Saya sarankan, anda banyak lagi membaca boss... ;)
pandangan anda ini murni 'gado-gado'

ambil 'rica' disini..
tambah 'tomat' disana..
tumbuh deng bawang disitu...

debat dengan 'ilmuwan tanggung'...
capeeeeee....dech... ;)





--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Herwin Mopangga
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kapitalisasi dan industrialisasi yang merangsek sampai ke daerah
pedesaan memaksa terjadi transformasi dan pergeseran sosial budaya,
termasuk didalamnya masalah lokalisasi prostitusi yang belum lama ini
hangat diperdebatkan di Gorontalo.
> Pelacuran itu sendiri dapat dilihat dari 2 sudut;
> Pertama, sebagai eksploitasi ekonomi, artinya melihat pelacuran
sebagai sektor jasa dan sebagai tenaga kerja maka yang menjadi
tuntutannya adalah perlindungan hak-hak pelacur dan perbaikan kondisi
kerja. Kedua, melihatnya sebagai penindasan seksual, dengan demikian
menolak semua bentuk "perbudakan seksual".
> Pelacuran merupakan pemberian seks diluar pernikahan sebagai
pekerjaan (Polski, 1967) sekaligus "hegemoni kultural" pria terhadap
wanita (Rowbothan, 1973). Pelacuran dapat dianalisa dengan menggunakan
berbagai pendekatan; sosio-biologis, fungsionalisme, historis,
strukturalisme dan kritik feminisme.
> SOSIO-BIOLOGIS, sesuai konsep Darwinisme bahwa keadaan organik
kaumperempuan (baca: pelacur) sebagai kelompok yang mengalami
degenerasi biologis menghasilkan keterbelakangan moral. Mereka
bersedia menjajakan diri sebagai objek seksual untuk dipertukarkan
dengan uang. FUNGSIONALISME, beranjak dari konsep Durkheim bahwa
evolusi sosial dan pembagian kerja telah memperngaruhi hubungan pria
dan wanita. Fungsi afektif melekat pada wanita sementara fungsi
intelektual melekat pada pria. MATERIALISME-HISTORIS ala Marxian bahwa
pelacuran adalah korban kefakiran, kemiskinan dan residu dari
hubungan-hubungan kapitalis. Pelacuran sebagai suatu bentuk hubungan
pertukaran kerja untuk perolehan moneter. STRUKTURALISME karya
Levi-Strauss bahwa aturan kekerabatan merupakan asal kebudayaan
manusia. Pembagian kerja melembagakan saling ketergantungan pria dan
wanita. Inilah yang mendasari dominasi pria terhadap wanita, kemudian
menjelma ke dalam pranata seksual dan personal
>  termasuk perkosaan, pelacuran dan pornografi. POLITIK FEMINIS,
pelacuran dipandang sebagai produk kezaliman pria dan pelanggaran
terhadap martabat perempuan.
> 
> 
>       Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download
sekarang juga.
> http://id.toolbar.yahoo.com/
>


Kirim email ke