Berenti jo Hulondhalo Kid/anak kecil, masa ente brani sendirian  lawan 4
ustadz+1 ustadz cadangan? Salam&sori, OH
 
-----Original Message-----
From: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of iqbal makmur
Sent: Wednesday, April 16, 2008 4:43 PM
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Re: [GM2020] Fwd: Beriman Tanpa Rasa Takut (Buku Inspiratif
tentang Islam Saat Ini)
 

Buku ini lebih berbahaya dari Film Fitna. Jangankan orang awam, Orang
cerdas seperti Ritchie saja bisa terpengaruh. Kayaknya ustadz Mansur,
Ustadz Suwito dan Ustadz Imusafir harus berkomentar nih. Eh, Ustadz
Irwan Uno juga..

--- On Wed, 4/16/08, Hulondalo Kid <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Hulondalo Kid <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [GM2020] Fwd: Beriman Tanpa Rasa Takut (Buku Inspiratif tentang
Islam Saat Ini)
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Wednesday, April 16, 2008, 1:13 AM

--- Original message --- 
From: [EMAIL PROTECTED] <mailto:balibudu%40yahoo.it>  it 
To: 
Subject: Fwd: Beriman Tanpa Rasa Takut (Buku Inspiratif tentang Islam
Saat Ini) 

> --- In islamliberal@ yahoogroups. com
<mailto:islamliberal%40yahoogroups.com> , "Salahuddien Gz" 
> <bunda_laksmi@ ...> wrote: 
> 
> Judul: Beriman Tanpa Rasa Takut (Tantangan Umat Islam Saat Ini) 
> Penulis: Irshad Manji (Satu dari Tiga Muslimah Dunia yang Menciptakan 
> Perubahan Positif dalam Islam) 
> Penerbit: Nun Publisher (www.nunpublisher. com) dan Koalisi Perempuan 
> Indonesia 
> Harga: Rp 55.000,- (345 hlm.) 
> 
> 
> "Buku ini telah memicu banyak perdebatan." 
> &#8212;The Jakarta Post 
> 
> "Tidak sedikit umat Islam yang dididik untuk membenci Kristen dan 
> Yahudi. Buku ini memaparkan sejarah kebencian tersebut." 
> &#8212;Prof. Dr. Musdah Mulia, Litbang Depag RI 
> 
> 
> Beriman Tanpa Rasa Takut (versi Inggrisnya, The Trouble with Islam 
> Today) adalah sebuah buku tentang Islam yang inspiratif sekaligus 
> kontroversial saat ini. Sejak terbit, Irshad Manji, penulisnya, 
> menerima banyak ancaman pembunuhan dari para penentangnya, kelompok 
> fundamentalis. Sejumlah negara Arab melarang buku ini masuk ke 
> wilayahnya. Namun, jutaan umat Islam terinspirasi oleh perjaungan 
> Irshad Manji setelah membaca buku ini, dan segera bangkit untuk 
> berjuang melawan penindasan atas nama agama di komunitas-komunitas 
> mereka sendiri. 
> 
> Terbit pertama kali pada tahun 2003, buku ini telah diterjemahkan ke 
> dalam 30 bahasa, mencakup Arab, Persia, Prancis, Urdu, Malaysia, dan 
> Indonesia; menjadi buku bestseller dan bacaan wajib bagi kaum muslim 
> yang berpikiran kritis, para aktivis hak asasi manusia, yang 
> mendambakan reformasi di tubuh umat Islam. Di negara-negara di mana 
> buku ini disensor, Irshad masih mampu menyapa para pembacanya dengan 
> cara mem-posting terjemahan buku ini di website-nya. Terjemahan bahasa

> Arab sendiri telah dibaca oleh jutaan orang Arab dan menjadi 
> kasak-kusuk hebat di kalangan pemuda Timur Tengah, terutama para 
> perempuannya, yang ingin bebas dari penjara atas nama agama di negeri 
> mereka. 
> 
> Di buku ini Irshad Manji memaparkan kelemahan-kelemahan dalam Islam 
> yang paling mendasar: terorisme atas nama agama, posisi perempuan 
> muslim yang tertindas; kebencian yang berlebihan terhadap umat agama 
> lain; dan pembacaan Al-Quran yang terlampau literal. Kemudian ia 
> menawarkan visi reformasi Islam yang lebih menghormati umat lain, 
> memberdayakan kaum perempuan, dan merangsang pikiran untuk keluar dari

> kepicikan. 
> 
> Manji berseru kepada dunia Islam untuk menghidupkan kembali Ijtihad, 
> tradisi berpikir independen yang hilang selama ratusan tahun dari 
> peradaban. Tak peduli ancaman pembunuhan yang ia terima, ia 
> berkeliling dunia, menggugah orang Islam untuk terus bertanya. 
> 
> PERCIKAN PEMIKIRAN IRSHAD MANJI 
> 1.Islam harus ditafsirkan terus-menerus sesuai dengan rasa keadilan 
> yang berkembang dalam masyarakat. 
> 
> 2.Saat ini Islam mengalami krisis yang akan mengancam dan menyeret 
> seluruh dunia ke dalamnya. Memang semua agama memiliki kelompok 
> fundamentalis  sendiri-sendiri yang menerapkan tafsiran harfiah, namun

> di agama Islam kelompok fundamentalis merupakan kelompok mainstream. 
> Obsesi kelompok fundamentalis  untuk menelan ajaran Islam secara 
> harfiah merupakan penyebab semua masalah yang melanda Islam saat ini. 
> Pola pemikiran seperti itulah yang menyebabkan muslim menganggap 
> dirinya sebagai kelompok superior dan mendiskriminasi perempuan serta 
> orang lain yang memiliki pandangan berbeda. Pola pemikiran seperti itu

> pula yang menjadi sumber kekerasan, serangan bunuh diri, dan 
> terorisme. 
> 
> 3.Tafsiran fundamentalis yang anti-demokrasi dan anti-perempuan 
> bukanlah sesuatu yang tidak bisa diubah. Masih ada alternatif. Dan 
> satu-satunya alternatif untuk itu adalah dengan menghidupkan kembali 
> Ijtihad, tradisi berpikir independen dalam Islam. Tradisi itu mengajak

> setiap muslim untuk tidak secara mentah-mentah atau harfiah menerima 
> ajaran Islam. 
> 
> 4.Ketidakmampuan muslim untuk turut ambil bagian dalam dunia modern 
> saat ini bukan karena faktor luar seperti kolonialisme, melainkan 
> karena adanya penindasan terhadap pandangan bebas dan kritis. Manji 
> menantang kaum muslim untuk kembali menentukan nasibnya sendiri dengan

> mengembalikan pandangan bebas dan kritis guna `memperbaharui' Islam 
> untuk abad ke-21. 
> 
> 5.Manji mendorong kaum intelektual Barat untuk mengkritik Islam. 
> Menurutnya kritik sangat dibutuhkan untuk membawa pembaharuan yang 
> dibutuhkan. Di Barat, filsafat multikulturalisme sudah berubah menjadi

> pandangan ortodoks, yang membuat orang Barat cenderung bersikap cuek 
> dengan permasalahan di tempat lain. Orang-orang Barat takut dicap 
> bersikap rasialis jika mengkritik Islam. Namun, menurut Manji, 
> mengkritik Islam untuk membela hak asasi manusia bukanlah tindakan 
> rasialis. Kebudayaan layak dihormati selama budaya itu juga 
> menghormati. 
> 
> INSPIRASI DAN KONTROVERSI PEMIKIRAN DI BUKU INI 
> 1.Sebagai monoteis pertama di muka bumi, kaum Yahudi meletakkan 
> dasar-dasar bagi kaum Kristen dan kaum muslim. Jadi, bukanlah kaum 
> muslim Arab yang menemukan Tuhan yang satu: umat Islam menamai-ulang 
> Dia sebagai "Allah". Kata "Allah" adalah kata Arab untuk
"Tuhan"&#8212; Tuhan 
> kaum Yahudi dan Kristen. Namun umat Islam saat ini kurang 
> mengapresiasi fakta sejarah tersebut. (Hlm. 62). 
> 
> 2.Jika saja lebih banyak dari kita yang tahu bahwa Islam adalah produk

> puluhan sejarah yang saling-berkaitan, bukan sebagai sebuah jalan 
> hidup utuh yang orisinal&#8212; jika saja kita memahami bahwa kita
adalah 
> makhluk hasil persilangan spiritual&#8212; akankah kita lebih mau
menerima 
> "yang lain"? Kenapa kita begitu enggan untuk mengakui 
> pengaruh-pengaruh luar, kecuali ketika kita menyalahkan Barat atas 
> aneka luka kolonial yang kita derita. Yang, pada gilirannya, 
> memunculkan sebuah pertanyaan mendasar: Apakah Islam lebih picik 
> daripada agama-agama dunia lainnya? (Hlm. 143). 
> 
> 3.Pilih satu negara muslim, negara muslim mana saja, dan penghinaan 
> paling brutal akan segera menyentak kesadaranmu. Di Pakistan, 
> rata-rata dua perempuan mati setiap hari akibat "pembunuhan demi 
> kehormatan", sering kali atas nama Allah yang diucapkan oleh mulut 
> para pembunuh. Di Malaysia, seorang perempuan muslim tidak bisa 
> melakukan perjalanan tanpa izin dari seorang lelaki. Di Mali dan 
> Mauritania, anak-anak lelaki dirayu masuk perbudakan oleh para pemaksa

> muslim. Di Sudan, perbudakan terjadi di tangan para milisi muslim. Di 
> Yaman dan Yordania, pekerja kemanusiaan Kristen ditembak begitu saja. 
> Di Bangladesh, seniman yang mengadvokasi hak-hak religius kelompok 
> minoritas dipenjarakan atau diusir ke luar negeri. Semua itu 
> terdokumentasi dengan baik. (Hlm. 72). 
> 
> 4.Sebagian besar kaum muslim memperlakukan Al-Quran sebagai dokumen 
> yang harus ditiru (diimitasi) ketimbang harus diinterpretasikan. Dan 
> hal itu membunuh kemampuan kita untuk berpikir bagi diri kita sendiri.

> (Hlm. 75). 
> 
> 5.Al-Quran tidak secara transparan bersifat egaliter terhadap 
> perempuan. Al-Quran tidak secara transparan bersifat apa pun selain 
> menimbulkan banyak teka-teki. ....kaum muslimlah yang memproduksi 
> banyak keputusan dengan mengatasnamakan Allah. Keputusan-keputusan 
> yang kita buat berdasarkan Al-Quran tidak didiktekan oleh Tuhan: Kita 
> membuatnya melalui kehendak bebas kita sebagai manusia. (Hlm. 82). 
> 
> 6.Al-Quran menasihati umat Yahudi dan Nasrani untuk tetap tenang. 
> Tidak ada yang perlu mereka "takutkan atau sesalkan" selama mereka 
> tetap setia pada kitab suci mereka. Tetapi di sisi lain, Al-Quran 
> secara terang-terangan menegaskan bahwa Islamlah satu-satunya 
> "keyakinan yang benar". (Hlm. 85-86). 
> 
> 7. Al-Quran juga tidak mendorong kaum muslim untuk memposisikan kaum 
> Yahudi dan Kristen sebagai teman. Bahkan kita tidak diperkenankan 
> untuk menjadi "salah satu dari mereka". Al-Quran mengatakan "mereka" 
> sebagai "orang yang tidak adil" yang "tidak diberi petunjuk oleh 
> Tuhan". Ada pembahasan mengenai penaklukan, pembantaian, dan pemberian

> pajak khusus kepada kaum non-muslim sebagai upeti kepada para penakluk

> muslim mereka. Itu semua sungguh merupakan tema yang membuat darah 
> mendidih. Hal-hal semacam itulah yang memberikan pembenaran kepada 
> beberapa kaum muslim yang melecehkan dialog antar-iman untuk merangkul

> pemeluk agama lain. Bagi mereka yang berpaham demikian, non-muslim 
> boleh eksis, tapi tidak boleh eksis pada tingkatan yang sama seperti 
> kaum muslim. Bahkan, sama sekali tidak mungkin mencapai tingkatan kaum

> muslim, karena Islam bukanlah salah satu keyakinan dari sekian banyak 
> keyakinan lain. Islam jauh lebih superior di atas yang lain. Karena 
> Islam membawa wahyu yang sempurna dan nabi yang terakhir. Bukankah 
> membaca Al-Quran dengan cara seperti ini adalah suatu pilihan juga? 
> Tapi, kita tidak sadar jika kita sedang memilih cara yang ini. (Hlm. 
> 88). 
> 
> 8.Ketika pintu ijtihad tertutup, hak berpikir independen hanya menjadi

> milik eksklusif kelompok mufti, ulama ahli hukum, di setiap kota atau 
> negara. "Sampai hari ini," kata Mahmoud Ayoub, "para mufti menerbitkan

> opini-opini hukum, yang disebut fatwa, sesuai dengan asas-asas mazhab 
> mereka. Kumpulan fatwa itu berfungsi sebagai manual terutama bagi para

> mufti yang kurang kreatif atau kurang mampu." Kurang kreatif? Kurang 
> mampu? Kurang mampu ketimbang siapa? Anda atau aku? Apa kita masih 
> membutuhkan mereka? Daripada terus menjiplak jiplakan mereka, bukankah

> lebih baik kita dengan sekuat tenaga mengguncang- guncang pintu
ijtihad 
> supaya terbuka? (Hlm. 114). 
> 
> 9.Lihatlah contoh lain bagaimana kita memuja pengulang-ulangan: hukum 
> Syariah. Selalu dikatakan bahwa Syariah mewakili ideal-ideal Islam. 
> Sebagian besar muslim beranggapan bahwa Syariah adalah sesuatu yang 
> suci. "Sebagian besar Syariah," tulis seorang pembela reformasi, 
> Ziauddin Sardar, "tak lebih daripada sekadar pendapat hukum dari para 
> hakim klasik"&#8212; dengan kata lain, Syariah adalah milik keempat
Mazhab 
> Sunni. Diciptakan selama masa kerajaan Islam, kode-kode hukum ini 
> terus-menerus dijiplak sejak saat itu. "Itulah sebabnya," kata Sardar,

> "kapan saja Syariah diberlakukan& #8212;di luar konteks waktu ketika 
> dirumuskan dan jauh di luar jangkauan kita&#8212;maka
masyarakat-masyarak at 
> muslim akan menyaksikan suasana zaman pertengahan. " Kita menyaksikan 
> penerapannya di Saudi Arabia, Iran, Sudan, dan Afghanistan pada era 
> Taliban. (Hlm. 115). 
> 
> 10.Berikut ini adalah barometer lain dari kemunafikan Arab: Selama 
> bertahun-tahun, Kuwait mendonasikan lebih sedikit daripada donasi 
> Israel kepada badan-badan PBB yang peduli terhadap nasib pengungsi 
> Palestina. Arab Saudi juga tak mampu mengungguli donasi Israel 
> meskipun uang mereka dari penjualan minyak terus menebal. Dan 
> sekarang? Meskipun pundi-pundi uang mereka begitu berlimpah dan luas 
> negaranya begitu besar untuk bisa ditinggali pengungsi Palestina, 
> namun pemerintah Saudi tidak akan pernah menerima orang Palestina 
> sebagai warga negara mereka. Sebaliknya, mereka akan mengumpulkan dana

> amal melalui program resmi di televisi yang sangat panjang, guna 
> mendanai para pengebom bunuh diri. Mereka juga akan menghadiahi para 
> keluarga pengebom bunuh diri yang berhasil dengan imbalan ibadah haji 
> ke Makkah. Semua biayanya ditanggung pemerintah Saudi. (Hlm. 164-165).

> 
> 11.Taslima Nasrin, seorang penulis dan dokter feminis yang dikucilkan 
> di Bangladesh, memberiku contoh konkret tentang apa yang telah dia 
> alami jauh sebelum orang Saudi menjadi kaya. "Saat kecil," katanya, 
> "aku diberi tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu. Segala sesuatu

> berarti segala sesuatu. Jadi, Allah seharusnya tahu bahasa Bengali, 
> bukan?" Dia bertanya kepada ibunya, "Bagaimana mungkin aku harus 
> shalat dalam bahasa Arab? Ketika aku ingin berbicara dengan Allah, 
> kenapa aku harus menggunakan bahasa orang lain?" Ibunya tidak 
> mengungkapkan alasan yang memuaskan, kecuali sebuah jawaban yang 
> itu-itu saja. (Hlm. 218). 
> 
> 12.Apakah Al-Quran ditulis Allah dari awal sampai akhir? Sepanjang 
> dekade-dekade pertama Islam, dengan sedikit waktu mencerna keyakinan 
> yang baru itu, orang Arab meraih sukses militer internasional atas 
> nama Allah. Bisa dipahami jika pengumpulan ayat-ayat Al-Quran harus 
> dipercepat untuk memenuhi tekanan sebuah dinasti. Dalam sebuah esai 
> revolusioner yang berjudul "Apakah Al-Quran itu?", The Atlantic 
> Monthly menceritakan seorang panglima yang kembali dari Azerbaijan. 
> Sang panglima memperingatkan khalifah ketiga, Usman, bahwa para mualaf

> mulai bercekcok tentang apa yang dikatakan Al-Quran. Dia memohon 
> kepada Khalifah Usman untuk "mendahului orang-orang ini" sebelum 
> mereka terseret ke dalam pertikaian, sebagaimana yang telah dialami 
> oleh kaum Yahudi dan Kristen. Khalifah Usman segera menitahkan untuk 
> membukukan Kitab Suci. Wahyu-wahyu yang dihafal akan ditulis dan 
> perkamen-perkamen ayat-ayat suci yang terpencar-pencar akan 
> dikumpulkan, semuanya akan didistribusikan sebagai sebuah versi 
> Al-Quran. Salinan-salinan "tidak sempurna" atau "tidak resmi" akan 
> dimusnahkan. Pertanyaannya: Setelah disetujui dengan terburu-buru, 
> bagaimana jika versi yang "sempurna" ternyata kurang sempurna? (Hlm. 
> 222). 
> 
> 13. Jalan ke depan sepertinya harus berusaha menjawab tiga tantangan 
> pada saat yang sama. Pertama, merevitalisasi ekonomi dengan melibatkan

> potensi perempuan. Kedua, memberikan tantangan pada bangsa Arab padang

> pasir untuk melakukan penafsiran yang beragam terhadap Islam. Ketiga, 
> bekerja sama dengan Barat, bukan melawannya. (Hlm. 242). 
> 
> 14. "Bertanyalah tentang uang yang Anda sumbangkan ke lembaga amal. 
> &#8230;sejumlah lembaga donor tanpa disadari membiayai sekolah-sekolah
dan 
> lembaga-lembaga sosial yang dijalankan oleh kelompok fundamentalis 
> Islam. Para fundamentalis ini menekan para lelaki untuk pergi ke 
> masjid (dan) para perempuan untuk membungkus tubuh mereka. Mereka 
> mendorong diakhirinya sekolah yang mencampur lelaki dan perempuan 
> bersama, melarang para gadis untuk belajar sains, olahraga, dan seni. 
> Mereka menganjurkan pendidikan yang mengajarkan kebencian terhadap 
> kelompok lain." (Hlm. 290). 
> 
> 15."Setelah banyak bereksplorasi, interpretasi pribadiku terhadap 
> Al-Quran membawaku pada tiga pesan yang baru saja kudapatkan. Pertama,

> hanya Tuhan yang sepenuhnya tahu kebenaran dari segala hal. Kedua, 
> hanya Tuhan yang bisa menghukum orang yang tak beriman, dan itu 
> berarti bahwa hanya Tuhan yang tahu apa itu keimanan sejati. Ketiga, 
> kesadaran kita membebaskan diri kita untuk merenungkan kehendak 
> Tuhan&#8212; tanpa kewajiban apa pun untuk tunduk pada tekanan dari
prinsip 
> atau faham tertentu&#8230; (Hlm. 310). 
> 
> TENTANG IRSHAD MANJI 
> Irshad Manji adalah seorang feminis muslim Kanada, penulis, jurnalis, 
> dan juga aktivis hak asasi manusia. Ia adalah direktur Moral Courage 
> Project di New York University; Moral Courage Project mengajari para 
> pemuda untuk menyuarakan kebenaran di komunitas-komunitas mereka. 
> Manji adalah seorang kritikus terhadap Islam radikal dan 
> interpretasi- interpretasi ortodoks atas Al-Quran. Ia mengadvokasi 
> bangkitnya pemikiran kritis, yang dikenal sebagai ijtihad dalam 
> tradisi Islam. Demi tujuan itu, dia mendirikan Project Ijtihad, sebuah

> organisasi internasional untuk menciptakan jaringan umat Islam yang 
> tertarik dengan reformasi Islam. Ia merupakan sebuah lembaga yang akan

> membantu para muslim muda untuk memimpin reformasi Islam. 
> Sebagai seorang jurnalis, tulisan-tulisannya muncul di banyak media, 
> dan dia mendapatkan pembaca dari Amnesti Internasional, PBB, 
> Democratic Muslims di Denmark, Royal Canadian Mounted Police. Dia juga

> sering tampil di jaringan televisi dunia, mencakup Al Jazeera, CBC, 
> BBC, MSNBC, C-SPAN, CNN, PBS, The Fox News Channel, dan The CBS 
> Evening News. 
> Melihat kepemimpinan dan prestasinya, Oprah Winfrey menghargainya 
> dengan Chutzpah Award atas "keberanian, tekad, ketegasan, dan 
> keyakinannya" . Majalah Ms. menabalkan Irshad sebagai "Feminis Abad 
> 21". Maclean's memberinya penghargaan Honor Roll di tahun 2004 sebagai

> "Orang Kanada yang Sangat Berpengaruh" . 
> Dan pada Hari Perempuan Internasional tahun 2005, The Jakarta Post 
> mengakui Irshad sebagai satu dari tiga muslimah yang mampu menciptakan

> perubahan positif dalam Islam. 
> 
> 
> 
> PENGAKUAN ATAS BUKU INI 
> 
> 
> "Semangatnya melampaui zamannya. Membaca buku ini bagai membaca 
> wahyu." 
> &#8212;The New York Times 
> 
> "Sebuah seruan keras bagi setiap muslim untuk jujur pada diri sendiri,

> dan mempertanyakan kembali kebenaran yang selama ini diyakininya. " 
> &#8212;Ifdhal Kasim, Ketua Komnas HAM 
> 
> "Manji adalah suara-suara terpendam dari kaum muslim yang kritis namun

> takut bicara." 
> &#8212;Ayu Utami, Penulis 
> 
> "Sebuah buku berani yang ditulis oleh seorang muslimah yang tidak 
> takut mati!" 
> &#8212;Lola Amaria, Artis 
> 
> "Aku sangat terkejut dengan apa yang dia katakan. Dan sungguh-sungguh 
> berterima kasih." 
> &#8212;Hesham Hassaballa, Muslimwakeup. com 
> 
> "Buku ini bisa menjadi mimpi buruk bagi Osama bin Laden." 
> &#8212;United Press International 
> 
> "Seruan yang keras dan jelas untuk melakukan reformasi dan bersikap 
> jujur. Sinis, blakblakan, sedikit kurang ajar, tapi sangat berguna." 
> &#8212;The Globe and Mail 
> 
> "Yang ditolak Manji sebenarnya sederhana: Ia tidak menerima bahwa 
> Islam adalah struktur yang stagnan dan tak dapat diubah." 
> &#8212;The Friday Times (Pakistan) 
> 
> "Gerakan-gerakan demokratik yang kini muncul telah menunjukkan 
> bagaimana banyak kaum muda muslim ingin menyuarakan aspirasi-aspirasi 
> mereka dan mencapai potensi mereka sepenuhnya. Jika Anda ingin 
> merasakan suara mereka, bacalah buku Manji yang berani ini." 
> &#8212;Thomas Friedman, The New York Times 
> 
> "Lebih agung, jauh lebih agung, ketimbang seorang gadis yang bertemu 
> dengan Tuhannya." 
> &#8212;O, The Oprah Magazine 
> 
> "Salah satu analisis terhadap Islam yang paling tajam sejak peristiwa 
> 11 September." 
> &#8212;Philadelphia Inquirer 
> 
> --- End forwarded message --- 
> 
> 
> 

-- 
http://www.richie. <http://www.richie.it.tc/>  it.tc 

Hulondalo Kid

between 0000-00-00 and 9999-99-99   
 

Reply via email to