Salam senyum ditengah duka sang Jenderal yg telah menghadap SANG PEMILIK...,

Mantap, saya kagum terhadap cara berpikir anda. Ustad memang seorang cerdas 
lulusan Al-Azhar.
Gorontalo bangga mempunyai orang seperti anda.
Satu hal yg ingin saya kemukakan bahwa tulisan seseorang seringkali dipengaruhi 
oleh suasana bathin yg dirasakan saat menulis. Ini adalah kelemahan saya dalam 
memposting masalah agama.  Hal ini disebakan oleh beberapa faktor :
1. Saya bukan pemilik metodologi sebagaimana Ustad Mansur ataupun Ulil Absar 
Abdalah yg notabene adalah lulusan pesantren dan mengkhususkan diri belajar 
pemikiran-pemikirian agama. Tulisan saya lebih didasari oleh semangat, 
pengalaman, kerisauan, atau suasana iman daripada cara berpikir. Lain halnya 
kalau yg dibicarakan Manajemen Pesisir Kelautan, tentu saya adalah pemilik 
metodologi ketimbang anda berdua.
2. Tulisan saya seperti yg anda kutip di bawah, adalah sebuah bentuk kerisauan 
ketika melihat penyakit umat yg boleh dikatakan "akut". Bandingkan orang-orang 
Islam dipasar sentral gorontalo, anda boleh hitung prosentasi orang yg sering 
berbohong/menipu dengan yg tidak. Atau kerisauan Pak Toti Lamusu melihat areal 
patung pak Nani yg setiap malam menjadi tempat minum minuman keras padahal 
didepan Rudis Gubernur. Kita dengar setiap hari pasti ada berita tentang 
pejabat (beragama Islam tentunya) yg korupsi. Belum ditambah dengan terlalu 
banyaknya aliran di dalam agama, para nabi palsu, dukun yg dianggap ulama. 
Dimana para lulusan agama (seperti si Ulil sendiri), lulusan IAIN/STAIN yang 
seharusnya tugas membina umat berada dipundak mereka, Ustad tentu tau 
jawabannya, sibuk mencari kerja, padahal kerja sebenarnya sudah di depan mata. 
Sedih lagi melihat masjid-masjid kosong, judi dimana-mana, pelacuran, dsb, dsb.
Sementara dilain sisi, kita masih disibukkan pertanyaan tentang otoritas 
Al-qur'an, maksumnya seorang Nabi, bahkan lebih "gila" lagi "amandemen 
syahadat", SUBHANALLAH...Tuhan memang tidak perlu dibela, begitu kata Gus Dur.
"Kemarahan" saya pada Ulil, karena satu hal, "caranya" dalam memandang Islam 
sungguh tidak adil (lihat kembali tulisannya). 

Saran untuk Ustad,
Kalau memilih wanita, walau tidak terlalu cantik yg penting kaya raya, agar 
hartanya bisa dipakai untuk bangun Pesantren. Jangan terlalu mengagungkan 
cinta, apalagi romantisme.
Pilihan kedua, wanita yg hafidz Al-Qur'an, agar seimbang ilmunya dan mendapat 
keturunan yg berkualitas.

Wassalaam,



----- Pesan Asli ----
Dari: Mansur Martam <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Minggu, 27 Januari, 2008 2:58:01
Topik: [GM2020] rE: Doktrin2...(Tuk Ka Fani, OH, & All)









  


    
            
Salam,

Pertama: Tuk OH Dulu, ketika beliau bertanya tentang rasionalisasi wuquf dan 
salat di padang arafah sebagai puncak ibadah haji; Jawabannya itu memang sulit 
di akal-akali, kecuali kalo akalnya jernih :). Sebab semua ibadah yang bersifat 
MAH-DHA/Murni, sunnah maupun wajib, sulit diduga ILLAT/Alasan- nya. Pada 
tataran ini, mayoritas ulama berdiam diri sambil berserah sepenuhnya atas 
penghambaan diri kepada Sang Khaliq. Kecuali HIKMAH yang bisa dipetik darinya. 
Kalau menyangkut HIKMAH, akal bisa menyelaraskannya, selama itu positif adanya, 
maka tak mengapa.

Kedua: Tuk Ka Fany;
Begini; Pergulatan pendapat dan pemikiran itu selamanya akan bergulir. Kata 
Dosen Fiqh Perbandingan, saya; "Bahwa Masalah khilafiyah itu belum mencapai 
finish". Artinya, kemapanan itu tidak mutlak adanya dalam konteks dimana dalil2 
qur'an dan hadits masih bisa berwajah dua atau lebih dalam pemaknaan. Dengan 
demikian, tidak ada istilah basi, berulang-ulang, dll. Hanya saja, orang 
biasanya merasa bosan dan basi, karena orang itu sendiri tidak mampu memberikan 
kontribusi dalam menguatkan pendapat2 yang ada. Sehingga terkesan kaku, jalan 
di tempat, dan tentunya basi.

Maka; Jika Ka Fany merasa tidak takut akan adanya perbedaan itu, mulailah 
sekarang menginfentarisir PENDAPAT lawan; segi, kelebihan & kekurangannya. 
Bukan PEMILIK Pendapat. Sebab, sedikit
 saja Ka Fany sudah berani menyentuh wilayah PEMILIK pendapat, maka itu namanya 
memfitnah plus menghasut. Dan itu artinya membunuh karakter dia, juga 
menghentikan prosesi berfikir dia. Coba Ka Fany perhatikan kata-kata Ka Fany 
sendiri; "Namun sejak si Ulil didekati Amerika, bahkan sampai disekolahkan 
disana (sampe sekarang), maka artikel-artikelnya berubah total, laksana air 
bah, inilah FITNAH AKHIR ZAMAN". Dan "Apalagi hanya seorang Ulil, barusan 
kemarin belajar agama, asma'ul husna saja tidak hafal, sudah bicara 
mengamandemen syahadat segala.".

Ini Saja; Selebihnya saya tidak tanggapi. Biar tidak bias.

Penutup;
Terima Kasih Atas Nasehatnya Ka Fany. Hanya saja, saya terlanjur patah hati, 
sehingga jadi enggan untuk nikah. Kecuali kalo ka Fany bersedia jadi keluarga 
saya.
 :).

Salam.   
  










      Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers
    
  

    
    




<!--

#ygrp-mkp{
border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;}
#ygrp-mkp hr{
border:1px solid #d8d8d8;}
#ygrp-mkp #hd{
color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;}
#ygrp-mkp #ads{
margin-bottom:10px;}
#ygrp-mkp .ad{
padding:0 0;}
#ygrp-mkp .ad a{
color:#0000ff;text-decoration:none;}
-->



<!--

#ygrp-sponsor #ygrp-lc{
font-family:Arial;}
#ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{
margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{
margin-bottom:10px;padding:0 0;}
-->



<!--

#ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}
#ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
#ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, 
sans-serif;}
#ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
#ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
#ygrp-text{
font-family:Georgia;
}
#ygrp-text p{
margin:0 0 1em 0;}
#ygrp-tpmsgs{
font-family:Arial;
clear:both;}
#ygrp-vitnav{
padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
#ygrp-vitnav a{
padding:0 1px;}
#ygrp-actbar{
clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;}
#ygrp-actbar .left{
float:left;white-space:nowrap;}
.bld{font-weight:bold;}
#ygrp-grft{
font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;}
#ygrp-ft{
font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666;
padding:5px 0;
}
#ygrp-mlmsg #logo{
padding-bottom:10px;}

#ygrp-vital{
background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;}
#ygrp-vital #vithd{
font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;}
#ygrp-vital ul{
padding:0;margin:2px 0;}
#ygrp-vital ul li{
list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee;
}
#ygrp-vital ul li .ct{
font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;}
#ygrp-vital ul li .cat{
font-weight:bold;}
#ygrp-vital a{
text-decoration:none;}

#ygrp-vital a:hover{
text-decoration:underline;}

#ygrp-sponsor #hd{
color:#999;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov{
padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;}
#ygrp-sponsor #ov ul{
padding:0 0 0 8px;margin:0;}
#ygrp-sponsor #ov li{
list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov li a{
text-decoration:none;font-size:130%;}
#ygrp-sponsor #nc{
background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;}
#ygrp-sponsor .ad{
padding:8px 0;}
#ygrp-sponsor .ad #hd1{
font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor .ad a{
text-decoration:none;}
#ygrp-sponsor .ad a:hover{
text-decoration:underline;}
#ygrp-sponsor .ad p{
margin:0;}
o{font-size:0;}
.MsoNormal{
margin:0 0 0 0;}
#ygrp-text tt{
font-size:120%;}
blockquote{margin:0 0 0 4px;}
.replbq{margin:4;}
-->








      
________________________________________________________ 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

Kirim email ke