-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1512920/virolog-china-klaim-kelelawar-tapal-kuda-sebagai-inang-covid-19



Virolog China klaim kelelawar tapal kuda sebagai inang COVID-19

Senin, 25 Mei 2020 12:11 WIB

Hewan kelelawar dalam habitat aslinya. ANTARA/HO-LIPI/am.
Jakarta (ANTARA) - Ahli virologi China Shi Zhengli memberikan perhatian 
terhadap kelelawar jenis tapal kuda sebagai inang dari COVID-19.

Dalam penelitiannya dia menemukan adanya sebuah ras hasil evolusi antara virus 
corona dan inangnya.

Evolusi itu, sebut Shi, dapat menimbulkan beragam genetik di dalam virus 
tersebut sebagaimana dikutip Global Times, Minggu (24/5).

Pada saat dunia sedang berusaha keras mencari kesimpulan asal virus dan menuduh 
China atas lepasnya virus corona dari sebuah laboratorium di Lembaga Virus 
Wuhan (WIV), Shi memublikasikan temuan barunya yang menegaskan bahwa 
Rhinolophidae salah satu jenis kelelawar yang merupakan inang dari COVID-19.

Baca juga: Peneliti jelaskan alasan kelelawar tak sakit meski memiliki COVID-19
Baca juga: Peneliti temukan enam jenis virus pada kelelawar buah di Indonesia

Penelitian itu mendapati kelelawar jenis itu membawa banyak virus corona dengan 
keragaman genetik yang tinggi, terutama dalam protein lonjakan yang menempel 
pada sel manusia dan menginfeksinya.

Beberapa virus di dalam kelelawar dapat memanfaatkan ortolog protein manusia, 
yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor SARS-CoV 
untuk bisa merasuki dan menginfeksi sel manusia.

SARS-CoV merupakan SARS yang sangat berkaitan erat dengan COVID-19.

Penelitian Shi pertama kali dipublikasikan dalam platform bioRxiv berjudul 
"Evolusi antara virus dan inangnya memicu beragam genetika dalam kelelawar 
SARS" pada 14 Mei 2020.

Temuan itu menyebutkan bahwa protein spike SARSr-CoV dan kelelawar tapal kuda 
ACE2 mungkin telah berevolusi dan mengalami seleksi yang ketat satu sama lain.

Selanjutnya studi tersebut mengarah pada pembuktian bahwa kelelawar tapal kuda 
telah menjadi inang alami SARSr-CoVs.

Pengawasan berkelanjutan terhadap kelompok virus ini pada kelelawar sangat 
diperlukan untuk mencegah penyakit serupa SARS berikutnya, demikian penelitian 
Shi.

Baca juga: Media China: WHO nyatakan semua bukti COVID-19 berasal dari kelelawar
Baca juga: Peneliti: Pemusnahan kelelawar dapat ubah ekosistem

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2020







Kirim email ke