Halo para arsitek Hulonthalo,
 
Apa komentar anda2, misalnya bung Amri Musa, milister kita yang sedang
merencanakan rumah tinggal bermodelkan layout rumah Rasullulah? Juga
arsitek kita yang men design kantor Gubernur di Botu?
 
Wass.OH
 
-----Original Message-----
From: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fadly Tantu
Sent: Saturday, February 09, 2008 4:14 PM
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Balasan: Bls: [GM2020] kearifan lokal yang kita tinggalkan
(arsitektur - gorontalo's heritage)
 
Cuma bisa katakan  prihatin dengan perencanaan pembangunan kota
Gorontalo yang menghilangkan kehasan kota "bangunan tempo doeloe"
Sangat setuju jika ada program "konservasi arsitektur bangunan tempo
doeloe" yang ada di jantung kota Gorontalo. Sangat elok jika teman-teman
yang ada di Gorontalo menyampaikan gagasan ini kepada Pemda.
Bung fany, kalau pulang Gorontalo saya cuma mau titip, tolong masukkan
dalam program konservasi warisan tempo doeloe  itu sumur bor di sudut
pertigaan Heledulaa yang kearah kampung bugis (lupa nama jalan ?)
(mungkin itu warisan yang harus di jaga),  soalnya waktu kecil, itu
sumur bor kita pe tampa mandi sekaligus tempat kase minum dan mandi kuda
serta cuci bendi he . . .he . . he. 
 
Fadly
 

fany salamanya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Salam Hormat Pak Toti,
Membaca semua postingan Pak Toti, dahi saya selalu berkerut, kerisauan
Bapak adalah kerisauan saya juga, mulai dari pembangunan rumah ibadah
disekitar pelabuhan, miras dibawah tugu Pak Nani (depan Rudis Gub.),
sampai arsitektur kuno.  Dua (2) Tahun lalu di Semarang saya pernah
mendapat mata kuliah tentang konservasi bangunan kuno dan perencanaan
tata kota.  Di negara-negara maju sangat memperhatikan arsitek lama.
Pembangunan gedung2 baru selalu menyisakan bentuk-bentuk lama yang unik
dan merupakan jati diri sebuah kota.  
Tinggal di Semarang lebih berkesan bagi saya daripada tinggal di
Jakarta, walau hanya 1 Tahun tapi mungkin lebih berkesan daripada 7
tahun tinggal di Manado. Semarang mempunyai banyak bangunan kuno
peninggalan Belanda yg tetap terpelihara, Lawang Sewu, Kawasan di
sekitar Pasar Johar, dsb.  Berjalan di sekitar Pasar Johar, Kantor Pos,
sampai Stasiun Lawang mengingatkan di masa kecil/remaja saya yg gemar
menonton film2 "Jadul" Jaman Dulu, sebutlah film-film perjuangan, Naga
Bonar 1, Janur Kuning. Mungkin pembuatan film tsb bukan di Semarang,
tapi suasana di dalam film tsb (bentuk bangunan, tata kota, trotoar,
dsb) sama persis dengan suasana Kota Tua di Semarang.
Kota yg paling banyak pengunjungnya di seluruh dunia adalah Paris.
Wisatawan yg berkunjung ke Kota ini tiap tahun sejumlah 75 juta,
melebihi penduduk Perancis yg hanya 63 juta.  Paris Zona 1 sampai Zona
5, mungkin Jakarta tampak lebih megah dan meriah karena terlampau banyak
hotel2 dan gedung2 tinggi yg tidak beraturan.  Namun kenapa Paris lebih
banyak pengunjungnya??  Paris ibarat nenek tua yg selalu mempercantik
diri bahkan lebih cantik dari seorang gadis 20 tahun perawan yg ayu dan
manis. Bentuk dan arsitek bangunan tidak berubah sejak zaman sebelum
Napoleon.  Yang berubah hanya interiornya saja yg selalu diperbaharui
dan dipercantik.  Penataan kotanya....waduh luar biasa....Dari zona 1
sampai zona 9, tidak dibuat gedung tinggi yg melebihi Eiffel, sehingga
tampak menara yang tingginya 3 kali lipat lebih sedikit dari Menara
Keagungan Limboto tersebut satu-satunya benda tertinggi yg berada di
tengah-tengah Paris bila kita melihatnya dari jarak jauh.
Bagaimana dengan Gorontalo??
Pak Toti...Insya ALLAH..kalau saya akan kembali ke habitat semula di
Bappeda Kabupaten Gorontalo, saya akan berusaha untuk memasukan point
"konservasi arsitek lama" Gorontalo sebagai salah satu syarat memperoleh
IMB, terutama pembuatan bangunan skala sedang dan besar.. Mungkin ada
usul, ide atau pendapat dari milister lain....????

Wassalaam,
Fany Salamanya




----- Pesan Asli ----
Dari: toti lamusu <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 7 Febuari, 2008 4:58:12
Topik: [GM2020] kearifan lokal yang kita tinggalkan (arsitektur -
gorontalo's heritage)
rumah adat gorontalo

seberang jalan kantor pos gorontalo ada sebuah rumah panggung (dulunya
adalah rumah dinas p.t. pos ) dan sekarang entah milik siapa sekarang
.dalam, hitungan bulan atau mungkin hari sudah siap diratakan dengan
tanah . sama seperti yang kita lakukan dengan rumah bersalin (sekarang
berdiri hotel quality) . tidak ada yang perduli , ketika saya menuliskan
tentang hal ini , hanya seorang bung asep sabar yang perduli yang
mengkhawatirkan keadaan yang sama .

seni arsitektur yang berkembang akhir-akhir ini kalau kita jeli
memperhatikan , hampir semuanya gemar dengan 'greco-style' atau dalam
gaya yunani kuno dan kaya dengan pilar . hotel-hotel kecil (barangkali
akan lebih anggun menggunakan kata 'guest house' menggunakan istilah
'grand' . entah apanya yang grand atau besar kalau kamar penginapannya
paling banter hanya 10 atau 15 kamar .) dan yang repot , finishing hotel
juga sangat jauh dari standard internasional (contoh hotel yulia) . 

bicara tentang rumah panggung atau rumah adat (pilih yang mana yang anda
sukai) anda akan melihat  bahwa ada terbagi dalam 3 style . 1) gorontalo
asli/pribumi  2) chinese style 3) dutch atau dalam gaya belanda  .
rumah yang manapun masih 'well preserved'  alias dalam keadaan
terpelihara dengan baik  . rata-rata rumah panggung ini dengan
ketinggian fondasi antara 1 sampai 1.30 meter dari permukaan tanah .
jadi sangat berbeda dengan rumah panggung manado dimana ketinggian rumah
dari permukaan tanah sampai 3 atau 3.20 meter .

ketinggian 1 atau 1.20 meter ternyata sangat efektif ketika banjir
menggenang gorontalo . karena ketika banjir surut kita tidak repot
membersihkan lantai rumah yang tergenang dan perabot-perabot yang ikut
rusak diterjang banjir .tanpa sentimen apapun , dalam masa pemerintahan
walikota yang sekarang setahun kena giliran banjir 5 kali dan betapa
penderitaan mereka yang diterjang banjir .

rumah almarhumah nenek saya di jalan tjempaka (belakang bele li mbu'i)
termasuk rumah dulu yang dibangun di atas fondasi lebih dari 1 meter .
jadi ketika rumah tetangga digenangi banjir , rumah kami aman-aman saja
. terakhir ketika idul adha 1428 lalu ketika banjir menerpa gorontalo ,
jadi malas juga ikut shalat idul adha karena harus  melewati genangan
air setinggi 40 cm dan bingung kemana membersihkan kaki sebelum duduk
bergabung dengan jema'ah shalat idul adha .

kearfan lokal dari generasi masa lampau barangkali perlu dilestarikan di
gorontalo untuk kembali membangun rumah dengan fondasi tinggi atau rumah
panggung . karena ketika rakyat diam dan patuh dengan tanah mereka yang
terkena proyek terusan/kanal tamalate , ada anggota-anggota dewan yang
mengipasi rakyat karena berharap mendapatkan bagian dari keributan yang
diakibatkan pembebasan lahan .

anggota dewan ini pula yang hendak memutuskan penghancuran rumah-rumah
panggung/adat karena mendapatkan bagian dari proyek hotel dsbnya .

sayang jika ketiga jenis rumah panggung ini lenyap dari bumi gorontalo
hanya demi pembangunan yang belum pasti mendatangkan manfaat buat rakyat
banyak .

ketika keinginan untuk membuat gorontalo menjadi 'living heritage' ,
anggota dewan/petinggi kita sangat bernafsu untuk menghancurkan apa yang
tersisa .

salam ,

tot

p.s. monumen 23 januari 1942 yang berada di halaman kantor pos akan
tampak indah jika tiang yang berada di depan kantor pos (pojok jalan)
dapat dipindahkan ke sudut yang lain dari jalan dan semak belukar yang
tumbuh bisa dipangkas rapi dan dengan design yang lebih berseni daripada
yang tampak sangat bersahaja  sekarang . bukan tidak mungkin dimasa
datang generasi penerus akan datang mengheningkan cipta dan mengenang
jasa para pahlawan kita di monumen tersebut .   
 

 
  _____  

Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try
it now.
<http://us.rd.yahoo.com/evt=51733/*http:/mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62
sR8HDtDy!%0d%0a%20pao8Wcj9tAcJ%20>  
 
 
  _____  

Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di
Yahoo!
<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http:/id.answers.yahoo.com/>
Answers 
 
  
  _____  

Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di
Yahoo!
<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http:/id.answers.yahoo.com/>
Answers
 

Reply via email to