sangat menyentuh tien, thks sudah berbagi cerita.
Rgrds,
PN

2008/9/15 titien mohammad <[EMAIL PROTECTED]>

>    terlepas benar apa tidaknya  cerita ini.. paling tidak ada hikmah yang
> yg bisa diambil..
>
> *Titien FM*
>
>
>
> ----- Forwarded Message ----
> From: Joko Parmiyanto <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, September 15, 2008 2:26:47 PM
> Subject: [indomelb] Pengalaman Pramugari China Airline (Kisah Nyata)
>
>    Temans, mungkin bisa menjadi bacaan buat ngabuburit..
>
>
> Sep 5, 2008
>
>
> True Story ……………
>
> Mudah2an kisah nyata ini bisa menjadi renungan & motivasi bagi kita semua
> untuk mendapatkan inspirasi seperti pramugari ini. Semoga Bermanfaat.. .
>
>
>
> Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung
> dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai
> pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayanipenumpang dan
> melakukan pekerjaan yang monoton.
>
> Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat
> perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
>
> Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking
> ,penumpang sangat penuh pada hari ini.
>
> Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkulsebuah
> karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saatitu saya yang
> berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesanpertama dari pikiran saya
> ialah zaman sekarang sungguh sudah majuseorang dari desa sudah mempunyai
> uang untuk naik pesawat.
>
> Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketikamelewati
> baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, diaduduk dengan tegak
> dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karungtua bagaikan patung.
>
> Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikantangan
> menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatasbagasi tempat
> duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannyaduduk dengan tenang,
> menjelang pembagian makanan kami melihat diaduduk dengan tegang ditempat
> duduknya, kami menawarkan makanan jugaditolak olehnya.
>
> Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah diasakit,
> dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilettetapi dia takut
> apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takutmerusak barang didalam
> pesawat.
>
> Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya
> danmenyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saatmenyajikan
> minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik kepenumpang disebelahnya
> dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannyakami meletakan segelas minuman
> teh dimeja dia, ternyata gerakan kamimengejutkannya, dengan terkejut dia
> mengatakan tidak usah, tidak usah,kami mengatakan engkau sudah haus
> minumlah, pada saat ini denganspontan dari sakunya dikeluarkan segenggam
> uang logam yang disodorkankepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya
> gratis, dia tidakpercaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara,
> merasa hausdan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia
> tidakdiladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi
> menghematbiaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati
> bandarabaru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya
> dapatmeminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupunkebanyakan
> ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
>
> Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan
> tenangmeminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak
> olehnya..
>
> Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik,putra
> sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliahditingkat tiga di
> Peking . anak sulung yang bekerja di kota menjemputkedua orang tuanya untuk
> tinggal bersama di kota tetapi kedua orangtua tersebut tidak biasa tinggal
> dikota akhirnya pindah kembali kedesa, sekali ini orang tua tersebut hendak
> menjenguk putra bungsunyadi Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua
> tersebut naik mobilbegitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan
> menawarkan menemanibapaknya bersama-sama ke Peking , tetapi ditolak olehnya
> karenadianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia
> bersikerasdapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.
>
> Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anakbungsunya,
> ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruhmenitipkan karung
> tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikerasmembawa sendiri, katanya jika
> ditaruh ditempat bagasi ubi tersebutakan hancur dan anaknya tidak suka makan
> ubi yang sudah hancur,akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di
> atas bagasitempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia
> meletakankarung tersebut.
>
> Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, diaselalu
> membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi diatetap tidak mau
> makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudahsangat lapar, saat
> pesawat hendak mendarat dengan suara kecil diamenanyakan saya apakah ada
> kantongan kecil? dan meminta saya meletakanmakanannya di kantong tersebut.
> Dia mengatakan bahwa dia belum pernahmelihat makanan yang begitu enak, dia
> ingin membawa makanan tersebutuntuk anaknya, kami semua sangat kaget.
>
> Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa
> dimataseorang desa menjadi begitu berharga.
>
> Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya,
> denganterharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum
> kamibagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akankami
> berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolakpemberian
> kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakantidak menghendaki
> yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulustersebut benar-benar
> membuat saya terharu dan menjadi pelajaranberharga bagi saya.
>
> Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapisiapa
> menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, diayang terakhir
> berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintupesawat, sebelum keluar
> dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidakbisa saya lupakan seumur hidup
> saya, yaitu dia berlutut dan menyembahkami, mengucapkan terima kasih dengan
> bertubi-tubi, dia mengatakanbahwa kami semua adalah orang yang paling baik
> yang dijumpai, kami didesa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah
> meminum air yangbegitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian
> tidakmemandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik,saya
> tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian.Semoga Tuhan
> membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangisdia mengucapkan
> perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya danmenyuruh seseorang
> anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluardari lapangan terbang.
>
> Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpangsudah saya
> jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain,tetapi belum pernah
> menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanyamenjalankan tugas kami dengan
> rutin dan tidak ada keistimewaan yangkami berikan, hanya menyajikan minuman
> dan makanan, tetapi kakek tuayang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah
> kami mengucapkanterima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi
> kering danmenahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan
> tidakbersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan
> tersebutmembuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang
> sangatberharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang
> daripenampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang danmensyukuri
> apa yang kita dapat.
>
>
>  
>

Kirim email ke