Salam,

Pertama: Tuk OH Dulu, ketika beliau bertanya tentang rasionalisasi wuquf dan 
salat di padang arafah sebagai puncak ibadah haji; Jawabannya itu memang sulit 
di akal-akali, kecuali kalo akalnya jernih :). Sebab semua ibadah yang bersifat 
MAH-DHA/Murni, sunnah maupun wajib, sulit diduga ILLAT/Alasan-nya. Pada tataran 
ini, mayoritas ulama berdiam diri sambil berserah sepenuhnya atas penghambaan 
diri kepada Sang Khaliq. Kecuali HIKMAH yang bisa dipetik darinya. Kalau 
menyangkut HIKMAH, akal bisa menyelaraskannya, selama itu positif adanya, maka 
tak mengapa.

Kedua: Tuk Ka Fany;
Begini; Pergulatan pendapat dan pemikiran itu selamanya akan bergulir. Kata 
Dosen Fiqh Perbandingan, saya; "Bahwa Masalah khilafiyah itu belum mencapai 
finish". Artinya, kemapanan itu tidak mutlak adanya dalam konteks dimana dalil2 
qur'an dan hadits masih bisa berwajah dua atau lebih dalam pemaknaan. Dengan 
demikian, tidak ada istilah basi, berulang-ulang, dll. Hanya saja, orang 
biasanya merasa bosan dan basi, karena orang itu sendiri tidak mampu memberikan 
kontribusi dalam menguatkan pendapat2 yang ada. Sehingga terkesan kaku, jalan 
di tempat, dan tentunya basi.

Maka; Jika Ka Fany merasa tidak takut akan adanya perbedaan itu, mulailah 
sekarang menginfentarisir PENDAPAT lawan; segi, kelebihan & kekurangannya. 
Bukan PEMILIK Pendapat. Sebab, sedikit saja Ka Fany sudah berani menyentuh 
wilayah PEMILIK pendapat, maka itu namanya memfitnah plus menghasut. Dan itu 
artinya membunuh karakter dia, juga menghentikan prosesi berfikir dia. Coba Ka 
Fany perhatikan kata-kata Ka Fany sendiri; "Namun sejak si Ulil didekati 
Amerika, bahkan sampai disekolahkan disana (sampe sekarang), maka 
artikel-artikelnya berubah total, laksana air bah, inilah FITNAH AKHIR ZAMAN". 
Dan "Apalagi hanya seorang Ulil, barusan kemarin belajar agama, asma'ul husna 
saja tidak hafal, sudah bicara mengamandemen syahadat segala.".

Ini Saja; Selebihnya saya tidak tanggapi. Biar tidak bias.

Penutup;
Terima Kasih Atas Nasehatnya Ka Fany. Hanya saja, saya terlanjur patah hati, 
sehingga jadi enggan untuk nikah. Kecuali kalo ka Fany bersedia jadi keluarga 
saya. :).

Salam.   
  










      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Reply via email to