MassyaAllah,
Menyentuh sekali kata-katanya ustadz ini ei. Semoga Ustadz mendapatkan calon 
istri yang ideal. Tapi, ngomong-ngomong, apa di milis ini so menyebar virus 
cinta, co urus kasana dulu moderator! so kurang te MY, ustadz di bogor, skarang 
torang pe kiayi di mesir yang kena. hahahaha
Sori Poli ustadz, jangan marah wa
 
Salam,
Dewi 

--- On Mon, 9/15/08, Mansur Martam <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Mansur Martam <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [GM2020] Surat Untuk Calon Istri
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Monday, September 15, 2008, 7:29 AM










Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Apa kabar calon istriku? Hope u well and do take care... Allah selalu bersama 
kita.

Calon Istriku...
Masihkah menungguku.. .? Hm... menunggu, menanti atau whateverlah yang sejenis 
dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu... hanya sedikit orang 
yang menganggapnya sebagai hal yang 'istimewa'.

Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa. Karena banyak manfaat yang bisa 
dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu. Membaca, menulis, diskusi ringan, 
atau hal lain yang bermanfaat.

Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan- Nya, melihat fenomena 
kehidupan di sekitar tempat menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang 
telah terlewati. Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan 
pikiran kosong. Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari 
'dunia lain' masuk ke jiwa.

Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu. Percayalah bahwa tak 
selamanya sendiri itu perih.

Ngejomblo itu nikmat, jenderal!

Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif. Mumpung waktu 
kita masih banyak luang. Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga. Jadi 
waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak. Karena permasalahan ummat saat 
ini pun makin banyak.

Karenanya wahai bidadari dunia...
Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang. Bukan ku tak ingin, bukan ku 
tak mau, bukan ku menunda. Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak 
dan kian rumit. Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena 
busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber. Belum lagi satu per 
satu kasus korupsi tingkat tinggi yang membuktikan bahwa negeri ini 'sarang 
tikus'.

Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini. Meski saat ini 
hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit. Namun seperti seorang ustadz 
pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan. Memberi 
di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik. Bahwa kita 
belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri.

Calon Istriku...
Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah.
Telah kubaca tulisanmu dan aku mengerti. Betapa merindunya dirimu akan hadirnya 
diriku di dalam hari-harimu.

Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu. Aku akan datang, tapi mungkin 
tidak sekarang. Karena jalan ini masih panjang. Banyak hal yang menghadang. 
Hatiku pun melagu dalam nada angan. Seolah sedetik tiada tersisakan. Resah hati 
tak mampu kuhindarkan. Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan. 
Karang asaku tiada 'kan terkikis dari panjang jalan perjuangan hanya karena 
sebuah kegelisahan. Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan. 
Keputusan besar untuk datang kepadamu.

Calon Istriku...
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu.
Percayalah padaNYA, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang 
pasti berakhir. Yakinlah saat itu pasti 'kan tiba.

Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu. Karena kecantikan hati 
dan iman yang dicari. Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan 
luarmu. Karena aura keimananlah yang utama. Itulah auramu yang memancarkan 
cahaya syurga. Merasuk dan menembus relung jiwa.

Wahai perhiasan terindah...
Hidupmu jangan kau pertaruhkan. Hanya karena kau lelah menunggu.
Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam 
sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun 
berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.

Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil. Kita tak akan pernah bisa mendapatkan 
semua yang kita inginkan dalam hidup. Pasrahkan inginmu sedalam kalbu pada 
tahajjud malammu. Bariskan harapmu sepenuh rindumu pada istikharah di shalat 
malammu. Pulanglah padaNYA, ke dalam pelukanNYA. Jika memang kau tak sempat 
bertemu diriku, sungguh itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci. Dan kau 
terpilih menjadi ainul mardhiyah di jannahNYA.

Calon Istriku...
Skenario Allah adalah skenario terbaik. Dan itu pula yang telah Ia skenariokan 
untuk kita. Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang merenda hari 
esok seperti yang kita harapkan nantinya. Untuk membangun kembali peradaban 
ideal seperti cita kita.

Calon istriku...
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah 'kan menjelang jua. Saat kita 
akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan. Apa kabarkah kau disana? Lelahkah 
kau menungguku berkelana, lelahkah menungguku kau disana? Bisa bertahankah kau 
disana, tetap bertahanlah kau disana. Aku akan segera datang, sambutlah dengan 
senyum manismu. Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah 
gaun indah itu. Masih banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita 
nanti...

Calon istriku...
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir. Hatiku terasa kelu 
dengan derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang. 
Cinta membuat hati terasa terpotong-potong. Jika di sana ada bintang yang 
menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang. Bila memang kau 
pilihkan aku tunggu sampai aku datang.

Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat. Dan mendo'akanmu agar kau 
selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya. Aku tak pernah 
berharap kau 'kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini. Hanya dengan 
rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup. Maka hanya dengan mengikuti 
jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini. Mungkin kau tak pernah sadar 
betapa mudahnya kau 'tuk dikagumi. Akulah orang yang 'kan selalu mengagumi, 
mengawasimu, mmenjagamu dan mencintaimu.

Calon Istriku...
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu, hanya bisa merindukanmu. Dan tetaplah 
berharap, terus berharap. Berharap aku 'kan segera datang. Jangan pernah 
berhenti berharap. Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup.

Bila kau jadi istriku kelak, jangan pernah berhenti memilikiku dan mencintaiku 
hingga ujung waktu. Tunjukkan padaku kau 'kan selalu mencintaiku. Hanya engkau 
yang aku harap. Telah lama kuharap hadirmu di sini. Meski sulit harus 
kudapatkan. Jika tidak kudapat di dunia, 'kan kukejar sang ainul mardhiyah yang 
menanti di syurga.

Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat, aku takut mungkin diriku 
terlalu liar bagimu. Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku, 
pelarian perasaanku dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku. Waktu pun terus 
berlalu dan aku kian mengerti apa yang akan ku hadapi dan apa yang harus kucari 
dalam hidup.

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini untuk dirimu yang selalu bijaksana. Aku 
goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona. Memahamiku 
dan mencintaiku apa adanya. Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku. Semoga...

Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu
Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu
Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti
Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati
Begitu indah kau tercipta bagi Adam
Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa
Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki
Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki
......

Ya Allah... ringankanlah, kerinduan yang mendera. Kupanjatkan sepotong doa 
setiap waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku.
Ya Allah... ampuni segala kesilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami. 
Beri kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti 
sunnah RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung 
yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan.

Wassalamu'alaikum.

Sumber: http://rajasidi. multiply. com/journal/ item/1711



Dapatkan alamat Email baru Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
 














      

Kirim email ke