enak-enak dibaca, seperti kalu masuk restoran orang Gtlo di Makassar yang
bernama :ENAK-ENAK. 
Wass.OH

  _____  

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Hartati Nurwijaya
Sent: Friday, October 03, 2008 2:56 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
Subject: [SaudagarMinang] Lebaran di Yunani Menyusuri Mesjid Peninggalan
Sultan Ottoman







If the laws of government are not combined with the principles of wisdom,
and the bonds of force not combined with the laws of truth, they will not be
fruitful among the mass of the people.
 

~ Beddiuzzaman Said Nursi 1878-1960, Turkish Islamic Thinker  




Jelang Lebaran,  Senin 29 September 2008 saya sibuk menelepon beberapa
kantor Dubes asing yang berasal dari Timur Tengah dan Africa. Saya ingin
kepastian kapan diadakan Sholat Ied berjamaah. Sebab anak-anak harus minta
izin libur dari  rsekolah jika besok lebaran. Jawaban yang saya terima,
"Kami menunggu, tampaknya bulan Syawal muncul nanti malam. Kami tidak bisa
memastikan kapan Ied Mubarak," jawab seorang diplomat dari Mesir dan Syria 


.

Berbeda dengan negara Timur Tengah. Ketika saya menelpon Kedubes Turki di
Athena. Jawaban pasti saya terima, "Besok Selasa bayram Ied Fitr." 




Saya masih kurang sreg, maklum gaya mantan peneliti masih melekat. Harus
terima data valid. Saya kembali menghubungi Mufti atau Imam mesjid di daerah
Utara Yunani. Imam dari Komotini saya tanya mengenai kapan jatuhnya 1 Syawal
tahun ini. Kembali ditegaskan bahwa besok jam 8.30 pagi akan diadakan Shalat
Ied di Komotini, Xanthi dan Turki. 

Dari website IOL saya mendapat kabar bahwa masyarakat muslim di Macedonia,
Serbia, Slovenia, Kosovo, Bulgaria,  Turki dan Libya merayakan Idul Fitri
hari Selasa besok.
Sedangkan European Council for Fatwa mengumumkan 1 Syawal jatuh pada hari
Rabu.





Senin malam saya mendapat telepon dari istri ketua Islamic Center di Athena.
Anna Stamou orang Yunani asli, sebab kakek nenek dan seluruh keluarganya
keturunan asli Yunani. Nama keluarga Stamou merupakan nama Yunani yang
sangat banyak keturunannya. Sama halnya dengan Papadopulous, yang saya kira
hanya ada satu pemilik nama ini. Sebab saya melihat banyak biscuit di Yunani
dijual berasal dari pabrik Papadopulous. Sehingga ketika ada seseorang
bernama keluarga tersebut, saya kira dia pemilik pabrik biskuitnya.
Ternyata nama keluarga dimiliki oleh ribuan orang Yunani dengan nama yang
sama. 



Anna Stamou jika dilihat selintas mirip orang Arab. Kenyataan jika wanita
Yunani memakai kerudung dan berbaju jubah mereka mirip orang Arab. Suaminya
Naim Al Ghandour adalah seorang saudagar tekstil dan berasal dari Mesir. 



"Tati tie kanis?" terdengar suara Anna diseberang telepon setelah
mengucapkan salam. 


"Alhamdulillah Anna, ola kala," jawab saya. 


"Tati alhamdulillah avrio Idul Fitr. Kita akan melaksanakan Sholat Ied di
bekas pacuan kuda. Di daerah Siggrou, rumah sakit Nasio belok kanan,"
demikian penjelasan Anna yang usianya sama dengan suami saya. Anna masih
tampak muda di usianya 38 tahun. 


Saya biasanya berbahasa Inggris dengannya namun kali ini dia tidak membalas
bahasa Inggris saya. Dia tetap berbahasa Yunani. 



Mesjid satu-satunya yang ada di Athena merupakan pusat kebudayaan Arab dan
Yunani. Mesjid tersebut dibangun tahun lalu dibekas pabrik oleh para
pendatang Arab dengan bantuan dana dari Saudi Arabia. Mesjid ini tidak dapat
menampung 5000 pendatang dari Timur Tengah dan Asia. 



Walau pun sebelumnya pembangunan mesjid direncanakan di daerah Spata yang
dekat dengan bandara internasional El Benizelos. Pembangunan mesjid ini
ditentang banyak orang Yunani. Sehingga tidak ada izin pembangunannya. 



Sedangkan mesjid yang dibangun oleh Sultan Ottoman di tahun 1834. Terletak
di jantung kota Athena. Di bawah Acropolis. Mesjid ini pun tidak dizinkan
dibuka. Melainkan dialih fungsikan menjadi musim keramik. Bagi setiap turis
yang masuk membayar tiket 3 euro. 




Setelah Senin malam itu saya mendapat kabar kepastian 1 Syawal 1429 di
Yunani. Saya langsung menelpon ke rumah Pak Iwan, staff dari KBRI. Saya
sampaikan bahwa Idul Fitri di Yunani jatuh hari Selasa, sesuai keputusan
Islamic Center di Athena. 



Ada sejumlah  5000 orang imigran muslim di wilayah propinsi Attikis.
Biasanya tiap tahun memadati stadion Olimpiade untuk melakukan Shalat Ied.
Namun tahun ini lokasi pindah. 



Selasa pagi saya jagakan anak-anak diwaktu subuh. Bahkan si bungsu yang
berusia 3 tahun dijagakan walau pun terasa berat sebab tidurnya sangat
nyenyak. Waktu Subuh di Yunani mulai jam 5.57 hingga 7.23 pagi. Sebab
diakhir Oktober dimulainya musim dingin jam akan dimundurkan  satu jam. 



Berangkat ke Athena  kami semua semangat sekali. Anak-anak terlebih semangat
sebab mereka senang jika diajak ke Athena yang ramai. Maklum Megara sebuah
kota kecil yang sepi. Megara merupakan daerah perkebunan zaitun dan kacang
pistachio serta peternakan telur ayam. Saya membeli telur untuk membuat kue
lebaran langsung dari peternakannya.Selain harganya lebih murah dan telurnya
lebih segar. Dibanding telur yang dijual di Supermarket. 



Anak-anak saya sudah tahu jika diajak Sholat Ied mereka senang. Terlebih
mereka akan bertemu banyak anak-anak muslim lainnya. Juga ada hadiah lebaran
bagi anak-anak yang diberikan oleh perkumpulan orang Arab di Yunani. 



Suami saya walu pun orang Yunani asli namun dia tidak tahu lokasi letak
pastinya bekas pacuan kuda. Sebab daerah Athena belum cukup dikenalnya.
Disebabkan sejak kecil dia dibesarkan di Amerika. Dan ketika lulus sekolah
langsung kerja di berbagai negara. Ada kemiripannya dengan orang Minang yang
senang merantau. 



Akibatnya kami harus banyak bertanya sana sini mengenai lokasi Sholat Ied.
Tidak seperti tahun sebelumnya lokasi sholat Ied Adha maupun Sholat Ied Fitr
selalu dilaksanakan  di stadion Olimpic yang megah. Dengan sewa per jam
sekitar 3000 euro. Lokasi bekas pacuan kuda ternyata adalah tempat parkir
mobil para pekerja. Banyak gedung perkantoran selain rumah sakit besar di
daerah itu. Tempatnya sangat terbuka. Hampir mirip parkiran timur Senayan di
Jakarta. Namun pacuan kuda ini terlihat tidak seindah parkiran di  Senayan. 



Syeikh Muhammad Herzollah asal Palestina yang didatangkan dari Mesir
bertindak sebagai imam dan khatib Sholat Ied. Tampak ibu-ibu orang Arab
membawa bayi dengan kereta dorong. Banyak juga remaja wanita hadir. Namun
selalu setiap tahun jemaah Sholat Ied lebih banyak kaum prianya. Kutbah
berbahasa Arab saya kurang paham artinya. 




Tatap muka selepas Shalat Ied diantara para imigran. Di Yunani dan negara
Eropa lainnya hari besar agama Islam tidak ada libur. 




Hari ketiga Lebaran, kami sekeluarga wisata ke Nafplio. Nafplio adalah ibu
kota pertama Yunani di zaman kuno. Kota ini banyak peninggalan sejarahnya.
Sama halnya dengan sejarah panjang Nafplio sejak zaman kuno hingga modern. 



Walau pun saya pernah ke Nafplio sebelumnya. Namun baru tahun ini dapat
melihat dari dekat mesjid peninggalan Turki.  Mesjidnya masih tampak kokoh
terletak ditengah lapangan yang disebut Platia Syndagma (lapangan
konstitusi). Walau pun disekelilingnya sudah dibangun toko-toko. Bahkan
mesjid diubah fungsinya menjadi teater. Melihat kedalam mesjid, sudah hilang
kesan bahwa bangunan tersebut tempat Sholat. Interior dalam mesjid diubah.
Dibangun banyak ruangan bersekat, seperti kamar-kamar. Bagian depan mesjid
yang berupa pilar-pilar ditutup dengan semen. 



Sedangkan dibagian belakang mesjid masih dipelihara bekas tempat wudhu.
Nampak diatas tempat air mengalir ada doa sebelum berwudhu dalam kaligrafi
Islam. Kaligrafi yang dibuat diatas batu marmer alam. Bahkan tempat diatas
keran juga ada tulisan Arab seperti tampak pada gambar. 



Dua orang turis yang sedang memperhatikan tempat wudhu saya ajak bicara.
Saya jelaskan bahwa situs bersejarah ini adalah bagian dari mesjid. Dan
kaligrafi diatas keran adalah doa berwudhu. Turis itu lalau mengucapkan  "
Happy Ied Mubarak!" Saya kaget dan bertanya apa agamanya.  Ternyata kedua
turis asal Jerman itu walaupun kulit putih ternyata beragama Islam juga.
Kami sempat berbincang sejenak di epan situs mesjid yang sudah alih fungsi
tersebut. 



Ada perasaan sendu ketika jelang maghrib kami sekeluarga kembali ke Megara.
Bayangan dimata saya masa lampau  mesjid itu digunakan untuk beribadah. Dan
air jernih mengalir dari situs bersejarah untuk berwudhu ummat Islam. 



Megara, 4 Syawal 1429 H 




Gambar-gambar mesjid silahkan jenguk di blog 


http://sumatra- <http://sumatra-bali-hartatinurwijaya.blogspot.com>
bali-hartatinurwijaya.blogspot.com 





Tie kanis= apa kabar
Ola kala =semua baik

Hartati Nurwijaya in Megara - Greece



http://resep- <http://resep-mediterania.blogspot.com/>
mediterania.blogspot.com/


 

Reply via email to