Kemenlu Tiongkok: Tindakan Kedubes AS Sedikitpun Tak Beralasan

2020-07-14 11:37:16

Mengenai peringatan keamanan terkait Tiongkok yang diumumkan Kedubes AS di Tongkok baru-baru ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menyatakan di depan jumpa pers kemarin (13/7), tindakan Kedubes AS tersebut nyata sekali berniat jahat, dan mencoba mencari alasan bagi pihak AS untuk merugikan hak dan kepentingan sah warga Tiongkok di AS.

Menurut peringatan keamanan Kedubes AS terebut, “warga AS di Tiongkok hendaknya meningkatkan kewaspadaan, sebab pihak Tiongkok melaksanakan hukum setempat dengan sesuka hati dan tidak bertujuan melindungi hukum dan ketertiban, termasuk melakukan penahanan dan pelarangan keluar wilayah.” Mengenai perkataan tersebut, Hua Chunying menyatakan, target peringatan AS tersebut sama sekali salah.

“Pihak AS mengklaim adanya warga AS yang ditahan di Tiongkok dan dilarang keluar dari wilayah, tapi AS sama sekali tidak bisa menyertai bukti. Sebaliknya kami dapat mengajukan banyak contoh tentang warga Tiongkok di AS yang mengalami pemeriksaan dan tahanan tak beralasan. Selama ini, pihak AS berdasarkan prasangka ideologi dan pikiran perang dingin serta bertujuan jahat membendung Tiongkok, memantau, mengintervensi dan memeriksa, bahkan menangkap para pelajar Tiongkok di AS, secara sewenang-wenang menyita alat elektronik warga Tiongkok, bahkan melakukan penangkapan dengan/presumption of guilty/, secara terang-terangan mendakwa mereka ‘melakukan tindakan mata-mata’”.

Hua Chunying menyatakan, perundungan, pemeriksaan dan ancaman AS tersebut merugikan hak dan kepentingan sah warga Tiongkok di AS, juga merusak pertukaran normal antar masyarakat Tiongkok-AS, dan telah berubah menjadi persekusi politik. Tindakan AS tersebut sama sekali tidak masuk akal dan juga merugikan citranya diri sendiri. Berbagai kalangan masyarakat AS mengkhawatirkan, “McCarthyisme” bakal terpulih kembali.

Hua Chunying menekankan, Tiongkok adalah negara hukum, senantiasa memelihara keamanan, hak dan kepentingan sah warga negara asing di Tiongkok dengan berdasarkan hukum, mendukung pertukaran dan kerjasama normal. Dia menuntut AS menghentikan tindakan salah yang membatasi pertukaran normal antar personel kedua negara untuk menghindari kerusakan lebih lanjut terhadap hubungan Tiongkok-AS.



 Tiongkok Menentang Fitnah Kedubes AS Soal “Buruh Perbudakan”

2020-07-14 10:12:52

Menanggapi fitnah Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Tiongkok melalui akun media sosialnya tentang apa yang disebut “produk Tiongkok adalah buatan buruh hamba”, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menyatakan, demi memfitnah dan menuduh Tiongkok, tindakan sejumlah orang AS sudah tidak ada batasnya.

Di depan jumpa pers kemarin (13/7), Hua Chunying mengatakan: “Kebohongan ini dibuat secara kasar dan jelek, tidak pantas dibantah, malah digunakan pihak AS untuk memfitnah Tiongkok, sungguh menjijikkan. Saya tidak menentang mereka menghina kecerdasan dirinya, namun dengan tegas menentang pihak AS menggunakan kebohongan sejelek ini untuk menstigmatisasi dan memfitnah Tiongkok. Tindakan ini sangat tidak terpuji dan harus dikecam dan diusut tanggung jawabanya.”

Mengenai klaimnya bahwa “Partai Komunis Tiongkok memperoleh keuntungan dari pelanggaran HAM rakyat etnis Uyghur di Xinjiang”, Hua Chunying menyatakan, tuduhan tidak adil pihak AS terkait masalah Xinjiang patut disebut sebagai kebohongan paling besar dalam abad ini.

“Selama 40 tahun yang lalu, jumlah penduduk rakyat etnis Uyghur di Xinjiang bertambah dari 5,55 juta orang sampai 11,68 juta orang. Meningkat dua kali libat daripada 40 tahun nyang lalu. Pernahkah AS menyaksikan genosida semacam ini? Di Xinjiang rata-rata setiap masjid melayani 530 Muslim, jumlah total masjid di Xinjiang bahkan menjadi 10 kali lipat daripada AS. Pernahkah mereka melihat pemerasan agama seperti ini? Saya juga punya teman-teman etnis Uyghur, saya tahu kehidupan mereka di Xinjiang senang dan bebas, mereka bisa menari dan menyanyi, bernafas secara bebas, sama sekali berbeda dengan orang Afrika di AS seperti George Floyd.”

Hua Chunying menyatakan, Tiongkok berharap politisi AS memperhatikan masalah ras yang ada di dalam negeri dirinya, berupaya melindungi HAM warga etnis minoritas di AS.

Kirim email ke