Rakyat Tiongkok Yang Cinta Perdamaian Tak Gentar Hadapi Provokasi

http://indonesian.cri.cn/20201024/d57f9696-9509-ef60-5830-2fc586c5e130.html
2020-10-24 11:39:15

Rakyat Tiongkok Yang Cinta Perdamaian Tak Gentar terhadap Provokasi_fororder_timg (1)

“Perang melawan agresi Amerika dan membantu Korea telah menggagalkan agresi dan ekspansi imperialisme, membela keamanan Tiongkok yang baru, melindungi kehidupan damai rakyat Tiongkok, menstabilkan situasi Semenanjung Korea, dan memelihara perdamaian Asia bahkan seluruh dunia.” Itulah kutipan kata-kata pemimpin tertinggi Tiongkok, Xi Jinping yang pada hari Jumat kemarin (23/10) menyampaikan pidato dalam rapat peringatan hari ulang tahun ke-70 pengiriman Tentara Sukarelawan Rakyat Tiongkok (Chinese People's Volunteer Army) ke Korea untuk melawan agresi Amerika dan membantu Korea. Dari kata-kata tersebut terbaca pesan jelas bahwa Tiongkok dengan tegas membela kedaulatan dan penyatuan wilayah serta memelihara perdamaian dan kestabilan kawasan dan dunia.

Rakyat Tiongkok Yang Cinta Perdamaian Tak Gentar terhadap Provokasi_fororder_FBEFFE486C69B93ADAE0E8B37B0A9D8E

“Tentara yang adil melakukan aksi yang menjunjung keadilan,” itulah substansi fundamental perang melawan agresi Amerika dan membantu Korea yang terjadi pada 70 tahun yang lalu. Pada Juni 1950, perang saudara Korea meletus. Pemerintah AS yang menganut pikiran perang dingin mengambil keputusan untuk mengerahkan kekuatan militer mengintervensi perang saudara Korea. Tentara AS bersikeras melintasi garis paralel 38 derajat yang merupakan garis demarkasi waktu itu dan melancarkan perang agresinya sampai ke perbatasan Tiongkok-Korea, atau dengan kata lain “memaksakan perang pada rakyat Tiongkok”. Pada saat krusial itulah, Mao Zedong dan para pemimpin lainnya mengambil keputusan penting untuk mengirim Tentara Sukarelawan Rakyat Tiongkok berperang ke Korea.

Walaupun kalah mutlak dibandingkan senjata yang dimiliki musuh, Tentara Sukarelawan Rakyat Tiongkok yang dibantu oleh tentara dan rakyat Korea tetap mencapai kemenangan jaya perang melawan agresi Amerika setelah mengalami perjuangan dan pertempuran yang alot selama dua tahun dan 9 bulan lamanya. “Perang melawan agresi Amerika dan membantu Korea merupakan deklarasi yang menyatakan rakyat Tiongkok sudah bangkit kembali di Timur, sekaligus tonggak sejarah yang menandakan bangsa Tionghoa akan menuju kejayaan yang mulia,” demikian kata Xi Jinping di depan rapat peringatan kemarin.

Bercermin pada masa silam untuk mengetahui masa depan. Tiongkok secara khidmat memperingati genap 70 tahun perang melawan agresi dan membela tanah air bukanlah untuk melanjutkan konfrontasi, melainkan untuk menarik pelajaran dari sejarah demi memperoleh referensi yang bermanfaat dalam jangka panjang, agar dapat lebih baik memelihara perdamaian.

Dibanding 70 tahun yang lalu, perdamaian dan pembangunan kini sudah menjadi arus utama dunia. Akan tetapi, sejumlah politikus AS masih belum menarik pelajaran dari sejarah, masih terus tersesat dengan pikiran perang dingin, menggalakkan unilateralisme, hegemonisme dan egoisme ekstremis, serta memberikan tekanan dan penindasan maksimum terhadap Tiongkok.

“Negara mana pun, tentara mana pun, tak peduli sekuat apa pun, jika dia berdiri di pihak perlawanan arus perkembangan sejarah, jika dia nekat melakukan penggencetan, bertindak ngawur dan melancarkan agresi, maka dia pasti akan mengalami kegagalan total.” Pengalaman pada masa lampau hendaknya dijadikan referensi generasi mendatang. Rakyat Tiongkok mencintai perdamaian, selama-lamanya tidak akan mengusahakan hegemonisme, tidak melakukan ekspansi, namun mutlak tidak akan berdiam melihat kedaulatannya dirugikan. “Rakyat Tiongkok tidak mencari onar, tapi juga tidak akan takut onar. Di hadapan kesulitan dan risiko apa pun, rakyat Tiongkok tidak akan gentar, bangsa Tionghoa mutlak tidak akan ketakut-takutan!” Perang melawan agresi Amerika dan membantu Korea beserta semangatnya akan terus menginspirasi rakyat Tiongkok berjuang melawan segala risiko dan tantangan, dengan teguh menempuh jalan pembangunan secara damai, pembangunan secara terbuka dan kooperatif serta pembangunan bersama untuk menciptakan masa depan yang indah umat manusia.



 Tiongkok Kritik Lembaga Australia Ini Tidak “Independen” dan Tidak
 “Teliti”

http://indonesian.cri.cn/20201024/e706f8f8-7589-6177-3ff5-af2274d133df.html
2020-10-24 15:50:36

Tiongkok Kritik Lembaga Australia Ini Tidak “Independen” dan Tidak “Teliti”_fororder_W020201023726263503577

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dalam jumpa pers kemarin (23/10) mengkritik/Australian Strategic Policy Institute/atau ASPI selalu terkenal dengan perekaan berbagai informasi palsu terkait Tiongkok. ASPI menyebut dirinya sebagai “lembaga penelitian yang independen”, tapi lembaga ini sama sekali tidak “independen”, juga tidak “melakukan penelitian”. Lembaga ini tidak disambut biarpun di negerinya sendiri.

Zhao Lijian menunjukkan, lembaga Australia tersebut tidak “independen” karena ASPI sejak lama menerima pendanaan dari Departemen Pertahanan, lembaga diplomatik dan pedagang senjata AS. ASPI penuh dengan nuansa ideologi yang menentang Tiongkok, dan selalu giat menelurkan berbagai kebohongan terkait Tiongkok.

Zhao Lijian menyatakan, lembaga ASPI tidak melakukan penelitian karena lembaga ini selalu mereka atau membuat laporan terkait Tiongkok tanpa berdasar sehingga laporannya sama sekali tidak mempunyai nilai akademis, bahkan melanggar etika dan moral profesional yang sedianya dimiliki oleh lembaga akademis. Lembaga Australia ini tidak terpuji karena tidak disambut oleh tokoh-tokoh Australia yang berpandangan bijaksana.

Kirim email ke