin, kita perlu didisiplinkan, dipaksa disiplin. Pemerintah 
melarang kerumunan salat Idul Fitri di masjid atau lapangan. Itu satu contoh 
bentuk pendisiplinan.  Pemerintah tidak melarang salat Idul Fitri, tetapi 
melarang kerumunannya. Pemerintah meminta kita salat Idul Fitri di rumah saja.

Idul Fitri identik dengan kemenangan. Namun, kemenangan Idul Fitri hanya milik 
mereka yang disiplin melaksanakan puasa. Bahkan kemenangan Idul Fitri hanya 
menjadi milik mereka yang bisa menerapkan disiplin itu di luar situasi Ramadan, 
misalnya di situasi pendemi covid-19.

Mereka yang tidak disiplin berpuasa ialah orang-orang kalah. Mereka yang gagal 
menerapkan disiplin berpuasa di luar situasi Ramadan, di situasi pendemi 
covid-19 ini, juga orang-orang kalah.  Jika mereka merayakan Lebaran, itu 
merupakan Lebaran orang-orang kalah.

Larangan mudik merupakan bentuk pendisiplinan lain. Mereka yang bandel 
menerobos mudik dengan berbagai cara untuk menikmati Lebaran di kampung 
halaman, Lebaran itu juga merupakan Lebaran orang-orang kalah.

Banyak yang mengibaratkan situasi pandemi covid-19 yang kita hadapi serupa 
perang. Kita ibarat sedang berperang melawan musuh bernama virus korona. Bila 
ingin memenangi peperangan, disiplin menjadi kunci. Pasukan harus disiplin 
bertahan dan menyerang bila ingin mengalahkan musuh dalam peperangan.

Akan tetapi, kemenangan sempurna melawan covid-19, baru bisa kita rengkuh bila 
kita telah menemukan vaksinnya. Oleh karena itu, para ahli harus disiplin 
meneliti supaya vaksinnya kelak ditemukan, agar kita memperoleh kemenangan 
sempurna memerangi pandemi covid-19.

Sebelum vaksinnya ditemukan, tidak ada salahnya kita berdamai dengan covid-19. 
Berdamai tidak berarti menyerah, kalah, takluk. Berdamai juga menang, tetapi 
kemenangan ada di kedua belah pihak.  Berdamai merupakan upaya mengurangi atau 
mencegah keganasan musuh yang dalam hal ini covid-19. Berdamai dengan covid-19 
juga membutuhkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan, yakni disiplin 
memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, serta menjaga 
imunitas tubuh.

Pendisiplinan yang dilakukan negara di seputar Idul Fitri seperti larangan 
berkerumun untuk salat Idul Fitri atau larangan mudik, semestinya menumbuhkan 
kesadaran dalam diri kita untuk berdisiplin menjaga protokol kesehatan.  Hanya 
dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan kita sukses berdamai dengan 
covid-19.  Hanya dengan disiplin memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan 
pakai sabun dan menjaga imunitas tubuh, kita bisa sukses memasuki kehidupan 
normal baru, kehidupan berdamai dengan covid-19.

Kita berharap dalam waktu tidak terlalu lama para ahli menemukan vaksinnya 
sehingga kemenangan sempurna berperang melawan covid-19 bisa kita raih.

 
 







Reply via email to