Salam, dari Republika Online tanpa tambahan. Setelah di Millist GM2020 ada tambahan. Menikahi Wanita Ideal Seorang teman bercerita kepada Mullah, "Wanita yang akan saya nikahi kaya, cantik, gadis, berkelakuan baik, dan pandai." Mullah menjawab, "Aku takut Anda tidak akan memperoleh semua kualitas tersebut pada satu istri, kecuali kalau Anda akan menikahi lima wanita!" Tambahan: Si Mullah kemudian terdiam sejenak, sambil tersenyum dia lantas berkata dengan logat khas mesir; "Ayiwa, Safier inta ila Hulontalo wabhats an el mar'a fiha, wayakfi laka itsnein. Itnien bas.". Artinya; Oh, kecuali wanu yi'o mona'o de Hulondalo wawu monika tetomola, cukupu duluwo isteri lengkap dengan lima sifat yang ente mau. Aku Percaya Engkau Benar Suatu kali Nasrudin bertindak sebagai seorang hakim. Pada saat kasus diungkap, penuntut berbicara begitu memikat sehingga Nasrudin berteriak: "Aku percaya, engkau benar!" Seorang petugas pengadilan membujuk Nasrudin agar bisa lebih menahan diri, karena pernyataan dari tertuduh belum lagi didengar. Selanjutnya, Nasrudin juga begitu terpikat oleh kepandaian bicara si tertuduh sehingga ia langsung berteriak setelah orang itu menyelesaikan pernyataannya: "Aku percaya engkau benar!" Petugas pengadilan merasa tidak dapat membiarkan hal ini terjadi. "Tuanku, tidak mungkin keduanya sama-sama benar." "Aku percaya engkau pun benar!" kata Nasrudin. Tambahan: Akhirnya, karena ketiganya benar; si penuntut, si tertuduh, dan si petugas pengadilan. Maka Nasrudinlah yang dijebloskan ke penjara, karena tidak ada yang mengatakan kepadanya; "Aku percaya, engkau benar!" sewaktu dia berteriak; "Aku percaya, engkau benar!". Syair yang Jelek Amir kota membacakan sebuah syair yang digubahnya dan meminta pendapat Bahlul. "Aku tidak menyukainya," sahut Bahlul. Amir pun marah dan memerintahkan agar Bahlul dijebloskan ke dalam penjara. Minggu berikutnya si amir memanggil Bahlul dan membacakan lagi di hadapannya syairnya yang lain. "Bagaimana dengan yang ini?" tanyanya. Bahlul segera bangkit berdiri. "Hendak ke mana kamu?" tanya si amir. "Ke penjara," jawab Bahlul. Tambahan: Saat itu si Bahlul terfikir jawaban yang pas; "Aku menyukainya". Amir puas dengan jawaban itu dan tidak jadi nejobloskannya ke penjara. "bila tidak dibacakannya" sambung Bahlul dalam hatinya. Mengapa Unta Tak Punya Sayap "Dari hari ke hari," kata Nasrudin kepada istrinya, "aku merasa semakin kagum akan penciptaan alam, dan segalanya yang ada di dunia ini dibuat demi kesejahteraan manusia."Istrinya meminta Nasrudin memberi sebuah contoh."Misalnya saja, bahwa dengan rahmat Allah, unta-unta itu tidak punya sayap." "Bagaimana hal itu bisa dikatakan membantu menyejahterakan kita?" "Bayangkan! Kalau saja unta-unta itu punya sayap betapa mereka akan senang bertengger di atas rumah dan kemudian merusakkan atap, dan kemudian tidak peduli terhadap keributan yang mereka ciptakan itu." Tambahan: "Iya, makanya atap rumbia rumah kita diganti dengan genting saja" gerutu isterinya. Salam, Salawat Yuk....Jumati Ju...
--------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!