Nice posting Pak Herwin... Thx

--- On Fri, 9/26/08, Herwin Mopangga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Herwin Mopangga <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [GM2020] Mari Mengevaluasi Ramadhan Kita
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Friday, September 26, 2008, 7:55 AM










Teman-teman milis YTH :

Sebelum kita tiba pada bulan Syawal, saling bermaaf-maafan dan merayakan hari 
kemenangan, ada baiknya kita tetap bersemangat melaksanakan amalan sembari 
mengevaluasi tentang lebih dan kurangnya, baik dan buruknya amalan kita di 
Ramadhan tahun ini.

Secara umum indikatornya ada dua;
Pertama; tumbuhnya sifat SABAR.
Sabar terbagi atas, i) bersabar menerima cobaan dan musibah dari Allah dan ii) 
bersabar menjauhi segala larangan Allah. Orang yang bersabar menerima cobaan 
dan musibah dari Allah disebut Qona'ah. Mereka merasakan bahwa setiap ni'mat 
dan karunia yang diberikan Allah kepadanya merupakan beban yang harus 
dibalasnya. Dalam arti jika Allah memberikan cobaan dan musibah baginya, dia 
merasa senang karena kewajibannya kepada Allah berkurang. Contohnya, manakala 
diberi rezeki materi yang berlimpah, dia wajib berzakat dan sedekah dalam 
jumlah banyak. Jika dia ditimpa musibah berupa kehilangan harta benda dsb, maka 
kewajiban berzakat, sedekah dll berkurang. Manakala diberi kesehatan yang 
prima, kewajiban shalat fardhu ditambah dengan Sunat Rawatib. Bila mereka jatuh 
sakit yang amat berat, merekapun rela menerima karena kewajiban shalat 
fardhunya bisa dijamak. Intinya, mereka ridha dan senang menerima cobaan dan 
musibah dari Allah.
Sabar meninggalkan segala larangan Allah. Orang dalam kategori ini cenderung 
sangat berhati-hati, karena merasa bahwa segala apa yang berlaku atas dirinya 
senantiasa diawasi oleh Allah Azza Wajallah. Orang ini disebut Wara'. Mereka 
meyakini baik buruknya perbuatan mereka jauh lebih kecil dibanding apa yang 
akan dibalas Allah diakhirat kelak. Kebaikan kecil yang mereka lakukan, 
diyakini akan dibalas dengan keni'matan dan kebahagiaan akhirat yang tiada 
tara. Sebaliknya keburukan dan kemaksiatan yang mereka perbuat, akan dibalas 
dengan ganjaran hukuman yang teramat pedih.

Kedua, berempati dan tumbuhnya kasih sayang kepada sesama.
Melalui puasa kita menahan makan, minum dan syahwat. Mengendalikan hawa nafsu 
dengan puasa akan melembutkan (melunakkan hati). Hati yang lembut mudah 
menerima Hidayah. Sebaliknya hati yang keras cenderung mencintai dunia dan 
takut mati.
Orang yang memiliki sifat empati dan kasih sayang kepada sesama akan muncul 
sifat zuhud. Apa itu zuhud?
Sifat orang yang mencintai dunia, tetapi mereka jauh lebih mencintai 
akhiratnya. Jika semua kesenangan dunianya diminta untuk ditukarkan dengan 
kebahagiaan akhiratnya, maka mereka bersedia tanpa berpikir panjang. Sayidina 
Ustman bin Affan bersedia membeli sumur yang dikuasai orang kafir yang akan 
dijual dengan harga yang sangat mahal. Disaat umat Islam dilanda krisis, 
Sayidina Umar mewakafkan sebagian hartanya. Bahkan Sayidina Abubakar 
Siddiq_yang dikenal cukup berharta_mewakafkan seluruh hartanya. Para Sahabat 
heran dan bertanya, bila semua telah kau sumbangkan, dengan apa lagi kamu 
memenuhi kebutuhan hidupmu? Sayidina Abubakar menjawab, Allah dan RasulNYA 
telah cukup bagiku. Subhanallah.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengevaluasi lagi niat dan amalan yang 
sudah kita kerjakan. Apakah sudah sesuai dengan kemauan Allah dan RasulNYA. 
Apakah ibadah puasa telah memberi dampak positif pada munculnya SIfat Sabar 
(Qana'ah dan Wara') serta sifat empati dan mengasihi sesama, ataukah belum ???

Akhirnya, semoga kita tergolong orang-orang yang mampu memanfaatkan berbagai 
kesempatan emas Ramadhan kali ini untuk mencapai insan yang Muttaqien. Amin Yaa 
Rabbal Alamin.

Wassalam

HM



Dapatkan alamat Email baru Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
 














      

Kirim email ke