Kalau mau mengatakan ada faktor lain selain nem, ipk, ranking utk menuju sukses bolehlah, tetapi kalau mau riil ya susahlah kalau nem, ipk, ranking rendah bisa sukses.
Apalagi kalo beranggapan sekolah tidak penting. Ini lebih ekstrim lagi pandangannya. 10 faktor yg disebut itu semuanya bisa dipelajari disekolahan. Apakah perlu dikasih angka dan ranking kan itu urusan institusinya. Itu system yg ada kelebihan dan kerugiannya. Jgn dibilang ini yg lbh unggul, itu lbh salah. Ya silahkan dipilih mau system yg mana dan system ini tdk pernah sempurna. Di USA yg saya tahu, sekolah negeri itu semuanya pakai nem, ipk dan ranking.. Disekolah swasta ada pengecualian tetapi tetap masih ada sekolah swasta yg pakai nem ipk ranking ini. Ini level SD sampai SMA. Kalau universitas semua pakai angka/raport. System masuk universitas macem2. Di USA masuk medical school bisa lewat premed ttp juga S1 lainnya bisa. Yg dilihat ya test2/MCAT dan angka2 NEM plus yg lain2. Begitu juga mau masuk law school harus ada LSAT plus IPK S1 dll. Salah satu pekerjaan yg mungkin papan atas dan dicari2 orang adalah IB/investment banking. Ya yg dilihat adalah IPK ranking ekstrakurikuler dll. Masuk ke undergraduate/S1 saja sdh susahnya setengah mati. Top 3 undergraduate business jurusan finance adalah Wharton/upenn, stern/NYU, sloan/MIT yg semuanya adalah swasta. Dibawah itu ya campur2 dari USC, Michigan ann arbor dll. Sekolah2 ini semua perlu angka2 raport ranking dll. Setelah masuk S1 undergraduate business jurusan finance top 3 ini pun masih hrs kompetisi utk dapet internship diperusahaan keuangan yg posisinya sgt terbatas. Ini semua hanya bisa diukur dgn angka. Kalau tdk ada angka rapot, gimana perusahaan bisa menentukan yg masuk yg mana? Pake dukun, subjektif? Ya gak rasional. Itulah protokulernya perusahaan2 yaitu melihat angka2 sekolah dulu lalu yg lain2 mjd pertimbangan spt kepemimpinan, kerja keras dll. Kalau kejujuran ya gak bakalan dihitunglah. Gimana proses rekruitmen karyawan dapat mengukur kejujuran? Apakah hrs lulus mata pelajaran agama atau pancasila? Kan susah kriteria kejujuran ini utk diukur. Coba ambil “mudah bergaul”. Gimana bisa mengklaim mudah bergaul bisa lebih penting drpd angka raport? Pekerjaan2 yg butuh otak itu spt science, riset, akuntasi, coding/programming, pajak itu adalah pekerjaan2 yg tdk perlu bergaul. Orang2 yg suka bergaul alias ekstrovert itu tdk cocok dgn pekerjaan2 ini. Ini adalah pekerjaan2 yg perlu kecermatan, focus yg tinggi. Orang2 nerdy yg aneh2 yg banyak orang bilang tdk gaul alias kurang normal itu lah yg bisa sukses dlm pekerjaan2 ini. Ini pekerjaan2 buat orang2 yg serius, diam dan introvert. Saya fokuskan ke level universitas krn sd sampai sma itu tdk akan terlalu mempengaruhi utk masuk ke lapangan kerja. Tentunya ini jalur cari kerja secara professional. Kalau mau cap cip cup ya silahkan berwiraswasta jadi kaya kaya’ sudono salim yg tdk sekolah dan buta huruf. Atau spt tarzan tdk pernah sekolahpun bisa berteman sama harimau. Riilnya sekarang ya mimpi orang kalau tdk dapet rapot bagus bisa masuk sekolah bagus. Lebih parah lagi mimpinya kalau bisa sukses kalo tdk sekolah. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Tuesday, June 2, 2020 12:38 PM To: undisclosed-recipients: Subject: [GELORA45] Nadiem Makarim Kata Nadiem Makarim Mematahkan Mitos NEM, IPK dan Rangking. Ada 3 hal ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap Kesuksesan yaitu : 1. NEM 2. IPK 3. Rangking Saya mengarungi Pendidikan selama 22 Tahun : - 1 Tahun TK - 6 Tahun SD - 6 Tahun SMP-SMA - 4 Tahun S1 - 5 Tahun S2 & S3 Kemudian Saya mengajar selama 15 Tahun di Universitas di 3 Negara Maju : 1. AS 2. Korsel 3. Australia Dan juga di Tanah Air. Saya menjadi saksi betapa tidak relevannya ke-3 konsep di atas terhadap kesuksesan. Ternyata sinyalemen Saya ini di dukung oleh Riset yang di lakukan oleh Thomas J. Stanley yang memetakan 100 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang berdasarkan survey terhadap 733 Millioner di US Hasil penelitiannya ternyata nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan rangking) hanya lah faktor sukses urutan ke-30 Sementara faktor IQ pada urutan ke-21 Dan bersekolah di Universitas/Sekolah Favorit di urutan ke-23. Jadi Saya ingin mengatakan secara sederhana : "Anak Anda Nilai Raportnya rendah Tidak masalah" NEM Anak Anda tidak begitu besar? Paling banter akibatnya tidak bisa masuk Sekolah Favorit. Menurut hasil Riset, tidak terlalu pengaruh terhadap kesuksesan Lalu apa faktor yang menentukan kesuksesan Seseorang itu? Menurut Riset Stanley berikut ini adalah 10 faktor teratas yang akan mempengaruhi KESUKSESAN : 1. Kejujuran (Being honest with all People) 2. Disiplin keras (Being well-disciplined) 3. Mudah bergaul (Getting along with People) 4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse) 5. Kerja keras (Working harder than most people) 6. Kecintaan pada yang di kerjakan (Loving my career/business) 7. Kepemimpinan (Having strong Leadership qualities) 8. Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/Personality) 9. Hidup teratur (Being very well-Organized) 10. Kemampuan menjual Ide (Having an ability to sell my Ideas/Products) Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK. Dalam Kurikulum semua ini kita kategorikan : Softskill. Biasanya peserta didik memperolehnya dari kegiatan Ekstra-Kurikuler. 10 faktor di atas ada di dalam Pendidikan Pramuka Membentuk karakter adalah kebutuhan utama Mengejar kecerdasan Akademik semata hanya akan menjerumuskan diri. Bangsa Indonesia bukan tidak butuh orang yg pinter karena bangsa Indonesia sudah banyak orang2 pinter namun bangsa Indonesia membutuhkan orang2 yg punya Karakter beradab sopan santun dan ber akhlak mulia Semoga Indonesia Bertambah Maju🇮🇩🇮🇩