Hahahahaha! Pak MY, jadi orang jujur itu memang beresiko ;) tapi jadi 'antek-antek' kumaha juragan wae, iiiiiiiiiiihhhh!!! Na'udzubillah!
MAJU TERUS PANTANG MUNDUR! KATAKAN KEBENARAN ITU WALAUPUN PAHIT! ini kata2 RASULULLAH SAW loh! --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, my <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > pak Sofyan, selama saya tahu di UNG tidak miir entang itu bagaimana bisa dia di senangi oleh pimpina terus di kasih jabatan bukan pikir buat blok urusan segala. Dulu Om hengk minta hasil tulisan doktor di UNG tapi mungkin skrang sudah dapat. diITB ada namanya hiskia achmad dia tidak doktor tetapi kemmapuan menulisnya setara doktor cuman mungkin kalah bersaing dengan doktor dan master di UNG. arena asaya tahu persis kemampuan para doktor di UNG hebat2 mereka kalau punya gelar itu pasti akan jadi pejabat, tahun 2001 saya sudah menyatakan pada harian gorontalo kepada wartawan Cahya sumirat dan dimuat dalam harian itu, bukan dosen kalau tidak masuk laboratorium alias meneliti. tetapi tak juga di dengar malah kalau di UNG akan berpikir ahhh cuman Muhammad Yusuf yang bicara tak usah di dengar. .... stelah saya renungkan malah tambah tidak ada nilai apa2... lihat > > pengangkatan dosen sekrang hrus linier ... atauran dikti apakah memang benar mau dikembangkan di UNG??? saya pesimis karena paling2 mereka sudah ada orang masing2saya berprasangka negatif karena pengalama masa lalu waaktu saya mau jadi dosen ada pejabat UNG minta uang waktu itu tetapi itu cerita lama cuman saya dengan Pak Zainal Koemadji tiak mau demikian. > > S1 Hukum S2 Hukum S3 Hukum terus bagaimana kalau dosen yang sudah jadi dosen S1 Pendidikan S2 M.Si terus S3 juga lain ... itulah saya belum tahu aturan dikti termasuk apa perjuangan dirjen dikti yang baru karena di daerah itu masih harus taat pad kesenioran ... > > sceara jujur saya lihat di UNg masih ada dosen yang tidk tahu kirim email ... mungkin ini mr tepandu masih ingat kisahnya. >