Assalammu'alaikum, sori nih telat kasih reaksi.. biassaa terlalu sibuk sama duniawi yg lain.
Ngomongin soal POLAHI, kok cuma omongin Raja Biya n Raja Eyato aja. Ortu saya emang gorontalo asli (F. Bobihoe-Limboto n W. Datau-Issimu) tapi saya lahir n besar di Jakarta, dirumah kami ada lukisana yg dibuat seorang seniman dengan bantuan papa saya. Lukisan dari kakek buyut saya, disitu tertulis namanya Raja Panipi, Bobihoe. Kalau papa saya cerita, dia itu termasuk orang2 polahi gitu, dengan bangga saya selalu cerita tentang lukisan itu klo temen2 saya dateng ke rumah. Pertanyaannya: apa raja Panipi itu juga diakuin sama orang Gorontalo? kok dia gak disebut2 ya.. Wassalam, Eta Bobihoe ----- Original Message ---- From: julis ibrahim <[EMAIL PROTECTED]> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Monday, January 21, 2008 3:28:49 AM Subject: Bls: [GM2020] CIKAL BAKAL "POLAHI" DI GORONTALO Polahi = orang pelarian. Atau pak taufik mo suka jadi polahi ? :) ----- Pesan Asli ---- Dari: Taufik Polapa <[EMAIL PROTECTED] com> Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Senin, 21 Januari, 2008 8:41:28 Topik: [GM2020] CIKAL BAKAL "POLAHI" DI GORONTALO CIKAL BAKAL "POLAHI" DI GORONTALO Menurut ceritera orang-orang tua dahulu bahwa Polahi adalah pelarian zaman dahulu yang masuk hutan karena tidak mau dijajah oleh Belanda, kemudian mereka menjadi suku terasing di hutan. Konon mereka terdapat di hutan gunung Boliohuto di daerah Gorontalo dan sekitarnya. Betulkah demikian, mari kita telusuri sejarah serta hal-hal yang mungkin dapat membuktikannya. Lebih dahulu kita telusuri sejarah perlawanan Rakyat Gorontalo terhadap penjajah. Dari sekian banyak perlawanan Rakyat Gorontalo dulu dapat kita ungkapkan antara lain: 1. Perlawanan Raja Eyato yang menjadi Raja Gorontalo Totilayo (di utara) tahun 1673-1679 * Perlawanan Raja Eyato pertama kali terjadi pada tahun 1674, melawan Ternate dan kompeni Belanda, untuk melaepaskan diri dari penjajah Belanda yang bersama/membantu Ternate. * Perlawanan Raja Eyato yang kedua kali terjadi terhadap kompeni Belanda pada tahun 1677, yaitu usaha Raja Eyato untuk menghalang-halangi utusan Belanda ke Gorontalo dan Dumoga (Dumoga: banyak emas). Rakyat membakar dan melarikan perahu-perahu kompeni Belanda yang berada di pantai, tidak mengizinkan awak kapal turun ke darat untuk mengambil air minum dan mengancam membunuh para awak kapal kompeni Belanda. Rakyat membuat kubu pertahanan di muara Sungai Bone. Kompeni Belanda merubah siasat dengan cara mengajak Raja Eyato berunding di atas kapal kompeni Belanda dan disitulah Raja Eyato ditangkap (1679) dan diasingkan ke Ceylon sampai wafat disana. Raja Eyato digelari Tato Celongi atau yang di Ceylonkan. 2. Perlawanan Raja Biya (Tahun 1677-1679) Raja Biya masih sempat memerintah Kerajaan Gorontalo bersama Raja Eyato (Raja Eyato di utara-Totilayo dan Raja Biya di selatan, Kerajaan Gorontalo diperintah oleh 2 Raja di utara dan di selatan). Agar Raja Biya tidak mengikuti sikap Raja Eyato maka tahun 1678 beliau dipanggil Gubernur Belanda di Ternate. Dalam pertemuan dengan Gubernur Belanda yang bernama R. Padtbrudgge diajukan 4 hal yang harus diterima oleh Raja Biya yaitu: 1. Raja Biya harus mengakui kekuasaan kompeni Belanda di Gorontalo 2. Rakyat bersama kompeni Belanda akan mengusir Spanyol yang masih bercokol di Sangir Talaud. 3. Rakyat harus tunduk pada agama yang ditawarkan kompeni Belanda. 4. Raja Biya harus mengikuti dan menganut agama bangsa penjajah. Sebagai siasat perjuangan, Raja Biya menerima apa yang diajukan oleh Gubernur Belanda di Ternate, namun sesampainya di Gorontalo, Raja Biya malah berusaha memperkuat Kerajaan dengan suatu kubu pertahanan pada jalan yang dilalui kompeni Belanda menuju Dumoga di desa Padengo (di Kecamatan Kabila + 6 mil dari Pusat Kerajaan Gorontalo. Pada saat Gubernur kompeni Belanda ke Gorontalo tahun 1681 bersama puluhan serdadu kompeni Belanda, kompeni Belanda bertemu dengan pasukan yang dipimpin oleh Kapitan Laut (Apitalau) dan singkatnya Gubernur menyampaikan hormat kepada Raja Limboto dan Gorontalo dan agar kedua Raja tersebut bertemu dengan Gubernur. Gubernur menyampaikan utusan kepada Raja Biya untuk bertemu dan sebelum Gubernur turun ke darat, Raja Biya sudah harus diatas kapal (istilahnya Raja Biya menjemput Gubernur diatas kapal), namun Raja Biya tidak pernah menjemput Gubernur diatas kapal, maka akhirnya terjadilah pertempuran yang disebut pertempuran Padengo. Beberapa orang serdadu Belanda tewas dan yang lain melarikan diri, namun Kapitan Krijs De Ronde bersama sebagian anak buahnya bertempur satu lawan satu. Setelah kompeni menyerang beberapa kali barulah mereka mendapat kemenangan. Dalam pertempuran ini yang dipimpin oleh Raja Biya, Jogugu Gorontalo dan Limboto, Ilato dan Isnaeni serta Apitalau. Dalam pertempuran ini, di kubu pertahanan Padengo (Gorontalo) dua belas orang gugur termasuk pembesar Kerajaan Gorontalo dan Limboto. Tuntutan Gubernur R. Padtbrudgge agar Raja Biya dan kawan-kawannya menyerah, namun tidak mendapat sambutan. Akhirnya setelah sekian lama menentang Belanda Raja Biya bersama anak buahnya tertangkap Belanda pada tahun 1690. Raja Biya diasingkan ke Ceylon dan Isnaeni ke Tanjung Pengharapan (Afrika Selatan). Sedangkan Apitalau dan Ilato menghilang entah kemana, menurut perkiraan saya bahwa mereka inilah beserta anak buahnya yang melarikan diri ke hutan yang kemudian menjadi cikal bakal Polahi. Kalau mereka ini adalah cikal bakal Polahi, apa kira-kira pembuktiannya, marilah kita telusuri: "Seperti diketahui bahwa pada waktu yang belum terlalu lama, pemerintah Gorontalo mengusahakan untuk memukimkan kembali para Polahi di hutan untuk dikembalikan ke dunia yang berkemajuan. Nah, kebetulan ada seorang yang sempat bertemu dengan seseorang bekas Polahi. Si bekas Polahi katanya memberikan kepadanya tiga macam benda yaitu azimat untuk kekebalan, keris dan tembaga yang berbentuk kubus dengan panjang rusuk kubus + 5 cm. Pada salah satu sisi kubus tersebut terlukis dengan huruf timbul: VOC dan tahun 1678 (8 agak luntur seperti 3). VOC seperti yang tertulis di buku sejarah O C, hal ini seperti yang penulis saksikan sendiri. Karena benda tersebut dari seorang Polahi, maka Polahi tersebut sangat mungkin turun temurun dari pelarian anak buah Raja Biya pada tahun 1690. jawabnya adalah hal tersebut sangat mungkin, Wallahua’lam bis sawab". Demikianlah tinjauan tentang asal-usul Polahi, di daerah Gorontalo, bagaimana pendapat saudara. (Sumber Cerita Hasil Diskusi dengan Pemerhati Sejarah Gorontalo "Bapak Mukhtar Uno,Bsc") ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers <!-- #ygrp-mkp{ border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;} #ygrp-mkp hr{ border:1px solid #d8d8d8;} #ygrp-mkp #hd{ color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;} #ygrp-mkp #ads{ margin-bottom:10px;} #ygrp-mkp .ad{ padding:0 0;} #ygrp-mkp .ad a{ color:#0000ff;text-decoration:none;} --> <!-- #ygrp-sponsor #ygrp-lc{ font-family:Arial;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{ margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{ margin-bottom:10px;padding:0 0;} --> <!-- #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;} #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;} #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;} #ygrp-text{ font-family:Georgia; } #ygrp-text p{ margin:0 0 1em 0;} #ygrp-tpmsgs{ font-family:Arial; clear:both;} #ygrp-vitnav{ padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;} #ygrp-vitnav a{ padding:0 1px;} #ygrp-actbar{ clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;} #ygrp-actbar .left{ float:left;white-space:nowrap;} .bld{font-weight:bold;} #ygrp-grft{ font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;} #ygrp-ft{ font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666; padding:5px 0; } #ygrp-mlmsg #logo{ padding-bottom:10px;} #ygrp-vital{ background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;} #ygrp-vital #vithd{ font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;} #ygrp-vital ul{ padding:0;margin:2px 0;} #ygrp-vital ul li{ list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee; } #ygrp-vital ul li .ct{ font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;} #ygrp-vital ul li .cat{ font-weight:bold;} #ygrp-vital a{ text-decoration:none;} #ygrp-vital a:hover{ text-decoration:underline;} #ygrp-sponsor #hd{ color:#999;font-size:77%;} #ygrp-sponsor #ov{ padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;} #ygrp-sponsor #ov ul{ padding:0 0 0 8px;margin:0;} #ygrp-sponsor #ov li{ list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;} #ygrp-sponsor #ov li a{ text-decoration:none;font-size:130%;} #ygrp-sponsor #nc{ background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;} #ygrp-sponsor .ad{ padding:8px 0;} #ygrp-sponsor .ad #hd1{ font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;} #ygrp-sponsor .ad a{ text-decoration:none;} #ygrp-sponsor .ad a:hover{ text-decoration:underline;} #ygrp-sponsor .ad p{ margin:0;} o{font-size:0;} .MsoNormal{ margin:0 0 0 0;} #ygrp-text tt{ font-size:120%;} blockquote{margin:0 0 0 4px;} .replbq{margin:4;} --> ____________________________________________________________________________________ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ