DPRD Bonbol, DPRD `Naga Bonar' BONBOL (TRIBUN) - Kritik yang dialamatkan ke Dekab Bonbol versi kepemimpinan Aleks Olii yang mengklaim sebagai Ketua DPRD terpilih, terus saja berdatangan. Bukan kenapa, lembaga itu dianggap tidak karu-karuan, pasca Antoni Karim melalui sidang paripurna beberapa waktu lalu dilengserkan sepihak. Meski tidak diperkuat dengan SK Gubernur dan dilantik secara resmi oleh Gubernur Gorontalo, namun sejauh ini Aleks cs sudah mengambil sejumlah keputusan yang dianggap berani dan berbau kontrroversi. Jadinya, sejumlah elemen masyarakat mulai mengkritik kebijakan Aleks Olii cs yang dinilai tidak populis dan menyalahi aturan. Begitu pun dengan mekanisme merombak alat kelengkapan dewan seperti komisi dan tidak dimasukkanya Tahir Badu dan Muzakir Imbran yang keduanya Ketua Komisi III dan II, ke komisi yang ada, dinilai cacat hukum. Ada kesan sejumlah jabatan di lembaga itu sengaja dibagi bagi gratis tanpa melalui pembahasan Tata Tertib (Tatib) dewan. Sementara revisi terhadap Tatib yang mengatur tentang lembaga DPRD belum dilakukan. Jadinya, mewakili pemuda Tapa, Helmi Pou, meminta kepada Aleks OIii cs untuk tunduk kepada aturan yang berlaku. Jangan kemudian membuat aturan diatas aturan yang sudah ada. Aleks cs pun diminta memahami aturan yang ada. Sebab, secara kelembagaan meski DPRD sebagai lembaga politik, tapi bukan berarti tanpa aturan. Justru, segala sesuatunya merujuk kepada aturan yang ada, bukan segala sesuatunya diputuskan hanya berdasarkan suara terbanyak, tanpa melalui mekanisme yang sah dan sesuai aturan. Sebab, bagaimana keputusan yang diambil dikatakan, jika, kemudian melalui proses dan mekanisme yang berlaku. Sehingga itu, perombakan alat kelengkapan dewan termasuk aktifitas secara kelembagaan dianggap illegal. Karena dilakukan sepihak dan tidak pada tempatnya. " DPRD Bone Bolango bukan `DPRD Naga Bonar'. Dimana mulai jabatan hingga segala bentuk keputusan dan kebijakan asal buat. Ini seperti film Naga Bonar, siapa yang menjadi jenderalnya, siapa kopralnya asal tunjuk saja", tandasnya. Jadi saat melihat film naga bonar dengan apa yang terjadi di lembaga DPRD persis sama. Jabatan Ketua Komisi dan Sekretaris Komisi, hingga siapa yang menjadi Ketua DPRD pun main tunjuk. " Oh, kamu yang menjadi jenderalnya. Kamu saya turunkan jadi kopral. Kira kira begitu yang terjadi dengan lembaga DPRD versi Aleks Olii. Malah, bila kita menonton film Naga Bonar, masih bagus, pangkat Mayor jadi Kopral. Ini masih bagus, tapi di DPRD lain binasa. Ketua Komisi dilengserkan dan sama sekali tidak dimasukan ke dalam alat kelengkapan dewan," timpalnya. Sementara itu, Helmi yang juga mantan kontributor SCTV bagi wilayah Bitung-Manado mengatakan jika ada masyarakat lain yang diam, bukan berarti, setuju. Tapi karena masyarakat kita tidak lagi menaruh perhatian terhadap lembaga itu. Ini disebabkan, perilaku sebagian besar anggota DRPD yang nyata nyata menyalahi aturan. Jadinya, masyarakat pun sama sekali tidak menaruh perhatian. " Mau jadi apa lembaga itu, atau hancur hancuran, masyarakat seakan jenuh. Mestinya, Aleks cs harus menyadari soal itu", tukasnya. (tribun.info)
PLTU Anggrek Mogok Lagi GORONTALO (TRIBUN) - Upaya pemerintah provinsi (pemprov) Gorontalo untuk pembangunan PLTU Anggrek, ternyata masih terus menuai jalan terjal. Padahal upaya pemprov ini samata-mata demi keberpihakan kepada seluruh rakyat Gorontalo untuk kebutuhan akan listrik. Dari informasi yang dihimpun TRIBUN dilingkungan PLN Gorontalo kemarin, kendala terbaru yang dihadapi pada pembangunan PLTU itu disebabkan karena pihak kontraktor yang mengerjakan areal pembangunan PLTU itu mogok bekerja. Karena lokasi PLTU itu kembali dikuasai oleh keluarga Gusasi, yang secara tidak langsung memintakan penghentian pengerjaan areal pembangunan PLTU itu. Meskipun ada jaminan keamanan dari aparat kepolisian untuk kelanjutan pembangunan lahan itu, pihak kontraktor tetap enggan untuk meneruskannya. Sering terbengkalainya pengerjaan PLTU Anggrek itu, tidak bisa dipungkiri besar kemungkinan PLTU Anggrek akan melayang, dialihkan pembangunanya di daerah provinsi lain. Jika ini terjadi, berarti sebuah kerugian besar untuk rakyat Gorontalo. Karena, meskipun Gorontalo tetap mendapat suplay listrik, jika misalnya PLTU hanya dialihkan pembangunan di Sulawesi Utara atau wilayah Sulawesi Tengah. Namun, Gorontalo tetap mengalami kerugian. Karena tidak bisa leluasa melakukan managemen tersendiri akan ketersediaan listriknya. Berbeda jika PLTU tetap dibangun di wilayah Gorontalo. Menyikapi hal ini, Manager PLN Gorontalo Akbar Ali, mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak, jika PLTU Anggrek dipindahkan ke provinsi lain. "Karena pada kenyataannya kami di PLN itu, hanya sebagai engginer (pelaksana atau pengaturan) saja, dimana pun PLTU itu ditempatkan," kata Akbar singkat. (tribun.info) Mobnas DM 2 E Diperebutkan Antoni Tantang Aleks BONBOL (TRIBUN) Perseteruan antara Antoni Karim dan Aleks Olii, kian memanas. Kedua petinggi Dekab Bonbol itu, masih terlibat perang urat syaraf. Setelah kemarin keduanya terlibat perdebatan hangat menyangkut jabatan kursi Ketua DPRD. Kini Mobil Dinas (Mobnas) DM 2 E yang menjadi rebutan. Meski Mobnas itu kini dalam kekuasaan Antoni, namun bukan berarti Aleks menyerah begitu saja. Justru pelatih Karateka pemegang sabuk hitam DAN IV itu begitu gencar melakukan presure politik terhadap Antoni. Ini dimaksudkan agar Antoni menyerahkan Mobnas DM 2 E, tanpa harus melakukan perlawanan. Selain itu, Antoni dipaksa untuk mengakui Aleks Olii sebagai Ketua DPRD yang baru. Tapi hal itu mendapat tantangan berat dari Antoni. Setelah setuju dengan pendapat masyarakat yang manyatakan DPRD Bone Bolango adalah DPRD Naga Bonar. Antoni kini balik menantang Aleks Olii untuk berdebat soal aturan. Aleks Olii dianggap tidak memahami aturan secara kelembagaan. Sehingga itu, pernyataan Aleks dianggap tidak berbobot. Antoni Karim yang ditemui saat berada di Bandara Djalaludin, kemarin nampak hanya tersenyum saat disinggung soal tuntutan Aleks yang meminta agar Mobnas DM 2 E segera dikembalikan. Namun menurut Antoni bahwa dirinya masih berhak menggunakan Mobnas DM 2 E. Sebab, dirinya masih sah menjabat sebagai Ketua DPRD. Jadi, tidak ada alasan bagi siapapapun selain dirinya yang berhak menggunakan kendaraan dinas ini. Ini diperkuat dengan SK Gubernur Gorontalo. Sepanjang menggantikannya belum diperkuat dengan SK, maka itu tidak sah, akunya. Ia bahkan siap menantang debat terhadap Aleks Olii yang mengklaim sebagai Ketua DPRD. " Silahkan, kalau memang Aleks berani menerima tantangan ini", tandas Antoni yang nampak terlihat santai. Namun saat ditanya balik bagaimana kesiapannya. Antoni mengatakan bahwa itu tergantung Aleks. Kalau memang Aleks bersedia, maka ia pun siap berdebat. Sebab, masih menurut Antoni, apa yang disuarakan oleh Aleks selama ini tidak benar dan tidak sesuai aturan. Jika ia mengaku sebagai Ketua DPRD mana buktinya, timpalnya. (tribun.info) Hari Ini, PS Gorontalo Berlaga di Austria GORONTALO (TRIBUN) - Rencananya, hari ini kelompok tim Paduan Suara Gorontalo Inovasi yang dipimpin langsung oleh Kadikpora Provinsi Gorontalo Wenni Liputo, akan unjuk kebolehan mereka dalam dunia tarik suara, di World Choir Game ke 5 di Wina Austria. Weni mengungpakan bahwa, tim paduan suara yang terdiri dari 22 mahasiswa dan siswa itu, bersama kelompok paduan suara lainnya dari Indonesia antaranya Bandung, Jakarta, Makassar, Medan, Papua, Sulut dan NTT, telah diterima oleh kedubes RI untuk Austria Triono Wibowo di Stadthalle Graz. Untuk lomba nanti, tambah Wani, kelompok paduan suara Gorontalo Inovasi, akan tampil pada jenis Forklore Open Kategori yang diikuti oleh 47 peserta dari 25 negara. Dikatakan bahwa, sejak tiba dari tanah air melalui Milan Itali, tim PS Gorontalo langsung menuju Kota Graz Austria. Rombongan tiba 14 Juli siang waktu setempat, dan langsung diterima oleh panitia. "Sampai saat ini, tim terus memantapkan kesiapannya di Home Stay yang telah disiapkan oleh panitia di Building Enzzocentrum Luibugg Feidbacg Austria. Kami berharap kepada seluruh masyarakat Gorontalo, untuk bisa terus memberikan support berupa doa, agar tim paduan suara Gorontalo, akan berhasil menghadapi 47 peserta yang berasal dari seluruh negara," harap Wenni. Kelompok suara Gorontalo Inovasi dalam fesitaval yang berlangsung 14-20 Juli nanti, akan membawakan lagu "Elengge" yang dalam penyajian nantinya akan mengkombinasikan antara lagu dan tarian etnik Gorontalo dengan beberapa tari kreasi baru. (tribun.info) Wartawan Protes GPI, GPI Minta Maaf GORONTALO (TRIBUN) - Adanya aksi penghalangan oleh GPI (Gerakan Pemuda Islam) terhadap sejumlah wartawan saat mewawancarai Amien Rais, Selasa (15/7) kemarin di gedung Serba Guna UNG, bakal dituntut oleh komunitas pekerja media Gorontalo, apabila GPI tidak minta maaf dalam 1 X 24 jam. Hal ini dikatakan oleh koordinator komunitas pekerja media Gorontalo (KPMG) Debi Mano, Selasa (15/7), kemarin. "Hal ini saya akan lakukan karena, apa yang dilakukan oleh GPI terhadap sejumlah wartawan jelas-jelas melanggar UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Dan saya sendiri yang juga mendapat perlakuan dari GPI kemarin, sangat kecewa sekali terhadap mereka. Pasalnya, saya dan teman-teman wartawan lainnya hanya bermaksud, ingin mewawancarai pak Amien saja, tidak lebih dari itu. Kok kami dihalang-halangi seperti itu, apalagi mereka sampai mendorong-dorong, hingga menyikut kepala kami. Dimana juga, pekerjaan kami ini sangat bermanfaat untuk mencaerdaskan masyarakat banyak." Ketus Debi Debi juga menambahkan, apabila GPI tidak akan melayangkan permintaan maaf baik melalui media dan secara langsung kepada kami, maka saya bersama teman-teman akan melaporkan hal ini ke pihak aparat dengan merujuk UU Pers. "Kami juga akan menuntut GPI untuk membayar sebesar 500 juta atas kerugian yang kami alami. Dan ini sudah sesuai dengan UU Pers." Tegas Debi. Sementara itu, petinggi GPI, masing-masing Iskandar Makmur dan Ketua Brigade GPI Provinsi Gorontalo, Andi Hasan yang tadi malam sempat datang ke redaksi mengklarifikasi masalah dan menjelaskan pokok permasalahan sekaligus meminta maaf atas insiden tersebut. (tribun.info) Tokoh Negeri Impian Tiba di Gorontalo Malam Ini, Show di Deprov Para tokoh Negeri Impian yakni JK (Jarwo Kuat), Gus Pur, Mega Karti, Habudi, Harnoko, dan sejumlah pejabat lainnya yang selama ini sering disaksikan di layar kaca televisi, saat ini berada di Gorontalo dengan berbagai agendanya. Sore kemarin, rombongan tersebut tiba dengan selamat di Gorontalo. Berikut laporannya. DENGAN menggunakan pesawat Sriwijaya Air, para pejabat yang berasal dari negeri tetangga, Negeri Impian tiba di Bandara Djalaludin pukul 17.00. Setelah santai sejenak, rombongan pejabat Negeri Impian yang dijemput langsung oleh Ketua Umum Masika ICMI Provinsi Gorontalo, Moh. El Nino Husain Mohi, Kabag Humas dan Protokoler Setda Provinsi Gorontalo, Sudarman Samad dan sejumlah kalangan media massa langsung bertolak menuju ke Kota Gorontalo. Dalam perjalanan, nampak suasana keakraban dan kecerian dari para pejabat Negeri Impian sehingga perjalanan terasa mengasyikan. Harnoko dan Gus Pur pun tidak mau ketinggalan untuk mengomentari hal-hal yang disaksikannya selama perjalanan. "Kenderaan disini unik juga ya," ujar Harnoko ketika melihat kenderaan khas Gorontalo bentor. Bahkan, saking ingin tahunya mengenai Gorontalo seperti apa, baik Harnoko, Gus Pur, Mega Karti, dan Jarwo Kuat (JK) terus bertanya-tanya kepada para wartawan yang turut dalam rombongan tersebut. "Gorontalo sudah maju juga ya. Kayak kota-kota besar lainnya," puji Harnoko ketika mobil bus milik Pemprov memasuki area Kota Gorontalo. Tapi, pernyataan Harnoko tersebut langsung dibantah oleh Wapres, JK. Katanya Gorontalo sudah turun. Melihat para wartawan penasaran dengan pernyataan tersebut, JK langsung mengklarifikasinya. "Maksud saya turun hujan," canda JK yang disambut tawa oleh para wartawan yang hadir pada saat itu. Seusai makan malam pada salah satu rumah makan di Kota Gorontalo, rombongan belum langsung menuju ke hotel melainkan masih berdiskusi sedikit membahas berbagai hal. Wartawan Civica Radio, Farid Ayi Utina, S.Pd dan Indri Affriany Yasin pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Mereka langsung mewawancarai para pejabat Negeri Impian yang sudah kesohor di Gorontalo tersebut melalui dialog interaktif yang dipandu langsung oleh penyiar Civica Radio lainnya, Andri Arnold. Kusmawati Matara dan Indri Affriany Yasin, panitia pelantikan Masika ICMI kepada TRIBUN Gorontalo mengatakan maksud dan tujuan kunjungan para pejabat Negeri Impian ke Gorontalo tersebut tidak lain untuk memenuhi undangan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo. Selain itu pula, mereka akan melakukan show yang direncanakan akan digelar di Gedung DPRD Provinsi Gorontalo, malam ini seusai pelantikan pengurus Majelis Sinergi Kalam, Ikatan Cendekiawan Muda Islam (Masika ICMI) Provinsi Gorontalo. (***)