Ass
  Artikel sangat menarik setidaknya buat saya pribadi...karena waktu pulkam 
bulan mei kemarin suami dan kakak sempat beradu pendapat dengan pekerja Toko 
Karsa Utama yang dibagian penjualan dan bagian administrasi,dll.
  Awal ceritanya begini karna kebiasan orang disini yang selalu ingin agar anak 
mereka tidak terpaku pada satu sisi..termasuk mainan...sambil belanja2 saya dan 
suami membelikan mainan yang berharga +180.000 rp berupa kereta api yang bisa 
dikonstruksi sendiri oleh anak dan mengunakan bateri...karna kebiasan disini 
kalau beli ambil saja..yach kita nggak tanya2 berfungsi atau tidak,lagian pula 
sipelayan juga ada, tapi nggak bilang apa2....dan diregal tempat mainan 
tertulis "membuka barang berarti membelinya".....dengan begitu kami sangat 
yakin tentu barangnya ok2 saja....setelah bayar dikasir...kasir pun nggak 
bilang apa2...lalu suami saya kembali kerumah sendirian karna saya masih mau 
ngajak kakak perempuan saja belanja2 sambil naik bentor ....setelah pulang 
kerumah belum kaki  saya menginjakkan tanah ortu saya, dan tetangga, juga anak2 
yang suka main dengan anak kami berkata....Ta sitti temister pigi ulang ditoko  
mainan tidak bisa pake....sorusak....dengan spontan saya
 ketawa...bisa kebayang bagaimana turis kalau protes.....langsung saya balik 
dengan bentor..diperjalan saya coba tlpn kakak saya yang nemanin suami maklum 
baku banta ini pake bahasa indo lagi..pasti agak susah...kalau orang barat yang 
bicara walaupun suami saya bisa bicara lancar bahasa indo,sambil tlpn, kakak 
saya bilang capat kamari ngana...tameyi temister...dan dia berikan tlpnnya 
kesuami....suami bilang cepat bawa bukti pembelian dari Karsa Supermarket karna 
saya yang bayarkan waktu beli dan buktinya ada disaya..sambil berkata ok2 nggak 
terasa saya sodidepan karsa utama..kaki sototopore...sopebanyak orang dibagian 
Administrasi...ternyata orang2 yang ada didekat toko karlota olo....sampe 
didalam bagian administrasi...eh Alhamdulillah ketemu kakak tingkat yang waktu 
itu sama2 KKN namanya Ardi....turunlah darah tinggi saya....sambil jabat tangan 
kangen2an...lalu saya bertanya baik2 dimana letak permasalahannya ke suami 
saya..dan coba jelaskan kebagian administrasi...dan
 ada juga ibu yang punya toko.
  Yang bikin jengkel kakak saya katanya pekerja dibagain administrasi ditoko 
sambil nyombong berkata..Politik disini katanya kalau sudah buka tidak bisa 
ditukar lagi...spontan simister bilang...diswiss kalau beli anda punya waktu 30 
hari untuk mengembalikan barang asalkan anda tidak menggunakannya..entah karna 
apalah...atau yang tidak lengkap karna biasa dari pabrik ada juga 
kesalahan2....semua bisa dikembalikan tanpa tetek bengek...dan supermarket ini 
diprovinsi dan bukan dipulau,dan dengan kecewa suami bilang its not about money 
dan bilang sudah joh bilang kasana ambe saja itu semua2 termasuk barang 
kesaya,tapi karna saya sudah bicara baik2 dengan Ardi yang saya kenal maka 
akhirnya semua beres..katanya saya bisa ambil barang baru sambil 
nyoba....sampe2 tetangga  yang ikut nemanin suami  pada marah2 pokoknya kalau 
dorang tidak motukar itu torang baka laye akan dorang tasitti... doi 
ini.......hindtha bomainan 10 ribu..kata mereka dan saat itu polisi rahasiapun 
sudah ada
 didekat kami sambil bicara.., ini masalah turis tolong jangan coba 
ikutan..karna kalau persoalan turis biar depe rambut yang dicabut..maka akan 
jadi persoalan antar dua negara...dengan nada mereda kakak saya  bicara..coba 
kalau bukan turis atau boorang biasa yang mungkin selama beberapa tahun 
menabung dan ingin suatu saat belikan mainan untuk anaknya ..barangkali 
mopulang dengan wolo2lo sedih karna kalau bili akan makanan sebikin 
kenyang....sambil tukar2 barang ternyata barang yang sama juga nggak ada yang 
berfungsi....kasihan..supermarket terkenal tapi isinya sama dengan Sampah yang 
ada disini...coba bayangkan ditoko2 yang tidak terkenal lainnya..kira2 
sobertahun2 itu barang2 tapi masih dijual..malah rusak lagi...atiolo warga 
Gorontalo. Dan karna negosiasinya bisa tukar saja nggak bisa ngembaliin uang 
terpaksa ambil main yang tidak ada kreatifitas anak..yang pake bateri dan anak 
tinggal nonton saja...kasihan juga...tapi ngggak apa2 setidaknya buat anak2 
tetangga bisa
 gembira dengan barang2 baru,karna untuk anak kami mereka terbiasa main mainan 
yang bisa dikonstruksi sendiri.
  Diperjalan pulang tetangga menawarkan diri untuk nyetir mobil karna katanya 
temister mabilarasa..baku banta dengan bahasa indo lagi....
  Cerita ini saya tuliskan karna artikel Taupik Polapa tentang Karsa Utama jadi 
teringat lagi...padahal saya sodapa lupa....semoga kedepan pemerintah juga 
memperhatikan peraturan 2 jual beli dll,dan juga tidak sebelah tangan...yang 
diperhatikan hanya pengusahanya tapi peraturan untuk melindungi warga juga 
harus diperhatikan sebagai konsumennya.
  Wass
  SZU
   
   
  Taufik Polapa <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
          Dear All Milist Gm2020.

Mari Berhenti Sejenak kita berdebat yang tidaklah
terlalu Penting. Mari Kita semua Memikirkan Gorontalo
Ke depan Utk bisa lebih Makmur dan Maju. 
Buka Saling Berdebat masalah yang mungkin akan membuat
kita berpikir Mundur 3 langkah ke belakang.

Berikut ada Sepenggal cerita dari Pemilik Dari Karsa
Utama Gtlo Bpk. Jaenal Mappe.

Semoga teman2 lain yang membaca Kiprah dari Bapak yang
satu ini bisa memberikan Insiprasi utk bs memajukan
Gorontalo.

Dari yang tidak ada menjadi Luar Biasa.

CUKUP banyak putra Sulsel yang berhasil dan sukses
menjadi pengusaha besar di rantau. Namun, tidak
semuanya mampu memetik keberhasilan dari krisis
moneter (krismon) yang sempat melanda negeri ini 10
tahun silam. Satu di antaranya Jaenal Mappe, ketua
Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi
Gorontalo. Bagaimana kisah sukses “saudagar” kelahiran
Sengkang itu, justru pada saat situasi dan kondisi
yang tidak mendukung? Kepada wartawan Harian Fajar,
Ramah Praeska, Jaenal yang ditemui di sela-sela acara
Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM) IX di Gedung
Fajar Graha Pena, menuturkannya dengan gamblang:

Bagaimana kabar Anda?

Syukur Alhamdulillah, saya baik-baik saja. Senang
rasanya saya dapat kembali lagi ke kampung halaman
setelah lama merantau.

Kabarnya Anda memimpin KKSS Gorontalo, sejak kapan
itu?

Saya baru menjabat ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi
Selatan (KKSS) Provinsi Gorontalo beberapa bulan lalu.
Saya pun baru dilantik untuk periode 2007-2011.

Kapan Anda memulai kiprah atau sepak terjang di
Gorontalo?

Saya meninggalkan Sengkang, Wajo yang merupakan tempat
lahir saya, tahun 1982 silam menuju Gorontalo untuk
mencari nafkah. Kebetulan, saat itu saya juga masih
bujangan.

Di Kota Gorontalo awalnya saya berkeliling berdagang
kain sarung dan pakaian. Setiap hari keluar-masuk
pasar dan ke beberapa rumah warga. Setelah berdagang
keliling di Gorontalo, nasib baik rupanya memayungi
saya.

Pada waktu itu, saya berusaha mengembangkan usaha
dagang dengan membeli sepeda motor sebanyak 45 unit,
yang dipakai pegawai saya mengangkut barang
berkeliling keluar masuk pasar dan kampung. Seiring
perjalanan waktu, bisnis atau usaha yang saya geluti
itu berkembang pesat. Malah saya berhasil membangun
sebuah toko di Kota Gorontalo.

Singkatnya, usaha Anda terus berkembang?

Betul sekali. Malah pola bisnis yang saya jalankan itu
banyak ditiru orang. Bukan cuma Gorontalo, tapi juga
orang Jawa. mbat laun, usaha saya itu juga digeluti
banyak orang. Sehingga saya pun merasa tersaingi.
Persaingan pun semakin ketat.

Apa kiat Anda menyikapi persaingan tersebut?

Karena sudah banyak pesaing, saya mencoba putar haluan
dengan membeli lagi sebuah toko. Saya buka toko dengan
menjual bahan-bahan konveksi, dan ternyata bagus. Saya
terus kembangkan usaha saya itu lalu membuka lagi
sebuah toko tapi masih disewa.

Setahun kemudian, usaha saya makin berkembang dengan
tiga toko yang beroperasi. Saya terus menekuninya dan
ternyata bagus. Bahkan makin maju pada 1997 ketika
krisis moneter (krismon) melanda Indonesia.

Kok bisa?

Ceritanya begini. Meski saat itu lagi krismon, tapi
ketika itu saya mempunyai stok barang yang cukup
banyak untuk persiapan lebaran. Saat itu kan semua
pabrik konvensi menaikkan harga produknya minimal 100
persen. Nah, karena kondisinya lagi sulit, kadang ada
orang mau beli barang tapi tidak ada lantaran bahan
bakunya langka dan mahal. Akibatnya, sebagian besar
pabrik konvensi memilih tutup.

Selain itu, nilai modal dari pengusaha waktu itu
terpotong. Daya saingnya pun menjadi lemah. Namun saya
tetap kuat karena memiliki stok barang yang banyak.
Saya pun menjadi salah satu pengusaha yang diuntungkan
ketika krismon terjadi, sebab harganya melonjak
sementara modalnya sangat murah.

Tapi itu kan tidak mungkin bertahan lama. Pasca
krismon atau tepatnya ketika stok barang lama habis,
apa yang Anda lakukan?

Setelah berakhirnya krismon, saya pun berpikir
daripada menjaga tiga pintu toko dalam satu kota,
mending saya jaga satu saja. Atau daripada mengurus
tiga, lebih baik satu saja. Akhirnya saya membebaskan
tanah di tengah Kota Gorontalo yang cukup luas, lalu
membangun perlahan-lahan sebuah mal yang melalui tiga
tahap pembangunan.

Berapa modal awal yang Anda gunakan membangun mal itu?

Modal saya ketika itu Rp35 miliar. Modal tersebut saya
dapatkan berkat untung besar di era krismon dengan
pendapatan yang sangat besar. Pendapatan yang saya
tabung sejak lama itu menjadi modal membangun mal.
Murni modal sendiri, karena bantuan kredit dari bank
ketika itu sangat kecil.

Anda sangat beruntung saat krismon yah?

Memang betul. Ketika krismon sangat enak, seluruh
barang yang dimiliki walau stok lama dan modelnya
ketinggalan zaman, tetap laku dengan harga normal.
Malah, ketika itu orang Filipina yang masuk lewat
Manado, membeli barang di Gorontalo, karena ketika itu
di Jakarta tidak ada barang. Kalaupun ada, toh
harganya selangit atau sangat mahal. Apalagi kita
diuntungkan letak geografis yang berdekatan dengan
negara tetangga. Nah, ketika itu semua barang yang
saya jual diborong walau itu stok lama.

Selain itu, di saat krismon seluruh produk perkebunan
dan pertanian juga ikut melonjak seperti coklat,
cengkih, pala, jagung, kelapa, beras, dan sebagainya.
Jadinya daya beli masyarakat cukup tinggi. Produk
apapun yang dijual, pasti laku keras.

Mal yang Anda bangun itu, semuanya Anda kelola
sendiri?

Di mal tersebut isinya saya miliki 80 persen. Di
dalamnya terdapat supermarket, departement store,
serta beberapa lagi los. Karena saya berpikir ke
depannya akan lebih ketat persaingan, makanya saya pun
membangun sebuah perusahaan distributor. Tujuannya
supaya supermarket milik saya yang terdapat di dalam
mal, tetap kuat menghadapi persaingan, baik secara
lokal ataupun global. Itu karena dikawal
distributornya sendiri atau ada power. Alhamdullilah
sekarang ini semuanya sudah jalan. Sementara toko yang
pertama saya miliki, setelah buka mal, saya jadikan
toko emas.

Sebagai provinsi baru, bagaimana tingkat persaingan
bisnis di Gorontalo?

Persaingannya sangat ketat. Itu karena di Kota
Gorontalo sangat banyak pengusaha.

Bagaimana kiat Anda hingga bisa tetap eksis?

Supaya tetap eksis maka kondisikan perusahaan
bagaimana caranya menghadapi tantangan atau goncangan
dalam persaingan. Di mana saja dan kapan saja, kalau
tidak sanggup bersaing, pasti usahanya tutup.
Sepanjang kuat bersaing, percaturan usaha bisnisnya
tetap eksis. Buktinya, Mal Karsa Utama milik saya di
Kota Gorontalo cukup banyak dikunjungi dan tetap eksis
sampai saat ini.

Respons pemerintah sendiri bagaimana?

Pemerintah Gorontalo cukup bagus dengan memberikan
kemudahan bagi pengusaha yang ada. Bahkan pemerintah
ikut membantu sebuah usaha atau perusahaan supaya bisa
maju dan berkembang.

Ada kiat lain yang ingin Anda sampaikan?

Untuk tetap unggul dibanding kompetitor, saya berusaha
keras bagaimana agar di mal saya jauh lebih lengkap
isinya dibanding yang lain. Selain itu, saya
mengupayakan seluruh harga jauh lebih murah dibanding
mal lain, dan tentu saja berusaha memberikan pelayanan
jauh lebih bagus atau ada kenyamanan bagi konsumen.

Untuk pengembangan ke depan, saya masih melihat
kondisi di Gorontalo atau melihat tuntutan pasar.
Kalau tuntutan pasar mal harus besar, maka tentunya
akan saya perbesar lagi. Kalau dianggap sudah memadai,
maka saya investasi di kota lainnya.

Kini, di kampung halaman saya, Sengkang, Wajo, dalam
waktu dekat saya akan membangun sebuah Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan lima unit
pompa. Awal 2008 mendatang, insya Allah, saya juga
akan membangun hotel di Jakarta. Saat ini sementara
proses Izin Mendirikan Bangunan (IMB) berjalan. Untuk
pembangunan SPBU dan hotel itu investasi yang saya
keluarkan Rp40 miliar.

Ada masukan Anda bagi pengusaha yang lain?

Bagi pengusaha yang ingin mengembangkan usahanya,
terutama ketika usahanya sudah jatuh, ya harus kerja
keras. Dengan catatan, semua pengalaman atau hal-hal
yang menggagalkan atau merugikan perusahaan, harus
dijadikan pengalaman berharga atau guru yang selalu
mengawal pemiliknya kemana dia berada.

Sebuah kegagalan itu janganlah dianggap sesuatu yang
jelek. Tetapi jadikan ukuran tepat sebagai bahan
perbandingan sebuah langkah ke langkah berikutnya. 

Data Diri Pemilik Karsa Utama :
Nama : H Jaenal Mappe
Tempat/Tgl Lahir : Sengkang, Wajo 1960
Jabatan : Ketua KKSS Provinsi Gorontalo, 2007-2011
Istri : Hj Yam Abdullah
Anak : Tiga Orang
Alamat : Jl S Parman No 77 Kota Gorontalo, Provinsi
Gorontalo

Riwayat Organisasi/Karier:
- Direktur Utama PT Karsa Utama Lestari
- Direktur Utama CV Karsa Pangan Sejahtera
- Ketua Komisi Ekonomi Gorontalo
- Ketua PB Toddopuli Gorontalo
- Bendahara Pelti Gorontalo

Riwayat Pendidikan
- SD di Sengkang
- SMP di Sengkang
- SMA di Kalimantan

wassalam

Taufik Polapa

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


                         

       
---------------------------------
Ihr erstes Fernweh? Wo gibt es den schönsten Strand. 

Kirim email ke