Terimakasih responnya Pak Rahmat. 
Anda benar, Data yang terintegrasi memang menjadi starting point bagi pengambil 
kebijakan yang kemudian akan melahirkan program yang terintegrasi pula yang 
bisa diimplementasikan oleh instansi terkait. Jadi tidak akan ada 
kesimpangsiuran data dan tumpang tindih program. Yang harus kita ingat pula 
adalah partisipasi masyarakat. Harus ada kelompok pelopor dalam masyarakat yang 
akan memobilisasi peran serta dan jadi perpanjangan tangan instansi pemerintah 
untuk bisa bersinergi dengan kebijakan dari atas. Jadi semua elemen bergerak 
secara bersama-sama, satu visi, satu gerakan, satu tujuan. Mungkin itu gambaran 
kasar dari saya..
 
Salam,
Iqbal
 
Notes: sitenya tidak bisa dibuka, mungkin ada kesalahan penggunaan tanda baca 
atau satu huruf yang salah ketik, mohon di konfirmasi lagi, thx..

--- On Thu, 9/11/08, rakhmat lahay <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: rakhmat lahay <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (CONTOH MODEL DATA 
PERTANIAN)
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 11, 2008, 8:58 AM








Salam
Point penting yang ditawarkan bung Iqbal sangat menarik. Sekedar menambahkan, 
pemahaman saya 
tentang (khususnya Point 2) integrated farming system adalah adanya SISTEM 
PERTANIAN YANG TERINTEGRASI.
( itu terjemahan kasarnya dari integrated farming system). Saya bukan berasal 
dari latar belakang pertanian sehingga agak hati2 
juga bicara tentang hal ini dengan pakar2 pertanian seperti bung iqbal, bung 
nurdin dll. Pemahaman saya tentang SISTEM PERTANIAN YANG TERINTEGRASI lebih 
kepada MODEL DATA PERTANIAN yang dapat menjadi acuan bagi pengambil 
kebijakan.Model data tersebut dapat dicontohkan seperti pada http://downloads2. 
esri.com/ support/datamode ls/Agriculture/ AGDM_Poster. gif (silakan dikunjungi)

walaupun gambar pada website tersebut hanyalah draft, akan tetapi sangat jelas 
entitas apa saja yang saling berhubungan. 

Terima kasih

salam
RJL


----- Original Message ----
From: iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com>
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, September 11, 2008 9:06:43 PM
Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (sharing)








Berdasarkan hasil diskusi tentang Agropolitan selama ini saya coba menggaris 
bawahi point2 penting yang bisa dikaji lebih dalam untuk diperoleh solusinya :
 
1.Rekonstruksi data base yang valid dan dapat dipertanggungjawabk an secara 
ilmiah
2.Kebijakan makro yang saling bersinergi untuk mendukung integrated farming 
system
3.Pembentukan kelompok2 inovator yang bisa menjadi pelopor dalam masyarakat..
4.Menciptakan jaringan dan relasi baik dalam sektor alih teknologi, marketing 
maupun akses informasi.
Mungkin itu dulu dari saya, bagaimana pendapat teman2..
 
Salam,
Iqbal

--- On Thu, 9/11/08, Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com> wrote:

From: Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com>
Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (sharing)
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 11, 2008, 4:49 AM








Ass..sahabat lama

akhirnya kita ketemu juga ya..tapi sayangnya masih di dunia net..saya senang 
bahwa ternyata masih banyak rekan-rekan yang mau dan menilai secara kritis 
tetapi punya muatan akademis seperti sahabat saya ini tanpa melupakan faktor 
etisnya..ok saya sangat meresponi apa yang sobat maksudkan..
wass...
Nurdin

--- On Thu, 9/11/08, Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com> wrote:

From: Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com>
Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (sharing)
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 11, 2008, 7:48 AM




Lahirnya konsep Agropolitan a la Gorontalo ini siapa yang punya konsep awal? 
Saya bukan mau cari kambing hitam, tapi paling tidak konsep ini dan konsep2 
yang akan datang harus bisa dipertanggungjawabk an secara akademis, jangan 
sampai seperti kasus Super Toy atau Blue Energy yang memalukan itu.
Saya misal saja, konsep Kota Hijau yang digagas Sekda kota Gorontalo 
sebelumnya, saya tidak menemukan ada orang "sekolahan" yang memberi konsep ini, 
bahkan bunga Tatudi diklain sebagai tanaman asli Gorontalo. Dulu, awalnya saya 
percaya begitu saja, namun setelah saya cari di artikel di internet ternyata 
tanaman ini dari Amerika Selatan. Nah lho?
Saat gembar-gembor kota hijau dulu, saya sempat menangkap ide bagus yang 
dilontarkan camat kota timur saat itu (Nixoon Rahman, sekarang kadis Nakerkop), 
dia prihatin pengambilan bambu kuning untuk kegiatan adat yang tidak disertai 
usaha untuk melestarikan. Dia sempat berkeinginan untuk menanam bambu ini di 
sepanjang bantaran sungai Bone yang berada di wilayah kekuasaannya, namun 
hingga kini belum ada realisasinya.
Demikian, semoga bisa memperkaya diskusi ini.
Untuk Udin, apa kabar? So lama tidak bakudapa setelah menikah. Masih ingat 
sejarah kehidupan di Kleak?

=t=

--- On Thu, 9/11/08, Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com> wrote:

> From: Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com>
> Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (sharing)
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Thursday, September 11, 2008, 4:24 AM
> ass...ka mat.
> sebelumnya terima kasih respon yang baik dan
> bijaknya..mohon maaf jika postingan saya terlihat agak
> menohok dan berlebihan.. saya sependapat dan memahami varians
> tanggapan rekan-rekan dari berbagai aspek kajian yang
> nantinya akan memperkaya persepsi kita tentang apa dan
> bagaimana agropolitan yang sebenarnya dan implementasinya di
> Gorontalo sebagai Provinsi Agropolitan. .Inti dari artikel
> sederhana saya (Agropolitan penting dikaji ulang) adalah
> Agropolitan tidak salah dan Gorontalo bukan tidak sesuai
> ditetapkan sebagai provinsi Agropolitan. Tetapi mari kita
> meletakkan fondasi yang lebih kokoh dengan dasar
> karakteristik lingkungan setempat yang tipikal secara
> keseluruhan (Biofisik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Politik)
> sesuai hasil kajian dan penelitian yang menyeluruh (semua
> komponen tadi). dengan demikian pengelolaan program
> Agropolitan tidak sepenggal-sepenggal (parsial). saya
> menunggu ulasan dari teman-teman Sosekbud dan politik
> tentang kelayakan program
> agropolitan, sehingga nantinya akan menjadi piramida level
> pengelolaan program agropolitan menuju satu titik kesimpulan
> untuk kasus di Gorontalo. Mengapa demikian, karena setiap
> wilayah memiliki karaktersitik yang berbeda secara tipikal.
> Agropolitan di Gorontalo tentu sangat berbeda dengan
> Agropolitan di Pacet Cianjur..Seharusnya semua ini sudah
> dirumuskan dan ditetapkan dalam pedoman pelaksanaan program
> agropolitan dari tingkatan konseptual sampai teknis
> operasional, sehingga tidak terkesan terburu-buru dan
> mengejar target saja. Akibatnya salah satu komponen tidak
> diperhitungkan dan menjadi faktor pembatas bagi komponen
> lain untuk bekerja secar efektif..dari Aspek Biofisik lahan
> harus diakui bahwa dasar penetapan lokasi agropolitan masih
> lemah dan ketelitiannya tergolong kasar . Hampir semua
> informasi tanah dan lahan masih menggunakan Hasil Ekspose
> Survei Tanah Tinjau Skala 1 : 150.000 (mohon dikoreksi) dan
> Peta Reeprot. Informasinya masih sangat kasar
> dan belum bersifat operasional. Master Plan Program
> Agropolitan juga mengacu pada kedua data dasar ini. Pada
> tahun 2005 telah dilakukan analisis kesesuaian lahan dan
> Agroekologi Jagung di Kabupaten Pohuwato dengan skala peta 1
> : 50.000., demikian halnya dengan Kabupaten Bone Bolango
> tahun 2006 dan Kabupaten Gorontalo tahun 2007 dengan skala
> yang sama. Hasil penelitian ini telah merekomendasikan
> lokasi dengan kordinat yang cukup presisi dengan hasil
> sangat sesuai (S1) sampai tidak sesuai selamanya (N2),
> luasannya dan rekomendasi pengelolaan faktor pembatas,
> termasuk pengelolaan lahan dengan kemiringan di atas 15%
> agar diterapkan teknik konservasi tanah dan air agar menekan
> laju degradasi lahan akibat erosi tanah. Penelitian ini
> dibiayai dan dilaksanakan oleh Balitbangpedalda Provinsi
> Gorontalo. mengapa ini penting saya utarakan karena
> lahan-lahan inilah yang menjadi salah satu penyebab
> terjadinya aliran permukaan yang menggerus permukaan tanah
> menjadi
> erosi, diangkut kemudian diendapkan di daerah yang lebih
> rendah. kebanyakan lahan-lahan dengan kemiringan lereng
> >15% termasuk dalam kawasan hutan bahkan hutan lindung,
> seperti di Mongiilo, Owata, Tunggulo Kec, Tilongkabila
> Biyonga Limboto, Pangea Kec. Asparaga, Saritani Kec.
> Wonosari, dll. Lokasi pengembangan jagung yang tersebut di
> atas beberapa diantaranya merupakan hulu DAS Bone, Bolango,
> Paguyaman, Limboto, dll. Apa korelasi antara
> komponen-komponen di atas dengan Agropolitan dan Penataan
> Ruang, termasuk Penataan Penggunaan Lahan,?? Korelasinya
> bahwa perlu penegasan dimana sentra produksi jagung utama
> berdasarkan karakteristik lahan (tanah, iklim, hidrologi,
> landform, topografi), dimana lokasi pabrik pengolahan
> (agroindustri) , dimana lokasi terminal agribisnis dan sub
> agribisnis serta out let hasil pertanian dari wilayah
> ini..jika kita mengatakan sentra produksi jagung di Tenilo?
> Apakah yang terlihat tertanam di lahan petani Jagung atau
> hortikultura saat ini..demikian halnya Patilanggio
> Marisa..Semua ini berkaitan erat dengan penataan ruang.
> dengan keluarnya UU No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang
> maka seluruh Provinsi, Kabupaten, kota harus merevisi
> Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sampai pada tempo yang
> diberikan oleh UU tersebut.. dengan demikian, maka peluang
> untuk mengkaji kembali program agropolitan ke arah yang
> lebih jelas dan realistis menjadi terbuka lebar karena
> Agropolitan juga merupakan komponen yang termasuk dalam
> RTRW..kekurangan data dan informasi tentang pengembangan
> agropolitan masih dapat dilengkapi untuk menjadi lebih baik
> lagi..sehingga upaya secara strategis dan sistematis untuk
> mengurangi dampaknya seperti Banjir, tanah longsor dan
> lainnya secara perlahan dan pasti dapat teratasi..
> 
> mungkin dicukupkan dulu ka.nanti disambung lagi.mo sholat
> subuh dulu sup,,
> 
> Wass,....
> 
> Nurdin
> 
> --- On Wed, 9/10/08, rakhmat lahay
> <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
> From: rakhmat lahay <[EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI
> ULANG
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Wednesday, September 10, 2008, 10:33 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Salam,
> Sekedar menambahkan dan bukan untuk menggurui. Membaca
> Subject "AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG"
> kesan saya ada yang salah dalam Konsep AGROPOLITAN. 
> Dari hasil membaca artikel (http://www. litbang.deptan.
> go.id/artikel/ one/45/) saya memahami bahwa agropolitan
> memang menetapkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan
> sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Nah berangkat dari sini
> saya berpikir tidak ada yang salah dengan AGROPOLITAN.
> Namun setelah membaca isi tulisan dari mas Nurdin, mungkin
> yang beliau maksud adalah : Apakah Lahan yang ada di
> Provinsi Gorontalo cocok sebagai lahan pertanian dengan
> mempertimbangkan faktor biofisik lahan  untuk menunjang
> pertumbuhan
> ekonomi?.(kira2 begitu). Berarti perlu ada analisa
> kesesuaian lahan (begitu ya pak nurdin). Untuk bisa menjawab
> pertanyaan tersebut perlu melibatkan banyak pakar sosial,
> ekonomi, pertanian, perencanaan, dll. 
> 
> Mungkin sekedar masukan saja perlu adanya "Desain
> Model Data Pertanian" sebagai langkah awal untuk
> mengetahui bahwa "tidak komprehensifnya database
> karakteristik dan kualitas lingkungan". Dalam Model
> Data Pertanian ini, bisa tergambarkan relasi antar entitas:
> biofisik lahan, sosial-ekonomi dan lain sebagainya yang bisa
> dianggap sebagai variabel yang berhubungan dgn pertanian.
> Model data ini dapat menjadi langkah awal Pembentukan
> Database Pertanian.
> 
> salam
> RJL
> ----- Original Message ----
> From: "Nurdin Baderan, SP" <udinsoilung@
> yahoo.com>
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Sent: Tuesday, September 9, 2008 7:58:30 AM
> Subject: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG
> (Respon terhadap Bencana Alam di Gorontalo)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> sebagai salah satu program unggulan pembangunan
> provinsi gorontalo dengan menjadikan gorontalo sebagai
> provinsi Agropolitan dengan komptensi di bidang pertanian
> berbasis jagung seharusnya sudah mensejahterakan Gorontalo
> secara keseluruhan terutama lingkungan pertanian yang makin
> dilestarikan dan masyarakat mulai merasakan manfaat program
> ini. namun sudah hampir 8 tahun program tersebut digulirkan
> tetapi yang sejahtera adalah segelintir golongan terutama
> para pedagang pengumpul jagung tersebut..sedangkan petani
> yang sebenarnya justru kurang atau bahkan tidak merasakan
> manfaat dari adanya program ini. justru yang terjadi adalah
> pembiasaan petani untuk menjadi
> tergantung pada pemerintah dengan adanya subsidi langsung
> sarana produksi pertanian..ekses negatifnya adalah petani
> tidak mau menanam jagung jika tidak mendapat bantuan benih
> dari pemerintah dan membiarkan
> lahannya bera (Fallow), sehingga produktifitas lahan
> pertanian untuk jagung tersebut menurun bahkan tidak
> produktif lagi..
> Hal yang paling menonjol dari implementasi program
> agropolitan ini adalah kurang atau tidak komprehensifnya
> database karakteristik dan kualitas lingkungan terutama
> tanah dan lahan serta iklim setempat untuk pengembangan
> Jagung. penanaman jagung secara masal terlihat tidak
> mempunyai kelayakan ilmiah, teknis dan ekonomis..demarea
> pengembangan jagung di beberapa site, seperti Tenilo,
> Tolotio, Dulupi, marisa masih berkutat pada kuantiti
> produksi. sedangkan kualitas dan kelestarian areal
> pertanaman jagung tersebut belum tersentuh sama
> sekali..laporan penelitian Tim IPB dan UNG tentang
> karakteristik fisiko kimia jagung asal gorontalo menunjukkan
> bahwa kadar aflatoksin jagung masih tinggi (unpublis)..
> Degradasi lahan pertanaman jagung menjadi salah suplayer
> erosi dan sedimentasi dan berpotensi menjadi
> bencana..sebagai Contoh areal
> pengembangan jagung Dulupi nampak jelas jagung ditanam
> pada lahan dengan kemiringan >15% atau curam, sehingga
> erosi tanah besar pada sungai Dulupi. Hasil penelitian Tim
> Hibah Bersaing UNG tahun 2007 pada Areal Pertanaman Jagung
> DAS Biyongan menunjukkan tingkat bahaya erosi Berat. dengan
> demikian, maka jangan heran jika Danau Limboto kebanggaan
> kita dari tahun ke tahun makin dangkal dan luasan efektif
> makin sempit..Melihat kondisi eksisting demikian, maka perlu
> kaji ulang program Agropolitan secara menyeluruh bukan hanya
> aspek marketing saja yang menjadi fokus program ini..Satu
> hal yang tidak bijaksana ketika zaman sekarang mewariskan
> lingkungan untuk anak cucu mendatang dalam keadaan hancur
> dan tidak bersisa untuk mereka memperoleh kebutuhan
> pangannya..jangan sampai teori ekonomi bertambah kalimat
> menjadi "Berusaha dengan Sumberdaya yang ada, untuk
> memperoleh hasil yang
> sebesar-besarnya, dalam waktu yang sesingkat-singkatny
> a"..
> 
> mohon maaf jika berlebihan,,
> 
> Nurdin




 














      

Reply via email to