-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://bali.antaranews.com/berita/215224/bi-perekonomian-bali-tumbuh-166-persen




BI: perekonomian Bali tumbuh 1,66 persen

Jumat, 6 November 2020 19:20 WIB

Sejumlah penari tampil saat pembukaan kembali atraksi wisata Tari Kecak Uluwatu 
di kawasan Uluwatu, Badung, Bali, Sabtu (31/10/2020). Atraksi wisata tersebut 
kembali dipentaskan empat kali dalam seminggu dengan menerapkan protokol 
kesehatan secara ketat bagi wisatawan dan seniman setelah sebelumnya ditutup 
akibat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Denpasar (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali 
Trisno Nugroho mengatakan perekonomian Bali pada triwulan III 2020 mulai 
menunjukkan pemulihan, yang tercermin dari pertumbuhan sebesar 1,66 persen 
dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq).

"Pertumbuhan 1,66 persen (qtq) ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 
triwulan lalu yang -7,24 persen (qtq)," katanya di Denpasar, Bali, Jumat.

Menurut dia, nilai PDRB naik dari Rp35,84 triliun pada triwulan II menjadi 
Rp36,44 triliun pada triwulan III 2020.

"Perbaikan ini seiring dengan implementasi strategi pemulihan ekonomi yaitu 
penerapan tatanan kehidupan baru atau program CHSE (clean, healthy, safety, and 
environment) khususnya di sektor pariwisata," ujarnya.

Dari 17 lapangan usaha, 11 di antaranya tercatat tumbuh positif dengan tiga 
pertumbuhan tertinggi dialami lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 3,98 
persen (qtq), diikuti sektor jasa lainnya 3,86 persen (qtq), dan informasi dan 
komunikasi 3,78 persen (qtq).

Baca juga: Bank Indonesia: semua pihak harus kompak bangkitkan ekonomi Bali

Sejalan dengan mulai dibukanya wisatawan domestik, lapangan usaha penyediaan 
akomodasi dan makan minum, transportasi, dan industri pengolahan juga mencatat 
pertumbuhan positif masing-masing sebesar 3,41 persen (qtq), 3,64 persen (qtq), 
dan 3,4 persen (qtq).

Dari sisi penggunaan, perbaikan terjadi pada komponen konsumsi pemerintah 21,76 
persen (qtq), ekspor luar negeri 11,17 persen (qtq), dan investasi 32,68 persen 
(qtq). Sedangkan konsumsi rumah tangga masih tumbuh terbatas 1,87 persen (qtq).

Sementara itu, jika dilihat secara pertumbuhan tahunan (yoy), Bali masih 
mengalami kontraksi 12,28 persen atau lebih rendah dari triwulan II sebesar 
-11.02 persen.

"Hal ini, mengindikasikan bahwa meskipun secara level terjadi peningkatan 
dibanding triwulan II 2020, nilai PDRB Bali pada triwulan III-2020 ini masih 
jauh di bawah nilai PDRB triwulan III 2019," katanya.

Trisno menambahkan pemulihan akan berlanjut pada triwulan IV 2020, seiring 
dengan perkiraan membaiknya kondisi pariwisata, khususnya wisatawan domestik.

Baca juga: BI Bali dorong TPID kabupaten buat inovasi kendalikan inflasi

Hal ini terkonfirmasi dari indikator utama jumlah kedatangan penumpang domestik 
di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang tercatat sebesar 121.937 orang 
pada Oktober 2020, atau tumbuh 32,77 persen (mtm).

Optimisme pemulihan ini juga terkonfirmasi dari pengolahan big data Google 
Trends yang mencerminkan bahwa minat wisatawan domestik dan wisman ke Bali 
sangat besar, dengan pencarian travel di Bali tercatat lebih tinggi 
dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia maupun destinasi wisata lainnya di 
kawasan Asia.

"Peluang ini harus dioptimalkan, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan 
yang ketat, sehingga pemulihan aspek ekonomi dan kesehatan dapat berjalan 
secara pararel," ucapnya.

Untuk mempercepat pemulihan, tambah Trisno, penerapan teknologi dan 
digitalisasi merupakan sebuah keharusan di era tatanan kehidupan baru.

"Adanya kebiasaan baru dan kesadaran terhadap penularan wabah COVID-19, memaksa 
konsumen (dan juga produsen) untuk cenderung menggunakan teknologi dalam 
kesehariannya," ucapnya.

Seperti halnya pada saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), 
industri e-commerce menjadi tulang punggung bagi aktivitas perdagangan di 
sektor riil agar tetap hidup.

"Pelaku bisnis sebaiknya mengubah pola pikir untuk lebih mempertimbangkan 
aktivitas bisnis secara daring. Secara bertahap, sektor informal maupun 
pedagang di pasar tradisional juga akan dapat beralih ke arah teknologi digital 
pada industri e-commerce," ucapnya.
Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA






Kirim email ke