--- On Thu, 9/11/08, bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Fw: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Ayo Jadi Pengusaha dan Program KUR.
To: "arbie bakri" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, September 11, 2008, 9:37 PM



--- On Thu, 9/11/08, bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Fw: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Ayo Jadi Pengusaha dan Program KUR.
To:
[EMAIL PROTECTED], "Pandji R Hadinoto"
<[EMAIL PROTECTED]>, "Pak Bambang" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc:
"Amir Sambodo" <[EMAIL PROTECTED]>, "MB Setiawan"
<[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], "Noor Agus Salim"
<[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, September 11, 2008, 6:22 PM

Yth Forum Pembaca Kompas,



Sangat setuju dengan pernyataan Bung Erwin dan Bung Sandy Uno.

Saya kira sasaran berupa 4 juta Pengusaha yang masuk kategori Usaha
Mikro,Kecil dan Menengah tambah Koperasi yang mestinya menjadi
penyumbang pertumbuhan ekonomi

dan pencipta kerja.

Saat ini baru terdapat sekitar 400.000 pengusaha,maka untuk menjadi 4 juta 
diperlukan

3,6 juta pengusaha baru yang harus ditumbuhkan sehingga bisa mapan dan berdaya 
saing.

Kalau seperti di Cina usaha kecil rata-rata sekitar 8 pegawai,maka
berarti 3,6 juta pengusaha dapat menciptakan kerja sebanyak 28,8 juta
pekerja.

Kalau hal ini bisa terjadi maka masalah bangsa ini yaitu pengangguran bisa 
teratasi.

Suatu usaha dan KARYA MAHA BESAR besar bangsa kalau hal ini bisa terjadi.

Karena solusi Ekonomi dan Sosial yaitu pengangguran dan pertumbuhan ekonomi 
bisa diatasi dengan sekali merauh dayung.

Bagaimana caranya ?



Program Kredit Usaha Rakyat dan Program Kredit lainnya dari pemerintah harus 
dapat

disinergikan dengan teknologi tepat guna terutama agribisnis untuk
dapat menciptakan usaha di desa dan kecamatan di seluruh Indonesia.

Banyak hasil penelitian dari LIPI,BATAN,BPPT dan Perguruan Tinggi serta
Lembaga LITBANG lainnya yang sudah siap namun belum dimanfaatkan karena
belum bertemunya calon pe-Bisnis di desa,kredit mikro dan teknologi
tepat guna dan pembina usaha kecil.

Hal ini merupakan Konsep besar Pak MenRistek yang terkenal dengan pendekatan

Triple Helix ABG yaitu sinergi  Akademisi,pe-Bisnis dan
Government/Penyelenggara Negara dalam apa yang disebut kerangka Sistem
Inovasi Nasiona/SIN.

Lihat Prosiding LIPI tentang SIN tahun 2006.

Coba bayangkan pohon coklat yang terbaik ada didaerah Poso dan coklat
yang dengan bangganya kita beli di Mall adalah buatan Swiss atau Jerman.

Kopi Indonesia tidak kalah,namun siapa yang punya ide Starbuck ?

Mengapa kita tidak sinergikan ide bangsa ini ?IQRA dan maknailah semua sumber 
daya

alam dan SDM Indonesia agar bisa berkiprah untuk cepat mencapai
masyarakat yang sejahtera,cerdas dan damai sesuai dengan cita-cita
Proklamasi 45.



Melihat luasnya dan besarnya masalah maka apa yang dilakukan di Amerika
Serikat dan banyak negara lain adalah adanya Team Sukarelawan Mantan
Pengusaha/Eksekutif beserta mahasiswa/i dan pemuda/i untuk membantu
terciptanya pelaksanaan di desa dan kecamatan.Di Amerika bahkan
terdapat 120.000 mantan eksekutif yang bertindak sebagai

sukarelawan agar rakyat di desa/kecamatan bisa terbuka untuk melihat potensi 
usaha,

kemudian menyusun business plan,membantu mendapatkan kredit dan membina agar

usahanya dapat tumbuh bertahan dan selanjutnya mencapai daya saing.

Suatu proses yang mudah untuk dikatakan namun sulit untuk
dikerjakan,namun kalau sebagai bangsa kita sudah bertekad maka
seharusnya bersama kita bisa sukses.



Apa yang telah kami coba lakukan ?

Dalam rangka menyambut Program KUR kami telah menyiapkan apa yang
disebut Team Sukarelawan Inovasi Indonesia dan sedang uji coba
embrionya di Propinsi Gorontalo.

Mulai dari 4 Kecamatan di daerah Batudaa dan sekitarnya dan dengan
beberapa teman di Jakarta mencoba di Jakarta Selatan agar punya versi
kota besar dan versi pedesaan.

Maklum Indonesia yang begini luas dan mempunyai tingkat ekonomi dan demografi 
yang 

bervariasi.

Seperti yang pernah kami tulis sebelumnya tentang ruang lingkup tugas
Team yang bersifat organisasi maya ini,maka temuan sementara dari
anggota kami dari daerah bahwa Program KUR belum diketahui masyarakat
maupun Pemda di daerah Batudaa dan sekitarnya.

Tindak lanjut kami adalah akan menemui Dr.Syukur sebagai Kepala Pusat
Pembiayaan Pertanian DEPTAN untuk menanyakan juklak dan juknis program
KUR serta banyak program bantuan lainnya yang dijalankan pemerintah
namun nyaris tak terdengar di daerah.

Mohon sumbang saran dari rekan FPK ,Bung Erwin dan Bung Sandy dan Opung
yang barangkali punya kiat yang prima dan mempunyai informasi yang
lebih baik

tentang Program KUR dan program bantuan lainnya, singkatannya ketika di
TV cukup banyak ada yang disebut KPEN,KPNR,KKPE.Terima kasih dan
selamat ULTAH RRI.

Sayang sebenarnya kalau program yang baik namun ternyata mandek dilapangan

sehingga sinyalemen bahwa kekurangan program di negara berkembang adalah

"program,badly designed,ill coordinated and wasteful ",

Jangan sampai hal ini terjadi lagi di bumi Indonesia tercinta.

Sebagai penutup kami perkenalkan semboyan Team Sukarelawan Inovasi Indonesia 
adalah :

"It is better to light a candle than to forever curse the darkness " dan 

Marilah  kita berlomba-lomba dalam berkiprah bagi kemaslahatan sesama umat.





--- On Wed, 9/10/08, Meliati Hana Tjandradiredja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Meliati Hana Tjandradiredja <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Ayo Jadi Pengusaha
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, September 10, 2008, 5:26 AM










    
            Memang
baru sedikit ya, tapi untuk angka 500ribu itu berdasarkan apa, kelas
usahanya, skalanya mungkin yang besar2 saja. Terus pendapatan
5000dollar dari 1000dollar meningkatnya drastis ya kalau bisa, itu juga
per tahun atau per bulan. Rasanya kalau per bulan sekarang umr saja
masih berapa?

 

Salam

HT



--- On Wed, 9/10/08, Agus Hamonangan <agushamonangan@ yahoo.co. id> wrote:



From: Agus Hamonangan <agushamonangan@ yahoo.co. id>

Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Ayo Jadi Pengusaha

To: Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com

Date: Wednesday, September 10, 2008, 4:53 AM



http://www.kompas. com/index. php/read/ xml/2008/ 09/10/14331474/ ayo.jadi. 
pengusaha



JAKARTA, RABU - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi)

Erwin Aksa mengatakan Indonesia masih kekurangan pengusaha. "Jumlah

pengusaha hanya sekitar 400 ribu atau tidak sampai 0,5 persen dari

jumlah penduduk. Idealnya jumlah pengusaha 2 persen disuatu negara.

Jadi kalau penduduk kita diatas 200 juta, minimal kita harus punya

sekitar 4 juta pengusaha," tandas Erwin pada acara buka puasa bersama

20 organisasi kepemudaan di Jakarta, Selasa (9/9) kemarin.



Menurut Erwin karena itulah Hipmi akan berjuang untuk mengubah mindset

dan budaya yang belum berpihak pada kewirausahaan. Himpi akan terus

mendorong munculnya pengusaha baru dan berkualitas. Dia mengatakan

Hipmi telah menelorkan banyak tokoh- tokoh nasional. "Hipmi akan

terus menelorkan pemimpin-pemimpin yang mampu mengangkat Indonesia ke

tingkat dunia, utamanya dalam bidang ekonomi," kata Erwin.



Menurutnya Indonesia tengah menikmati stabilitas politik dibandingkan

beberapa negara Asean lainnya. Kesempatan ini dapat digunakan oleh

Indonesia untuk membangun ekonominya dengan menumbuhkan jiwa

wirausaha. "Kita lihat sekarang terjadi goncangan politik secara

regional di Thailand dan Malaysia. Di Filipina juga ancaman kudeta

dapat terjadi setiap saat," katanya.



Erwin mengatakan, Indonesia seharusnya bersyukur sistim politiknya

sudah berjalan dengan baik sehingga memungkinkan semua elemen bangsa

berdemokrasi dengan tenang. "Apa yang terjadi di Thailand dan Malaysia

sudah kita alami 10 tahun lalu dan kini kita menikmati stabilitas

politik itu," kata dia.



Untuk itu tandas Erwin, stablitas itu sebaiknya dipakai oleh semua

elemen bangsa termasuk organisasi kepemudaan untuk berkonsentrasi

menata perekonomian nasional agar Indonesia menjadi negara terkuat

dari sisi ekonomi di Asean. "Oleh karena itu semua elemen bangsa

utamanya organisasi kepemudaan mulai menata tatanan ekonomi bangsa,"

imbuh dia.



Hal yang sama diutarakan oleh mantan Ketua Hipmi Sandiaga Uno. Dia

mengatakan, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dibandingkan

beberapa negara Asean lainnya. "Tahun ini ada sekitar 8 juta orang

yang pendapatannya menjadi 5.000 juta dollar AS dari 1.000 juta dollar

AS atau dari tidak mampu menjadi mampu," kata Sandiaga. Bila para

pemuda bersatu membangun ekonomi bangsa, Indonesia akan

disegani didunia luar.



Hipmi menurut Erwin akan mengambil porsinya untuk memajukan

kewirausahaan dikalangan para pemuda. "Semua kelompok organisasi

kepemudaan harus bahu membahu meningkatkan produktifitas nasional agar

Indonesia sekali waktu dapat bersaing dengan negara-negara besar

lainnya," ungkap CEO Bosowa Group itu.



Sementara itu, Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)

Idrus Marham menambahkan, sejak dulu organisasi kepemudaan seperti

KNPI telah dikebiri kreatifitasnya oleh fasilitas dan dukungan dana

dari pemerintah. Sejak reformasi bergulir, KNPI harus berjalan dengan

idealisme dan pertarungan intelektual. "Hanya dengan cara begini,

pemuda Indonesia dapat bersaing secara sehat dan dapat menelorkan

pemimpin bangsa yang tanggu. Bukan karena intrik-intrik politik

belaka," kata dia.



Hasanuddin Aco



Sumber : Persda Network



[Non-text portions of this message have been removed]




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      




      


      

Kirim email ke