--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "Ismail Giu" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamu alikum wr.wb > Dear all.. > > Saya sepakat dengan sikap Bung Mansur yang tidak memperpanjang "masalah" > ini. Apa yang dikatakan oleh Bung M. Ali atau Bung Mansur mungkin ada > benarnya mungkin juga ada salahnya. Saya bukan dalam kapasitas itu untuk > menanggapinya. Selain saya hanya berguru dibawah bukit jauh di ujung > Tapa sana, akan lebih baik jika permasaalahan ini diselesaikan oleh > orang yang tau dan faham benar dengan ilmunya. Karena berpura-pura tau > pada orang yang tau, tidak akan banyak membantu. >
BOTUL... KALO ADA PORMASAALAAN, MAKA HENDAKNYA DI BERIKAN KEPADA AHLINYA (PAKARNYA). KARENA KITA SEKEDAR BERBICARA BUKAN DENGAN ILMU, MAKA TAMBATI LIYO TO NARAKA UWTI (JA WA TIA TA HEMPOLELE, WATIA BOMPOSAMBE LO LOIYA LI RASULULLAH ) > Saya lebih menggelisahkan kondisi KEISLAMAN kita saat ini, umumnya kaum > muslimin di Indonesia, terlebih khusus di Gorontalo. Saya melihat kita > terlalu larut dalam lautan perbedaan. kita sibuk berdebat, berselisih, > bahkan menganggap "najis" orang yang berbeda paham dengan kita, orang > yang pada hakekatnya menyembah tuhan yang sama, Allah SWT. Padahal di > sisi lain, kita justru tidak pernah mengoreksi sholat kita, jakat kita, > amaliyah kita, tetangga kita yang masih terbuai dengan bohito dll. Yang > hal-hal ini saya rasa lebih "substansial" ketimbangan terus > beragumentasi. > MUNGKIN BISA KITA MAKLUMI, KALAU ADA ORANG YANG BERBEDA PONDAPAT DONGAN KITA (DALAM HAL AQIDAH), KITA HARUS MORUJUK KE ALQURAN DAN ASSUNNAH. TAPI KALAU ADA YANG MASIH MEMEGANG TEGUH PONDAPATNYA YANG BISA DI KATAKAN SUDAH JAUH DARI ALQURAN DAN ASSUNNAH DAN MENYEBARKAN PONDAPATNYA ITU,,, APAKAH HAL YANG DEMIKIAN MASIH BISA KITA BIARKAN??? MANA PONDAPAT YANG MONYATAKAN,,, SAMPAIKAN WALAUPUN SATU AYAT??? (JAWAB JO SANDIRI) > Mengenai perbedaan pemahaman, hal itu sah-sah saja. Islam sangat > menghargai perbedaan. Bahkan menurut Nabi, perbedaan adalah rahmah. Kita > mau Tarawih 20 rakaat, 8 rakaat atau bahkan 32 rakaat, monggo.. Shalat > subuh pake kunud atau ngak, silahkan.. yang pasti, kita harus mafhum > betul ilmunya. Orang shalat 8 rakaat, katanya mengikuti cara Nabi Shalat > dimesjid. yang shalat 20 beragumentasi, Nabi ternyata melanjutkannya di > rumah (karena takut memberatkan umatnya dll), sehingga oleh sahabat > dilengkapkanlah tarawih menjadi 20 rakaat. dan dengan berbagai > dalil-dalil lain yang saling menguatkan satu sama lain. Sejauh pemikiran > ini masih rasional, tidak ada yang salah dari keduanya. PORBODAAN DALAM MASALAH FIQH, MUNGKIN TIDAK USAH KITA PORMASALAHKAN SOLAMA ITU ADA HADITSNYA. TARAWIH 8 ATAU 20 RAKAAT, TIDAK MASALAH... KARENA SEMUA ITU ADA HADITS YANG MONDUKUNG... TAPI KALO PORBODAAN ITU DALAM MASALAH AQIDAH SOPORTI MENUHANKAN ALI BIN ABU THALIB, MONYATAKAN KALO GHULAM AHMAD SOBAGAI NABI TORAKHIR... APAKAH YANG SOPORTI INI DAPAT DI KATAKAN PERBEDAAN YANG INDAH YANG DI PERBOLEHKAN DALAM ISLAM. > > Membaca Al-Quran hukumnya adalah wajib, menyembah, meminta dan berserah > diri pada Allah SWT adalah wajib. Nah, jika demikian kalau si "Fulan" > Baca Al-Bagarah, Yasin atau bahkan Al-ihlas 1 juta kali terus memohon > doa kepada Allah, lantas ini bisa kita kategorikan dalam bid'ah? hal > yang sesat dan masuk neraka?? terlalu gegabah jika kita meng-iya-kannya. > MUNGKIN DI LIHAT DULU PORMASALAHANNYA. KALO CUMAN BACA ALQURAN SEBANYAK-BANYAKNYA ITU TIDAK MASALAH. TAPI KALO KITA MENGKHUSUSKAN UNTUK MEMBACA SURAH-SURAH ALQURAN PADA HARI ATAU MALAM TORTONTU, APALAGI ADA AMALANNYA (MISAL::: KALO MOMBACA INI NANTI BISA DI BEBASKAN DARI NERAKA). APAKAH HAL INI KITA BIARKAN BEGITU SAJA. > Poin saya adalah, mari kita BELAJAR agama sedalam-dalamnya. Belajar pada > mereka yang punya "peta" nya. Agar jalan kita tidak sesat dan > menyesatkan. Setelah belajar, mari kita AMALKAN dengan sebenar-benarnya > amalan. bukan justru untuk perdebatan yang menguras energi, mecibir > orang dengan mazhab lain yang justru mengendorkan tali silaturrahmi dst. > BOTULL SKALIII. MOMPELAJARI ISLAM ITU ADALAH WAJIB BAGI YANG MORASA DIRINYA MUSLIM. KALO PERBEDAAN MAZHAB, MUNGKIN BUKAN MASUK DALAM KATEGORI PERBEDAAN YG BIKIN MENGURAS ENERGI DAN MENGENDORKAN TALI SILATURAHMI. TAPI LIHAT DULU JENIS PERBEDAANNYA. JANGAN LANGSUNG MENGKLAIM KALO ADA SEDIKIT PERBEDAAN,, LANGSUNG MENGECAM KELOMPOK LAIN... > Jika ini bisa kita lakukan, maka indahnya kebersamaan akan memeluk > kita. Jika tidak, saya gelisah bahwa inilah pertanda Islam mulai rapuh > ditangan pengikutnya sendiri. Imam Al-Ghazali pernah berucap, ada tiga > faktor perpecahan umat, pertama lemahnya Iman, kedua lemahnya Ilmu, > ketiga lemahnya ukhuwah. Jika tidak segera kita benahi, indikasi ini > semakin mendekati kenyataan. > > ditulis untuk menggelisahkan hidup, hidup tanpa kegelisahan adalah > benih-benih anasir kemapanan. > > Salam dari desa puing-puing bencana > > izam > TORAKHIR DARI SAYA... JANGAN TORLALU BERKERAS KALO ADA PONDAPAT YG MERASA SUDAH JAUH DARI TUNTUNAN ALQURAN DAN ASSUNNAH. PESAN NABI, KALO ADA PERBEDAAN PENDAPAT DIANTARA KITA, HARUSLAH KITA MERUJUK KEMBALI KE ALQURAN DAN ASSUNNAH. WASSALAM
