Salah satu literatur menyangkut kapasitas kebijakan RR di bidang ekonomi
sumber kekayaan alam.
Lusi.-



Untung Jokowi Terima Usulan Rizal Ramli Soal Kilang LNG Darat
Oleh : very - Senin, 29/06/2020 09:36 WIB


Jakarta, INDONEWS.ID -- Mungkin Anda masih ingat pada Januari hingga
Maret 2016, Menteri Koordinator Kemaritimahoren Dr. Rizal Ramli dengan
Tim Fortuga (Forum Tujuh Tiga ITB) melawan dan berhasil mencegah
pembangunan kilang LNG offshore di blok Abadi Masela, Maluku Tenggara
Barat. Akhirnya atas saran Rizal Ramli, Presiden Jokowi pada 23 Maret
2016 memutuskan untuk membangun kilang LNG di darat (onshore) yang
justru lebih bermanfaat untuk rakyat Maluku.

Seperti diberitakan Koran Forbes pada 23 Juni 2020 lalu, kilang gas
terapung Prelude milk Shell bernilai $12 miliar terancam gagal. Karena
itu, Shell pusing tujuh keliling.

Kilang gas di atas kapal terbesar di dunia itu dirancang perusahaan
patungan Belanda Inggris, Royal Dutch Shell secara teoritis dapat
menjadi salah satu perintis  kilang terapung terbesar industri
perminyakan, dengan bobot mati sekitar 600.000-ton dan panjang 490
meter atau  yang lima kali lebih besar daripada kapal induk terbesar AS.

Kilang terapung ini dirancang untuk menghasilkan gas alam cair dan
produk  minyak bumi lainnya.

Kilang terapung Prelude ini akan dilabuhkan di atas lapangan gas yang
berjarak 300 mil dari pantai barat laut Australia.

Sayangnya, kilang terapung yang sangat mahal dan yang secara teknis
merupakan tongkang tersebut belum menghasilkan LNG setabung pun sejak
awal tahun ini.

Hingga kini Prelude yang menyedot investasi antara $12 hingga $17
miliar itu  masih berupaya mendapat semacam sertifikat kelaikan
keamanan dari otoritas Australia terkait ledakan yang terjadi pada
Januari lalu.

Kilang terapung (Floating LNG) mungkin tak akan pernah terbangun.

Secara teoretis FLNG akan dapat dipindahkan saat sumur gas mulai
mengering ke lapangan gas lainnya.

Shell mulai eksperimen pada proyek ini lebih dari 10 tahun lalu, saat
harga gas dan minyak mentah mulai menukik.

Goldman Sachs sejak awal memperkirakan tingginya biaya yang dikeluarkan
Shell dengan sebuah bank investasi. Goldman Sach menganalisis biaya
operasional Prelude ini merupakan yang termahal di dunia.

Menurut perkiraan Goldman Sachs, biaya material pendahuluan akan lebih
dari dua kali lipat dari proyek-proyek baru lainnya dan empat kali
biaya produksi LNG di Qatar, sebagai raja gas dunia.

Karena itu, beruntung Presiden Jokowi menerima usulan Rizal Ramli
terkait kilang LNG di darat waktu itu, karena saat ini kilang terapung
milik Shell pun berantakan. (Very)
  • [GELORA45] Jokowi terima... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]

Kirim email ke