off the record
Salam Kenal Pak Herwin... kalau menurut saya bukan soal kreatif atau 
tidak kreatif dunia pertelevisian kita yang dipertanyakan,
kalau yang ini udah jelas  ideologinya atau 'kiblat'nya  yaitu rating 
(tapi tidak semuanya) he...he...., yang menjadi saya sering gusar
adalah kenapa tontonan seperti inilah yang paling di gemari di Indonesia...

Pertanyaan besarnya adalah kenapa masyarakat menggemarinya? (termasuk di 
Gorontalo) apakah ini  karena masyarakat yang  sudah jenuh dengan 
persoalan bangsa ini, misalnya dengan 'sinetron' yang diperankan oleh  
politikus-politikus kita yang dari dulu juga begitu-begitu saja 
skenarionya, kebanyakan cuma janji-janji saja...

'Asyiknya' kebanyakan masyarakat Indonesia itu sudah tau 'ending' 
sinetronnya  nanti seperti apa tapi toh teteeep aja menyukainya, Dari 
dulu diberi-janju-janji doang tapi ya masih saja suka dibohongi.... 
barang kali orang Indonesia ini bisa kenyang makan janji ya pak  he...he...

Kata kakek saya dulu orang langsung mengerumuni radio jika mendengar 
Soekarno lagi berpidato, beda sekarang orang lebih
suka memilih channel yang memutar sinetron seperti itu dari pada 
menyaksikan presidennya berpidato.
kalupun kebetulan  menyaksikan kadang dengan bibir mencibir....he...he...

Kemarin ribut Akhmadiyah,  demo BBM terus BLT disusul Insiden 
Monas....terus apalagi besok...begitu....terus....
saya kadang jenuh karena tidak karuan lagi ujung pangkalnya. Mungkinkah 
ada,  jika dicari korelasinya antara
tema tema di  sinetron sebagai  parameter kesehatan jiwa masyarakat 
Indonesia yang 'terganggu' karena terlalu banyak menanggung beban 
persoalan hidup yang kian waktu kian bertambah he..he.......

Cuma yang saya rasakan  semakin banyak orang sensitif.. pemarah.. mudah 
tersinggung...
radikalisasi dan kedaerahannya mudah tersulut.... sepertinya sudah  
tipis  itu tenggang rasa dan gotong royong,
semuanya sudah  seabrek hitungan...

contohnya satu masalah atau pekerjaan yang sebenarnya mudah diselesaikan 
dan bikin kita semua bisa maju ,malah nggak jadi-jadi karena rebutan 
siapa yang harus didepan.... :-)

Maaf Pak Herwin jika disini saya ada yang salah tulis, salah 
analogi...cuma curhat semata, maklum dari pagi saya didepan komputer 
kantor  mata sudah 5 watt he...he....


Salam Kenal
Heru


Herwin Mopangga wrote:
> Menyimak tayangan televisi terutama tv swasta akhir-akhir ini, semakin 
> membosankan dan tidak mendidik. Program acara pada umumnya sama, hanya 
> nama, setting lokasi, pembawa acara, sponsor, waktu penayangan dan 
> hadiahnya saja yang relatif berbeda. Mulai dari /reality show, 
> /dukung-merndukung lewat sms pemirsa, tayangan mistis, kekerasan, 
> pornografi dan sebagainya yang hanya mengejar /rating/. Lebih banyak 
> sisi negatifnya terutama bagi anak-anak yang menonton tanpa didampingi 
> orang dewasa (orang tuanya). Saya teringat dengan /statement/ seorang 
> pengusaha media beberapa tahun lalu bahwa bisnis media harus mampu 
> membaca dan mengakomodir keinginan dan kebutuhan pemirsa. Jika tidak 
> maka akan ditinggalkan dan tutup usaha. Akan tetapi hendaknya jangan 
> terjebak pada keinginan-keinginan pasar yang tidak MENCERDASKAN
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: heru <[EMAIL PROTECTED]>
> Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> Terkirim: Kamis, 5 Juni, 2008 21:49:24
> Topik: [GM2020] Ciri Khas Sinetron Indonesia Kini
>
> FWD dari Dimzinia
>
> Ciri Khas Sinetron Indonesia Kini
>
> 1. Ada adegan menampar pacar atau istri yang dikira selingkuh. Padahal
> cuma ketemu teman lama. Terus menyewa orang untuk menyelidiki.
>
> 2. Ada menangisnya (Kayaknya hampir semua film deh ada). Tapi di
> sinetron Indonesia hal ini paling mendominasi di setiap episode (Biar
> masuk nominasi pemeran nangis terbaik versi FFI). Banyak sekali yang
> mengajarkan balas dendam (Kayak film India saja).
>
> 3. Serinya dibikin panjang-panjang takut kehabisan bahan dengan alasan
> ratingnya naik (Padahal ngebosenin).
>
> 4. Biasanya ceritanya rebutan warisan atau warisannya jatuh pada anak
> atau cucu yang sudah lama hilang atau rebutan kekuasaan atau rebutan
> anak. Kalo adegannya masih sekolah hampir dipastikan ceritanya tentang
> rebutan pacar dan biasanya yang rebutan yang cewek dan tokoh yang
> disenangi si cowok anaknya miskin atau pas-pasan dan baru masuk atau
> pindahan dari sekolah lain (Tapi anehnya bisa masuk sekolah elite).
> Terus ada yang sudah merasa memiliki si cowok yaitu cewek yang kaya
> dan punya geng (Biasanya anak kepala yayasan).
>
> 5. Orang kaya selalu menjadi tokoh yang jahat (Apa udah nggak ada
> orang baik yang kaya?) Kalo pinjam utang selalu pada orang yang sama
> sampai akhirnya rumahnya disita(Gampang banget nyita rumah).
>
> 6. Tokoh yang baik biasanya melarat, lugu dan bodoh. Gampang
> dibohongin. Dan paling sering tokoh baik hampir tidak pernah minta
> tolong pengacara dan menang. Minta tolong polisi juga selalu gagal.
> Tapi giliran tokoh jahat minta bantuan polisi atau pengacara hampir
> dipastikan menang. Dan yang paling sering yaitu pengacara dengan
> gampangnya disuruh mengganti isi warisan dengan diberi imbalan uang
> banyak (Ini yang merusak citra pengacara. Tapi memang banyak sih,
> he-he-he). Terus hartanya dikuasai dan seisi rumah diusir (Adegan ini
> sudah katro banget).
>
> 7. Tokoh yang baik biasanya lebih goblok dari tokoh yang jahat (Tokoh
> yang jahat idenya selalu cemerlang meskipun masih anak kecil sekalipun).
>
> 8. Bila kisahnya sedih pemeran utama yang baik selalu menderita
> bertubi-tubi biar dikira mengharukan. Dimulai dengan bangkrut karena
> ditipu (Emang seorang pengusaha yang sukses gampang percaya orang?
> Sama anak sendiri aja kadang nggak percaya apalagi orang lain). Terus
> dilanjutkan dengan jatuh sakit, mau berobat nggak punya duit (Mantan
> direktur kok sebegitu amat nggak punya duit. Koruptor aja yang masuk
> penjara aja duitnya masih banyak). Cari kerja susah biasanya jadi kuli
> pasar (Emangnya nggak punya teman, saudara atau mungkin dia lahirnya
> nggak sama orang kali yeeee…). Tidurnya di emperan toko terus paginya
> diusir sama penjaganya. Biasanya mengalami kecelakaan terus menerus,
> kalau dipasangi jebakan selalu masuk. Habis itu ditolong oleh temannya
> yang tidak tahu darimana datangnya.
>
> 9. Dimanapun tokohnya bersembunyi atau mengasingkan diri, selalu
> ditemukan tokoh jahatnya (kayaknya wilayah indonesia cuma sebesar
> perumahan kali ya?)
>
> 10. Kebanyakan kalo ceritanya mau selesai, selalu ada saja halangan.
> Entah jadi lumpuh dan nggak bisa ngomong, tertabrak mobil terus koma,
> habis tertabrak mobil mau sembuh kemudian jatuh dari tangga atau
> kebetulan disandera oleh penculik atau naik bis ketiduran terus
> nyampai dimana nggak tahu dan nggak punya ongkos pulang. Dilanjutkan
> dengan kisah cari duit buat makan dan ongkos tapi kenalan dengan
> pemuda baik dan dilanjutkan dengan jatuh cinta (Ceritanya semakin
> ngawur saja).
>
> 11. Penyakit yang sering adalah kanker otak, TBC (Biasanya kalau
> batuk-batuk terus di tissuenya ada darah). Dan penyakit paling baru
> dan yang lagi ngetrend di sinetron yaitu: Akibat jatuh atau dengar
> berita jadi kaget atau kecelakaan terus jadi STROKE + LUMPUH yang
> menyebabkan jalan cerita nggak jadi selesai (Kenyataannya, hal seperti
> itu sangat jarang terjadi. Paling-paling patah tulang).
>
> 12. Nggak ada yang menceritakan keluarga yang harmonis (Gara-gara
> kebanyakan nonton sinetron).
>
> 13. Bintangnya banyak menggunakan artis Indo (Maksudnya blasteran sama
> bule biar cakep padahal akting pas-pasan).
>
> 14. Yang lebih nggak masuk akal lagi pemeran yang berwajah Indo bisa
> menjadi tokoh gelandangan. (Emangnya pernah lihat anak Indo yang jadi
> gelandangan atau pengemis atau melarat? Nggak kreatif banget!!!!)
> Dengan alasan mau total dalam berakting (Dalam kenyataan pasti sudah
> diperkosa dan jadi bulan-bulanan ama preman jalanan).
>
> 15. Pemeran utama berwajah sangat cantik kadang jadi pembantu (Mending
> dijadikan istri boss).
>
> 16. Kalo berantem sesama laki-laki sampai luka-luka nggak ngerasa
> sakit. Tapi giliran dipegang sama pacarnya teriak-teriak kesakitan
> (Dunia emang aneh, tapi rata-rata film Indonesia dari jaman dulu
> banget sudah begitu).
>
> 17. Cerita anak orang kaya punya pacar orang miskin masih banyak. Dan
> biasanya ditentang oleh salah satu orangtuanya dan orang tua yang satu
> membela.
>
> 18. Kisah yang dimainkan jarang sesuai antara wajah pemain dan tokoh
> yang dimainkan.
>
> 19. Kostum tidak pernah diperhatikan. Biar gembel tetapi bajunya
> bersih dan masih nampak bekas setrikaannya. Atau seorang pendekar
> katanya baru datang dari perjalanan jauh dan melelahkan, tetapi
> bajunya nampak baru keluar dari laundry dan wajahnya fresh tidak
> berkeringat sama sekali. Memang sutradara kita goblok pooooll atau
> anggap penontonnya anak kecil.
>
> 20. Kalau kelahi cuma satu gebrak dua gebrak yang tidak menarik tetapi
> tahu-tahu semua melayang diudara atau terlempar keras dan berdarah.
> Hemat tenaga kali???
>
> ------------------------------------
>
> Majulah Gorontalo kita!Yahoo! Groups Links
>
>
>     (Yahoo! ID required)
>
>     mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------
> Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang 
> juga. 
> <http://sg.rd.yahoo.com/id/search/toolbar/mail/signature/*http://id.toolbar.yahoo.com/>
>  
>
>  

Kirim email ke