-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1887-tim-pemulihan-ekonomi


Selasa 21 Juli 2020, 05:00 WIB 

Tim Pemulihan Ekonomi 

Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group | Editorial 

  Tim Pemulihan Ekonomi MI/Ebet Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group. KITA 
menghargai langkah pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan 
Pemulihan Ekonomi Nasional. Menteri BUMN Erick Thohir yang menjadi ketua 
pelaksananya bertugas menyelaraskan tugas yang sudah lebih empat bulan 
dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan upaya menggerakkan 
perekonomian masyarakat. Akhir bulan lalu di kolom ini, kita mengusulkan kepada 
pemerintah membentuk gugus tugas ekonomi. Organisasi itu diperlukan agar bisa 
cepat mengeksekusi berbagai kebijakan pemulihan ekonomi nasional yang sudah 
ditetapkan pemerintah. Kita membutuhkan orang yang bisa berkonsentrasi penuh 
menggerakkan perekonomian nasional tanpa harus terbebani urusan pemerintahan 
sehari-hari. Kita tahu wabah covid-19 tidak hanya memengaruhi kesehatan 
masyarakat, tetapi juga memukul kegiatan ekonomi. Keharusan untuk tetap tinggal 
di rumah dan menjaga jarak membuat kegiatan ekonomi praktis terhenti. Dampak 
dari upaya kita membatasi penyebaran covid-19 antara lain menurunnya angka 
penjualan dan penerimaan, terkurasnya arus modal perusahaan, dan kemudian 
meningkatnya pemutusan hubungan kerja. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan 
Covid-19 Doni Monardo berulang kali mengingatkan, penanganan ekonomi masyarakat 
tidak kalah penting untuk diperhatikan di samping upaya penanganan covid-19 
sendiri. Ada dua alasan setidaknya yang mendasarinya. Pertama, PHK akan membuat 
masyarakat kehilangan pendapatan dan pekerjaan. Tanpa adanya pendapatan, 
kemampuan untuk memperoleh makanan yang bergizi akan berkurang dan itu akan 
memengaruhi imunitas. Tanpa memiliki pekerjaan, orang juga akan depresi serta 
panik dan itu juga akan berdampak kepada penurunan imunitas. Kedua, PHK akan 
membuat orang merasa tidak memiliki harapan. Kalau tidak segera dibantu untuk 
menyelesaikan persoalannya, orang itu akan terjebak dalam situasi frustrasi. 
Kita tidak boleh lupa, orang yang lapar akan mudah untuk menjadi marah, a 
hungry man become an angry man. Dengan adanya Komite Pemulihan Ekonomi 
Nasional, diharapkan, ada orang yang diserahi tanggung jawab untuk memikirkan 
bagaimana perekonomian masyarakat bisa kembali digerakkan. Seperti Ketua Gugus 
Tugas Doni Monardo, ia harus siap 24 jam menyediakan waktunya untuk 
menginventarisasi masalah dan mencari jalan keluarnya. Bahkan dalam tiga bulan 
pertama Doni tidak pernah pulang ke rumah untuk memikirkan cara mengendalikan 
penyebaran covid-19 di Indonesia. Kondisi yang kita hadapi sekarang ini jauh 
dari menggembirakan. Di samping angka penularan covid-19 yang masih tinggi, 
perekonomian masih bergeming. Meski pemerintah menyediakan stimulus fi skal 
hampir Rp700 triliun, pemanfaatannya belum optimal. Termasuk suntikan dana Rp30 
triliun yang disalurkan melalui empat bank BUMN. Kita harus bergerak cepat 
karena setiap hari keadaan bisa semakin memburuk. Kita masih harus menunggu 
sampai awal Agustus nanti seberapa dalam perlambatan ekonomi yang terjadi pada 
kuartal II lalu. Presiden Joko Widodo sudah memberikan indikasi, perekonomian 
kita akan bisa tertekan sampai minus 4,3%. Sekarang ini yang perlu dilakukan 
bagaimana menyediakan anggaran yang mencukupi untuk mengendalikan penyebaran 
covid-19. Kedua, menjaga daya beli masyarakat, terutama bagi masyarakat miskin 
yang terdampak covid-19, dengan memberikan dana bantuan tunai. Ketiga, 
memberikan bantuan modal kerja kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan besar 
agar mereka bisa tetap berproduksi dan memberikan lapangan pekerjaan kepada 
lebih banyak orang. Komite Pemulihan Ekonomi Nasional harus mampu memiliki 
database tentang jumlah usaha mikro, kecil, menengah, dan besar yang terdampak 
covid-19 di seluruh Indonesia. Terutama, usaha-usaha yang mampu menampung 
tenaga kerja dalam jumlah yang besar, harus diketahui kebutuhannya untuk bisa 
bergerak kembali kegiatan usahanya. Bahkan, harus dirumuskan skema tentang cara 
mendapatkan modal kerja itu dan bagaimana kemudian menggembalikannya. Kemampuan 
untuk cepat mengambil keputusan, tidak pilih kasih, namun tetap menerapkan 
sikap prudent merupakan hal yang perlu dimiliki Komite Pemulihan Ekonomi. 
Kemauan untuk terbuka kepada masukan, mau berkoordinasi, dan mampu untuk 
mengajak semua komponen bangsa untuk ikut memikirkan cara keluar dari situasi 
krisis dan kritis ini tidak kalah pentingnya. Pengalaman Ketua Gugus Tugas Doni 
Monardo menarik dijadikan pelajaran. Ia menerapkan apa yang disebut dengan 5S 
dan 1T. Doni menyadari, penanganan covid-19 tidak mungkin dilakukan sendirian. 
Oleh karena itu, dia membangun struktur, menetapkan sistem, merumuskan 
strategi, memanfaatkan skill dari para pakar, dan cepat dalam mengambil 
keputusan. Dari sanalah kemudian ditetapkan target yang ingin dicapai. Sesudah 
empat bulan wabah covid-19 melanda Indonesia, tantangan tetap tidak mudah. Kita 
tetap harus menghindarkan agar jangan sampai masyarakat terpapar covid-19, 
tetapi secara bersamaan jangan sampai terkapar oleh virus PHK. Pembentukan 
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional tidak terlepas dari 
keinginan kita untuk membuat masyarakat bisa tetap produktif, tetapi secara 
bersamaan bisa aman dari ancaman virus korona.

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1887-tim-pemulihan-ekonomi






Kirim email ke