Sebenarnya dilokalisasi atau tidak, prostitusi di Gorontalo bagi saya sama aja. 
Karena ternyata meski tidak ada lokalisasi, tetapi  ada beberapa tempat yang 
sebenarnya sudah jadi rahasia umum menjadi tempat pelarian bagi  pasangan 
selingkuh.  Misalnya saja, ada penginapan yang dirancang khusus agar orang yang 
masuk tidak kelihatan,termasuk yang membawa mobil sekalipun. 
Sebab setiap kamar sudah ada garasinya, dan mobil siapa yang masuk, tak ada 
yang tahu. Bahkan cewek pun kadang sudah disediakan. 
Menariknya, di tempat terbuka  pun konon katanya   ada lokasi yang tidak jauh 
dari salah satu cafe yang  rang bisa bebas markir mobil, dan menurut penjaga di 
lokasi tersebut, pasangan selingkuh bisa bebas melakukan apa saja yang penting 
bayar "parkir".  Biasanya kata si penjaga  parkir yang pernah ngobrol dengan 
saya, para pria hidung belang membawa cewek dari kota, kemudian dibawa kesana. 
Atau juga ke tenda biru, dimana mereka sudah menyediakan kost-kostan lengkap 
dengan "ayam-ayam" nya.  
Nah orang yang ingin melepaskan hasjratnya, pasti memilih tempat-tempat 
tersebut. Jangan heran kalau ada yang bilang Kalau mau ....pasti ke penginapan 
A, atau ke tempat B, tenda biru, dll. 
Apa bedanya dengan kalau mau....pasti ke Doli dll. Debo sama-sama to ? 
Bedanya cuman di Doli dilegalkan, sementara   di Gorontalo  belum. 

Bolo Maapu poli sup...
Cuma sekeda info ...! 

   




Taufik Polapa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                             Jelas Tdk 
Setuju Uti ....
 tapi ..........
 
 --- zainal koemadji <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
 > Topik yang menarik...
 > 
 > Sebaiknya jangan melakukan kesalahan yang sudah
 > dilakukan "Kota Besar" dengan melakukan legalisasi
 > prostitusi.
 > Alasan perselingkuhan yang sudah menjadi hal biasa,
 > tidak bisa diterima, sudah seharusnya setiap orang
 > bisa mengendalikan diri.
 > Legalisasi lokalisasi prostitusi bukan jawaban atas
 > kondisi tersebut, perubahan gaya hidup seharusnya
 > yang menjadi jawaban.
 > Ketika lokalisasi telah terbentuk, kemudian pada
 > bulan Ramadhan mau ditutup, tetapi 11 bulan boleh
 > operasi...atau kemudian para PSK tanpa malu-malu
 > lagi menganggap pekerjaan mereka sebagai profesi,
 > sehingga perlu mendapat hak yang sama dalam
 > menjalankan profesi mereka tersebut dalam rangka
 > memenuhi kebutuhan hidup, "Kami perlu hidup,
 > bagaimana anak-anak kami...".
 > Betapa menyedihkannya jika situasi ini terjadi di
 > Gorontalo, jangan memulai sesuatu yang sudah jelas
 > tidak baik, karena dibelakangnya pasti akan lebih
 > banyak kesusahan. Jangan mengambil kebijakan tanpa
 > rasa tanggung jawab, pemerintah kita kan tidak
 > terbiasa bertanggung jawab atas kebijakannya.
 > 
 > Zainal
 > 
 > arfan entengo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:     
 >                        
 > Dear All Milist GM2020;
 >    
 >   Assalamualaikum Wr Wb
 >   Melihat Fenomena di Gorontalo saat ini, dimana
 > Perselingkuhan sudah menjadi hal yang biasa
 > dikalangan masyarakat  Atas" maupun Bawah" Hal ini
 > sangat Menghawatirkan Bukan? Nah, menurut pemikiran
 > yang sempit ini, Solusinya adalah Lokalisasi 
 > Prostitusi dilegalkan Saja seperti dikota-kota
 > Besar. 
 >    
 >    SETUJUKAH ANDA????????
 >    
 >    
 >   Wassalam
 >    
 >   Arfan Entengo
 >    
 >    
 >    
 >         
 > 
 > ---------------------------------
 >  Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search
 > Assist.   Download sekarang juga.
 >      
 >                                        
 > 
 >        
 
 
     
                                       

       

Kirim email ke