-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/read/detail/350158-petani-paham-kelola-kesuburan-tanah-dari-sekolah-lapang




Minggu 04 Oktober 2020, 22:35 WIB 

Petani Paham Kelola Kesuburan Tanah dari Sekolah Lapang

 mediaindonesia.com | Nusantara 

  Petani Paham Kelola Kesuburan Tanah dari Sekolah Lapang dok.Pusluhtan 
Petani dari Poktan Sejati Nagori dipandu penyuluh BPP Panei pada Sekolah Lapang 
IPDMIP tentang kelola kesuburan tanah dengan pemupukan berim PAHAM tanah 
sebagai faktor utama proses budidaya lebih penting. Tempat tumbuh tegak 
tanaman, persediaan air, udara dan unsur hara, serta tempat hidupnya organisme 
yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sejumlah petani di Desa 
Jawa Tongah II, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara 
melakukan praktik pengujian tanah di wilayah usaha tani mereka. Hasilnya? 
Kandungan N (nitrogen) rendah, P (kadar liat) tinggi. Mereka kemudian 
mencocokkan hasil uji tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) disilang 
Perangkat Uji Pupuk (PUP). Kegiatan tersebut dipandu penyuluh dari Balai 
Penyuluhan Pertanian (BPP) Panei di Simalungun. Kesimpulannya? Hasil PUTS dan 
PUP oleh kelompok tani (Poktan) Sejati Nagori merekomendasikan pupuk NPK 300 kg 
dan 50 kg pupuk SP36 untuk tiap hektar. "Sedangkan hasil pengujian unsur K atau 
kalium dalam tanah, diketahui kandungan K sedang. Rekomendasinya, pemakaian 
pupuk KCL maksimal 50 kg tiap hektar," kata Sando Sinaga, Koordinator BPP 
Panei. Hasil pengujian terhadap proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman, 
diketahui derajat keasaman tanah (pH tanah) 5 hingga 6 atau agak asam, 
direkomendasi pemberian jerami sebanyak lima ton per hektar. Pengetahuan 
tersebut diketahui oleh petani dari Poktan Sejati Nagori setelah mengikuti 
Sekolah Lapang (SL) Pertemuan I tentang Pengelolaan Kesuburan Tanah dengan PUTS 
dan PUP yang digelar oleh Program Integrated Participatory Development and 
Management of Irrigation Project (IPDMIP) di Kabupaten Simalungun. Kegiatan SL 
tersebut digelar oleh Kementerian Pertanian RI bersama IPDMIP. Sementara Badan 
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) khususnya Pusat Penyuluhan 
Pertanian (Pusluhtan) selaku National Project Management Unit (NPMU) dari 
IPDMIP 2020. Kabid Penyuluhan Simalungun, Syahril mengatakan SL dari IPDMIP 
mendukung upaya pemerintah kabupaten (Pemkab) mendorong pemupukan berimbang. 
Syahril juga mengapresiasi antusias 30 peserta SL, 15 pria dan 15 wanita, hadir 
sejak pukul 09:00 WIB hingga usai SL di halaman salah satu anggota Poktan 
Sejati Nagori. "Kelebihan pupuk? Akibatkan tanaman padi rebah, patah dan rentan 
organisme pengganggu tanaman atau OPT. Produksi tidak optimal. Kalau kurang? 
Juga rentan OPT, memicu stunting dan produksi rendah," kata Syahril yang 
memantau kegiatan SL didampingi penyuluh kabupaten yakni Nurpede Sihombing, 
Mesdi dan Kadar Situmorang. Upaya menambah wawasan dan pengetahuan petani 
tentang pupuk berimbang dan kesuburan tanah juga dilakukan IPDMIP pada 74 
kabupaten di 16 provinsi yang menjadi target Program Integrasi Partisipasi 
Pertanian dan Manajemen Irigasi (IPDMIP). Penyuluh pusat Kementan, Sri 
Wijiastuti selaku pembina penyuluhan pertanian Sumut mengatakan kegiatan SL 
sejalan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo. Pasalnya, 
pemerintah pusat mendukung IPDMIP, menambah wawasan dan pengetahuan petani 
tentang kegiatan usaha tani yang baik dan tepat. "Didukung IPDMIP, kita ingin 
ketahanan pangan tercapai. Indonesia bisa mandiri pangan. Pendapatan masyarakat 
pedesaan pun meningkat," kata Sri W mengutip Mentan. Kepala BPPSDMP Dedi 
Nursyamsi menegaskan kegiatan SL menjawab peran BPP sebagai pusat pembelajaran 
bagi penyuluh dan petani meningkatkan kompetensinya. "Mereka akan mampu 
mengidentifikasi kebutuhan unsur hara tanaman dan pupuk di wilayah binaan BPP." 
Dari kegiatan SL tersebut, Sando Sinaga berharap petani binaan BPP di Kecamatan 
Panei menerapkan tehnologi tepat guna dan berkelanjutan, mendukung Pemkab 
Simalungun selaku District Project Implementation Unit (DPIU) dari IPDMIP di 
Sumatera Utara. "Hasil pengujian tanah akan menjadi acuan budidaya tanaman padi 
pada pemupukan padi sawah di areal Demplot yang telah ditentukan. Peserta SL 
dapat melihat produktifitas tanaman padi dengan pemupukan sesuai hasil 
pengujian mereka," kata Sando Sinaga. Kabid Syahril menambahkan pertemuan 
selanjutnya dilaksanakan dengan materi penyuluhan lanjutan yang relevan, 
sehingga pada akhir pelaksanaan SL, para petani mampu menguasai dan 
mengaplikasikannya. "Hal ini terkait program pemerintah mendorong petani 
mandiri dan mampu menjadi agen perubahan bagi produktifitas dan kesejahteraan 
petani Simalungun," katanya. (Ant/OL-13) Baca Juga: Kementan Rencanakan Bangun 
Food Estate di Buru

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/read/detail/350158-petani-paham-kelola-kesuburan-tanah-dari-sekolah-lapang







Kirim email ke