Kepada teman2 yang mengangkat isue pemakaran wilayah beberapa waktu yang lalu, saya ingin memberikan caring (catatan ringan) Isue pemekaran wilayah terjadi dimana-mana tidak hanya di gorontalo tapi hampir dise-entero tanah air, dari tuntutan pemekara tersebut dapat di sarikan bahwa ada 2 hal yang terabaikan dalam tata pengelolaan pemerintahan selama ini baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, dst, yakni aspek politik. yaitu akomodasi politik antar semua kekuatan politik yang tidak seimbang atau menguntungkan salah satu kekuatan politik yang dominan di kawasan tertentu dan aspek ekonomi yaitu tingkat kesejatraan yang terabaikan karena sistem pemgelolaan keungan daerah yang masih terpusat pada kekuatan2 politik yang dominan. Pertanyaan adalah apakah pemakaran adalah satu2nya solusi untuk mengatasi isu ekonomi politik yang dihadapi oleh kawasan tersebut? Buat yang pro pemekaran maka jawabannya adalah hanya pemekaran, tanpa memikirkan beban biaya dan anggaran ang melekat pada regulasi pemekaran tersebut dan ephoria kekuasaan yang ditimbulkan . Buat yang anti pemekaran tentu akan mencarikan solusi dengan memperbaiki kebijakan politik yang lebih akomodatif atas beberapa kekuatan politik yang ada didalam kawasan tersebut, dan memberikan alokasi anggaran yang lebih proporsional berdasarkan data kwantitatif yang ada di kawasan tersebut. data yang kami miliki dalam beberapa pemekaran memang telah terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan pada PDRB kabupaten tertentu, namun yang tidak dapat dipungkiri justru beban belanja negara semakin meningkat, dan ini jika tidak diatasi maka proses desentralisasi akan mengalami kegagalan yang serius dan bukan hal yang tidak mungkin jika telah terjadi kekcauan politik disemua tingkatan karena alasana politik anggaran dan etnonasionalisme atau etnoregionalisme maka akan kembali sebuah rezim yang menjadi momok buat bangsa ini yaitu rezim yang sentralistik dan didukung oleh kekuatan militer yang mengisyaratkan pembredelan demokrasi. Untuk itu terlalu mahal bagi kita semua jika desentarlisasi tidak kita kawal bersama untuk saling mengingatkan bahwa disintegrasi bangsa menjadi ancaman jika para pelaku politik dan pemerintahan tidak melaksnakan fungsi politik dan birokrasi yang clin dan clear dari politik kelompok dam golongan. Memang demokratisasi atau desentarlisasi berbading lurus dengan peningkatan kesejateraan tapi jika pemekaran wilayah adalah satu2nya jawaban untuk itu maka kemungkinan kita akan kembali pada rezim totalitarinisme. banyak kasus mengajarkan kita bahwa traNsisi demokrasi tidak otomatis menjadi demokrasi karena ada beberapa alasan: satu daianataranaya peran politik para elit yang tidak ingin tergantikan dan kepentingan modal didalamnya merasa terganggu kenyamannya, nah ciri2 ini hanpir kita temui dibanyak daerah pemekaran. sadar atau tidak bahwa saat ini sedang terjadi sebuah upaya tari menarik yang amat kuat antara kedua kepntingan antara elit lama dan elit baru. Dan kalau anda amati, gorontal;o tidak terlepas dari ciri-ciri ini.n jangan sampai kita gorontalo punya andil yang besar dalam membalik jarum sejarah yang berjalan begitu cepat kearah yang berbeda dari semangat reformasi hanya karena para elit-elit dan elit semoga CARING INI DAPAT KITA JADI SEBAGAI HIBURAN ATAU INFOTAInMENT DEMOKRASI salam agung mozin
--------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.