-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1855-minang-rendang-islam


Sabtu 13 Juni 2020, 05:00 WIB 

Minang, Rendang, Islam 

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group | Editorial 

  Minang, Rendang, Islam MI/Ebet Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group. 
JUDUL di atas betul-betul urutan. Secara kronologis atau urutan berdasarkan 
waktu, orang terlahir sebagai Minang dulu, lalu bikin rendang, baru masuk 
Islam. Ada yang berteori orang Minangkabau berasal dari keturunan Iskandar 
Zulkarnain, A lexander The Great. Ada pula yang berteori nenek moyang o rang 
Minangkabau berasal dari India Selatan, sebagian nya sisa laskar Macedonia, 
yang mengembara ke Tiongkok Selatan, Siam, dan Melayu. Entah teori mana yang 
benar, yang pasti orang Minang berasal dari luar Nusantara. Itu artinya tidak 
ada orang Minang asli, Minang ‘pribumi’. Secara genetika, penelitian Prof 
Herawati dari Eijkman Institute pada 2017 membuktikan semua orang Indonesia 
ialah ‘imigran’. Tidak ada orang Indonesia ‘pribumi’. Semua manusia pada 
dasarnya migran. ‘Manusia ialah spesies berpindah-pindah, tetapi sebagian orang 
ingin membaginya menjadi dua: migran dan pribumi’, tulis novelis Mohsin Hamid 
di National Geographic edisi Agustus 2019. Dari mana pun asal muasalnya, para 
pendatang ke ranah Minang itu kemudian bersepakat bersinergi dan menyintesiskan 
kebudayaan mereka menjadi satu entitas budaya baru bernama Minangkabau. Mereka 
yang terlahir dalam entitas budaya Minangkabau itu kita sebut orang 
Minangkabau. Kita meyakini orang Minang-lah yang pertama-tama bikin rendang. 
Rendang, menurut Hikayat Amir Hamzah, sesungguhnya sudah dikenal dalam seni 
masakan Melayu sejak 1550-an: ...Buzurjumhur Hakim pun pergi pula ke kedai 
orang merendang daging kambing, lalu ia berkata, “Beri apalah daging kambing 
rendang ini barang segumpal.” Sahut orang merendang itu, “Berilah harganya 
dahulu.” Dari Hikayat Amir Hamzah itu rendang seni masakan Melayu, bukan Minang 
asli. Betul Minang bagian dari kebudayaan Melayu, tetapi ruang lingkup 
kebudayaan Melayu amat luas meliputi antara lain Deli, Serdang, Langkat, Riau, 
Malaysia, bahkan Thailand. Mungkin itu pula yang menyebabkan Malaysia pernah 
mengakui rendang sebagai seni masakannya dan kita marah besar kepadanya. Pun 
kelahiran rendang konon tak luput dari pengaruh beberapa negara, misalnya 
bumbu-bumbu dari India yang diperoleh dari para pedagang Gujarat. Orang Minang 
di masa lampau ialah petani. Petani di masa lampau, termasuk petani Minang, 
aslinya penganut animisme. O rang Minang beralih ke Hindu-Buddha ketika Raja 
Adityawarman datang ke ranah Minang pada 1300-an. Orang Minang masuk Islam baru 
pada abad ke-18. Yang membawa Islam ke ranah Minang ialah para pedagang dari 
Gujarat. Islam yang dibawa mereka cenderung inklusif dan sufi stik. Itulah 
sebabnya di awal-awal orang Minang memeluk Islam terdapat sejumlah tarekat sufi 
. Sampai sekarang tarekat-tarekat itu masih ada. Pada 1700-an sampai 1800-an 
orang-orang Minang yang belajar atau merantau ke Mekah kembali ke kampung 
halaman. Ketika itu Wahabi menguasai Arab Saudi. Kelahiran gerakan Padri ketika 
itu kiranya tidak terlepas dari pengaruh Wahabi. Sejumlah sejarawan menyebut 
Padri sebagai gerakan fundamentalis pertama di Indonesia. Slogan ‘adat basandi 
sarak, sarak basandi Kitabullah’ lahir di masa itu. Islam bukan agama asli 
orang Minang, melainkan animisme. Bagi Indonesia, Islam, serupa Kristen, 
Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, ialah agama-agama impor. Agama asli orang 
Indonesia contohnya animisme, Parmalim (Batak), Tolotang (Sulawesi Selatan), 
dan Sunda Wiwitan (Jawa Barat). Islam yang masuk ke ranah Minang tidak tunggal, 
tidak dari satu sumber, sekurang-kurangnya dari India dan Arab. Inilah yang 
oleh sejarawan Azyumardi Azra disebut teori mata air. Teori mata air mengatakan 
Islam berasal dari berbagai tempat, dari berbagai sumber ‘mata air’, antara 
lain Arab, Mesir, Irak, India, bahkan Tiongkok. Orang Minang dan budaya yang 
dihasilkannya seperti rendang serta agama yang dipeluknya, yakni Islam secara 
historis tidak asli-asli amat. Celakanya, ada orang yang mengklaim sebagai 
pemilik sah atau pemilik asli Minang, kebudayaannya serta agamanya, sehingga 
dia merasa berhak mencoret orang Minang lain dari daftar etnisitas Minang untuk 
menjaga keaslian etnik, budaya, dan agama tersebut. Itulah yang baru-baru ini 
menimpa Ade Armando, yang statusnya sebagai orang Minang dicoret pemangku adat, 
gara-gara mempertanyakan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang meminta 
Kemenkominfo menghapus aplikasi Injil berbahasa Minang. Filsafat ketuhanan 
menyebutkan cuma Tuhan yang asli, azali, causa prima; cuma Tuhan pemilik asli 
dan keaslian. Jangan-jangan orang-orang yang merasa pemilik asli satu budaya 
dan agama dan berhak bertindak atas nama keaslian budaya dan agama itu kiranya 
telah menyerobot hak Tuhan? Wallahu a’lam.

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1855-minang-rendang-islam





Kirim email ke